Bab 29

4.1K 523 104
                                    

29. I'll never let you go.

Jane memperhatikan Darcy yang tengah memeriksa keadaannya, Jane paham bahwa semakin hari keadaannya semakin memburuk dan ia mungkin tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi.

"I.. I might not survive this." Ucap Jane susah payah, ia mulai kesulitan bicara dan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya cenderung terdengar aneh dan tidak jelas, "There is no cure, dan aku sudah memutuskan untuk memilih bayi ini dibandingkan menjalankan eksperimen yang tidak pasti."

Dalton yang mendengar perkataan Jane itu menyela ucapan Jane, "You'll survive, kau akan baik-baik saja, kau tidak akan mati, aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

Jane berdecih, janji yang keluar dari mulut Dalton tidak pernah benar-benar Dalton tepati, Dalton bilang dulu ia tidak akan pergi ke Rusia, tapi nyatanya Dalton pergi tanpa sepatah kata pun, Dalton bilang Dalton akan mengembalikan hidup Jane seperti dulu, akan membuat Jane bisa melihat kembali, tapi nyatanya pengelihatan Jane memang kembali tapi ia kehilangan indranya yang lain.

Pada akhirnya setiap kali Jane berurusan dengan Dalton yang Jane terima hanyalah kerugian besar, kerugian yang bahkan tak bisa diperbaiki oleh uang dan sekedar permintaan maaf.

"Stop membohongi dirimu sendiri, baik kau, aku, dan semua orang yang berada di ruangan ini tahu kalau itu hal mustahil."

Rahang Dalton mengeras, "Kesempatanmu untuk kembali seperti sedia kala itu lebih besar seandainya kau tidak keras kepala untuk mempertahankannya."

"Dan jadi kelinci percobaanmu seperti yang kau lakukan pada manusia malang yang semua mayatnya kau perintahkan untuk Sebastian buang? Aku tidak mau tubuhku dijadikan eksperimen olehmu untuk menemukan antidote dari obat sialan yang kau ciptakan karena keserakahan dan keegoisanmu sendiri." Tukas Jane susah payah, nafas Jane lebih pendek pendek dari biasanya, pertanda bukan hanya kesulitan bicara tapi ia semakin kesulitan bernafas, namun Jane belum selesai.

"You ruined my dream, my family, my life, and now you shattered it all even more into pieces, dan sekeras apapun kau mencoba kau tidak akan bisa menyatukan semuanya kembali seperti sedia kala, mengenalmu akan selalu jadi penyesalan terbesar dalam hidupku."

Dalton terdiam melihat hal itu, tangannya terkepal bukan karena marah pada Jane yang lagi-lagi mengingatkannya pada kesalahannya, pada kenyataan bahwa ini semua terjadi karena kesalahannya, ketamakannya, tapi Dalton terdiam karena tidak tahan melihat keadaan Jane yang semakin membuat perasaan aneh di dadanya semakin memburuk.

***

Dalton merasa tenggorokannya seperti tercekat saat memperhatikan tubuh lunglai Jane yang terpasang begitu banyak alat itu terbaring di meja operasi, Darcy dan seorang dokter bedah lainnya tengah berusaha mengeluarkan bayi dalam perut Jane lebih awal karena kondisi Jane yang tidak memungkinkan untuk terus mengandung.

Jane sudah kesulitan bernafas, kesulitan untuk menarik oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida yang seharusnya hal yang mudah, kesulitan bernafas tersebut membuat Jane sulit untuk tetap sadar, waktu tidur Jane jadi lebih lama dari biasanya.

Darcy menjelaskan pada Dalton bahwa semakin hari Jane akan semakin sulit bertahan untuk bangun, dan sangat besar kemungkinan Jane akan kehilangan nyawanya saat tengah tertidur.

Itu yang membuat Darcy memutuskan bahwa mereka harus cepat mengeluarkan bayi dalam kandungan Jane meski usia kandungan Jane belum siap untuk melahirkan, karena kesulitan bernafas Jane pun berdampak pada bayi di janinnya yang kesulitan mendapatkan pasokan oksigen.

Bukan hanya Jane, bayi dalam kandungan Jane pun bisa mati sia-sia jika mereka tidak mengeluarkannya dari kandungan Jane.

Dalton dengan pakaian medis berada di ruang operasi saat Darcy dan seorang dokter bedah membedah perut Jane dengan hati-hati, mengeluarkan bayi yang usianya baru 6 bulan.

Proses memakan waktu yang tidak sebentar, dan bayi kecil tersebut yang seharusnya menghabiskan waktu lebih lama di dalam perut sang Ibu berhasil dikeluarkan, bayi kecil merah yang bahkan ukurannya hanya sebesar dari dua telapak tangan Darcy disatukan.

***

"Kau tidak ingin melihat anakmu?" Tanya Darcy pada Dalton yang tak meninggalkan sisi Jane sejak Jane selesai melewati proses sesar, sebulan yang lalu.

"It's not working, kita sudah mengeluarkan bayinya, kita sudah memberikan obat untuk memperlambat efek sampingnya tapi tidak berguna, dia tetap semakin memburuk dalam waktu cepat." Dalton tidak menjawab pertanyaan Darcy, Dalton justru bicara soal keadaan Jane.

"Dia semakin kehilangan kemampuan bernafas, kita sudah melakukan prosedur tracheotomy untuk membantunya bernafas menggunakan ventilator, tapi sekarang dia justru kehilangan kesadarannya, dia masih bernafas tapi aku tidak tahu dia masih bisa dikategorikan hidup atau tidak." Gumam Dalton lagi seraya berjalan gelisah di samping ranjang Jane terbaring.

Mata Dalton memerah, kantung matanya semakin parah, Dalton mendorong troli berisi obat-obatan yang ia bawa dari labnya dan ia injeksikan pada Jane hingga jatuh ke lantai, tidak ada yang berguna.

Tidak ada satu pun yang berhasil untuk membuat Jane kembali seperti dulu lagi.

Darcy menatap kasihan ke arah Dalton yang melempar semua isi troli obat dari lab-nya karena usaha Dalton yang lagi-lagi tak membuahkan hasil seperti yang Dalton diinginkan.

"Kau tidak bisa berperan sebagai Tuhan Dalton, kau tidak bisa menciptakan obat yang bisa membuat saraf, otot, dan semua organ Jane yang rusak sehat kembali, kau mungkin bisa sedikit memperlambatnya, tapi tidak dengan membuatnya sebaik sebelumnya, kau bukan Tuhan." Ucap Darcy pada Dalton yang jatuh terduduk di sudut ruangan, punggungnya bersandar pada dinding.

Dalton duduk menekuk kakinya, sikunya bertumpu pada lututnya sementara tangannya meremas kuat rambutnya yang entah kapan terakhir kali ia bersihkan atau bahkan ia sisir rapi, sangat berkebalikan dengan Dalton yang selama ini Darcy kenal.

"Aku tidak bisa kehilangannya, aku bisa gila." Gumam Dalton pelan pada dirinya sendiri namun Darcy dapat mendengarnya.

Darcy menghembuskan nafas berat, ia memilih untuk meninggalkan Dalton sendirian, Darcy pun perlu mengecek keadaan putra Dalton dan Jane yang lahir secara premature karena keadaan Ibunya.

Dalton berdiri dari posisinya yang terduduk di lantai, Dalton berjalan ke arah Jane dan berdiri menatap Jane yang terbaring tak sadarkan diri.

Rahang Dalton mengeras dan ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Tidak peduli sehancur apa tubuhmu, kau tidak bisa bergerak atau bahkan hanya mampu bernafas dengan alat bantu, aku tidak akan pernah melepasmu."

Sisa satu bab lagi.

[3A] SHATTERED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang