24. Divorce
Jane telah melewati serangkaian tes yang melelahkan, Jane telah melihat bagaimana Dalton dan Darcy membawa setiap pengkonsumsi GOT-23 yang masih hidup untuk membandingkannya dengan Jane.
Jane menatap miris ke arah wanita yang sedang duduk di hadapan Dalton dan Darcy, tengah diberikan pertanyaan soal kapan wanita itu diberikan GOT-23, apakah mengalami gejala sesuatu atau tidak. Wanita itu adalah wanita yang kesekian yang Dalton dan Darcy tanyakan dan jawaban mereka selalu sama.
Semua subject test Dalton telah tewas, yang mengkonsumsi GOT-23 lebih dari 3 kali mengalami gejala yang sama seperti Jane, mereka mulai kehilangan kemampuan motorik mereka perlahan-lahan, kehilangan masa otot, kehilangan berat badan, kehilangan kemampuan untuk menelan, dan pada akhirnya kehilangan kemampuan untuk bernafas, tidak seperti subject test Dalton yang semuanya mati mendadak, yang mengkonsumsi GOT-23 sebanyak lebih dari 3 kali mengalami kematian yang perlahan-lahan dan menyiksa.
Sedangkan yang hanya sekali mengkonsumsi GOT-23 tidak merasakan gejala apa-apa.
Seharusnya Jane juga tak merasakan efek apa-apa Jane karena Jane hanya pernah mengkonsumsi obat tersebut sekali, namun efek Jane mengkonsumsi imunosupresan, kondisi Jane sekarang tak ada bedanya dengan yang telah mengkonsumsi GOT-23 sebanyak lebih dari 3 kali.
Jane bisa melihat ketakutan di mata orang-orang yang telah mengkonsumsi GOT-23, yang Dalton bawa kemari untuk ia tanyakan soal gejala yang mereka alami.
Mereka takut mati dan begitu pun Jane.
Jane tidak ingin mati sia-sia terlebih lagi karena obat bodoh sialan ciptaan Dalton.
Jane bangkit berdiri malas menyaksikan pertanyaan yang sama yang Dalton tanyakan pada korban-korban dari obat gila ciptaan Dalton itu, Jane memilih untuk pergi ke dapur, ia butuh segelas air dingin untuk mendinginkan kepalanya.
Namun belum sempat ujung gelas berisi air dingin yang hanya Jane isi setengahnya itu menempel pada bibir Jane, gelas itu sudah lebih dulu jatuh ke lantai menimbulkan suara keras yang tidak hanya membuat Jane terkejut namun juga pelayan yang kebetulan juga tengah berada di dapur.
"Astaga Nyonya Konstantine." Pelayan tersebut berlari menghampiri Jane, perlahan mendorong agar Jane menjauh dari pecahan gelas kaca tersebut. "Apa anda baik-baik saja Nyonya Konstantine?"
Jane tidak menjawab pertanyaan pelayan wanita tersebut, pandangan Jane terlalu terfokus pada tangannya yang kini bergetar hebat.
Itu hanya gelas ringan, bukan barbel yang beratnya berkilo-kilo yang biasa Jane angkat untuk melatih ototnya demi pertandingan di ring, hanya gelas ringan yang isinya saja tidak penuh, tapi tangan Jane tidak mampu mengangkat gelas tersebut.
Tidak mungkin secepat ini bukan? Tidak mungkin secepat ini Jane mulai kehilangan kemampuan motoriknya.
Jane tidak tahu siapa yang memanggil Dalton kemari atau Dalton datang sendiri karena mendengar suara pecahan gelas, tapi begitu Jane melihat wajah Dalton muncul, Jane tidak lagi bisa menahan amarahnya.
Jane melangkah menghampiri Dalton seraya mengepalkan tangannya kuat-kuat dan meninju wajah Dalton sesaat Dalton hendak membuka mulutnya bertanya apa yang terjadi.
Bugh!
Pukulan Jane keras, Jane ingin membuktikan bahwa tangannya masih baik-baik saja, gelas itu hanya licin, buktinya Jane bisa memukul Dalton hingga terhuyung ke belakang.
Dalton menyentuh pipinya yang baru saja Jane pukul, "Apa-apaan in—"
Jane kembali tak membiarkan Dalton bicara, sekali lagi Jane melayangkan tinjunya di tempat yang sama membuat Dalton jatuh ke belakang namun Jane tak mau berhenti, Jane menaiki tubuh Dalton, duduk di perut Dalton seraya memukul wajah Dalton berkali-kali.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3A] SHATTERED [END]
RomanceDalton Ludovic Konstantine bertemu kembali dengan cinta pertamanya semasa SMA yaitu Jane Austyn yang sekarang bekerja sebagai petinju dengan nama samaran Rabbit Punch. Dalton dibuat bingung namun juga terpesona untuk ke sekian kalinya oleh Jane saat...