Bab 26

3.4K 374 41
                                    

26. The Past

Dua orang remaja laki-laki berjalan menghampiri kerumunan siswa yang tengah memperhatikan papan bulletin boards, di mana nilai-nilai peringkat setiap siswa telah di pajang.

"Bisa kalian minggir sedikit, kami juga ingin melihat." Orion, laki-laki remaja dengan rambut hitam sedikit ikal itu bicara pada kerumunan siswa dan siswi, membuat mereka semua memberikan ruang untuknya dan sahabatnya untuk melihat papan bulletin lebih jelas.

Pupil Orion bergerak-gerak mencari namanya dan sudut bibirnya terangkat ketika menemukan namanya berada di urutan ke-5, naik satu peringkat, terakhir ia menduduki peringkat ke-6.

"Aku naik satu peringkat, aku sudah berada di peringkat ke lima sekarang, sebaiknya kau berhati-hati, empat lagi maka aku akan menyingkirkanmu dari singgasanamu di nomor sat-" Orion tidak menyelesaikan perkataannya lantaran di peringkat satu alih-alih nama sahabatnya yang tertera, Orion justru melihat nama orang lain.

Jane Austyn.

Bukan Dalton Ludovic Konstantine, nama sahabatnya itu justru tertulis di urutan ke dua.

Pupil mata Orion bergerak ke sudut matanya, melirik sahabatnya itu melalui ekor matanya. "Someone took your place, you're not the number one anymore."

Namun Dalton tak merespon, pandangannya tetap tertuju pada papan bulletin, tepatnya pada nama yang menggantikan posisinya selama empat semester berturut-turut sejak Dalton dan Orion masuk ke sekolah ini.

"Who is she? Aku tidak pernah mengenal nama itu." Gumam Dalton yang dapat Orion dengar meski suara Dalton pelan.

"Itu dia." Orion menunjuk ke arah seorang gadis dengan seragam sekolah yang serupa dengan mereka, yang berjalan ke arah mereka untuk melihat papan bulletin.

Gadis tersebut berdiri di samping kanan Dalton, mendongak menatap papan bulletin dengan senyum lebarnya, sejenak Dalton terdiam memandangi wajah gadis tersebut dari samping, memperhatikan hidung mancungnya, matanya yang berwarna kehijauan, bulu matanya hang lentik, dan bibirnya yang berkilau dilapisi lipbalm.

Dalton terus memperhatikan gadis tersebut, menunggu gadis itu menoleh ke arahnya dan menatap matanya, namun gadis tersebut justru melenggang pergi tanpa melirik ke arah Dalton sedikit pun.

Satu alis Dalton terangkat, pupilnya bergerak mengikuti langkah gadis itu yang menjauh darinya sampai Dalton merasakan Orion menyenggol lengan Dalton secara sengaja.

"Tidak perlu sampai melihatnya seperti itu hanya karena dia merebut posisimu, kau bisa mengklaim posisimu kembali semester depan."

Dalton tak membalas perkataan Orion, pandangannya tetap tertuju kepada gadis bernama Jane Austyn itu yang berjalan semakin menjauh darinya, pandangan Dalton tertuju pada rambut ikalnya dari belakang, pinggangnya yang kecil, dan roknya yang lebih panjang dibandingkan rok siswi-siswi lain di sekolah ini, rok Jane lebih panjang hingga melewati lututnya.

***

Dalton berlutut menghadap dinding, bertelanjang dada dan mengatupkan bibirnya rapat-rapat, tak membiarkan satu suara pun lolos dari bibirnya saat ikat pinggang Ayahnya menghantam punggungnya untuk yang kesekian kalinya.

Wajahnya sudah menjadi korban sebelumnya, pipinya telah memar karena tinju Ayahnya sesaat Dalton memasuki ruang kerja Ayahnya.

"Kau benar-benar memalukan, kau kalah satu poin dari seorang perempuan?" Ayah Dalton mendorong rambutnya yang sedikit berantakan karena mencambuk punggung putranya itu ke belakang.

"Kau itu putraku tapi kau tidak memiliki apapun yang menunjukkan kalau kau itu berasal dariku selain fisikmu, kau bodoh, setiap apapun yang kau lakukan selalu salah, dan apapun yang kau sentuh selalu hancur, termasuk Ibumu sendiri."

[3A] SHATTERED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang