Langkah kaki yang dibalut dengan sepatu boots coklat melangkah tergesa memasuki kantor polisi. Tidak perlu melakukan pengecekan agar sang empu bisa masuk kedalam ruangan divisi pencarian orang hilang. Pintu kaca yang menjadi sekat dibuka dengan cukup kuat sampai sampai penghuni ruangan menoleh serempak.
"Kasus Heranatha Winata Liam. Siapa yang memegangnya!" bentakkan keras itu membuat kelima orang detektif yang berada didalam sana tertunduk takut.
"Je-jendral..." salah satu dari mereka berdiri dari tempatnya. Menatap pria berusia paruh baya itu dengan berani meski takut masih setia menemani.
Pria yang dipanggil komandan itu masuk kedalam ruangan yang tidak begitu besar. Menutup pintu dengan sedikit dentuman.
"Satu bulan. Apa yang kalian lakukan sampai belum menemukan apapun!" Suara baritonnya menggelegar sampai menembus pintu yang tertutup rapat itu.
Pria berkisaran umur lima puluh tahun berseragam dengan bordiran nama Sam disebelah kiri menatap nyalang pada pria muda dihadapannya itu. Sam menghela nafas penuh berat, memijat pelipisnya yang terasa pening. Ia baru saja kembali dari tempat tugasnya di pedalaman, tepat setelah mendengar kabar bahwa Hera, putri mendiang teman seperjuangannya Benny, menghilang tanpa jejak satu bulan lalu. Gadis yang sering ia kunjungi saat kembali bertugas, demi memastikan Hera hidup dengan baik dan sehat. Gadis yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri, kini menghilang.
"Begini Pak..." Meski dengan rasa takut, pria muda bernama Chana itu mendekat. Memberikan laporan berisi investigasi yang dia lakukan bersama dengan timnya.
Sam mendelik melihat laporan yang disodorkan padanya. Dengan kasar ia mengambilnya dan membacanya. Raut serius itu tercetak jelas di kedua mata dan kening yang mengerut. Bola matanya bergerak dan pupil matanya membesar saat mendapat alur dari laporan itu.
"Kemungkinan penculikan?" Delikan matanya yang tajam menghunus Chana sampai membuat jantung pemuda itu berdebar.
"Benar, Pak." Chana menjawab lantang karena yakin dengan hasil dari segala investigasi yang telah ia dan timnya selidiki.
Dari ciri ciri dan jejak hilangnya Heranatha membuat mereka menarik kesimpulan bahwa ini adalah penculikan berencana. Dimulai dari matinya jaringan internet diarea komplek perumahan Hera selama tiga hari yang membuat para warga complain, hingga pada siang dihari penculikan Hera pegawai dari perusahaan internet tersebut datang untuk melihat masalahnya dan memperbaiki kabel sampai diputuskan untuk mengganti kabel serta tiang. Kejadian itu terekam jelas di cctv rumah tetangga Hera yang teletak tepat didekat pembongkaran tiang internet, sampai terjadinya sebuah insiden saat pemasangan tiang internet yang tidak sengaja merusak cctv itu. Kamera cctv yang pecah dan mati tepat saat dengan tidak sengaja tiang internet itu roboh kearah cctv yang dipasang diujung atap teras.
Kejadin itu sempat menuai pro dan kontra, sampai sampai Chana harus menonton ulang video cctv itu selama dua hari penuh untuk menemukan kejanggalan dari bukti satu satunya yang tersisa. Dan usahanya itu tidak mengkhianati hasil, ia berhasil menemukan kejanggalannya.
Pada saat pembongkaran tiang internet ada satu orang pegawai yang memang awalnya tidak mencolok, namun lama kelamaan terlihat berkontak mata dengan cctv beberapa kali sampai insiden itu terjadi. Hal itu membuatnya curiga, apalagi insiden itu terjadi pada saat tiang internet baru yang akan dipasang tiba tiba tergelincir setelah berpindah tangan kepada pegawai itu.
Chana membiarkan Sam melihat video cctv itu. Ia juga menjelaskan alur yang ia dapat pada atasan yang disegani itu. Sampai diadegan yang ditunggu tunggu, Sam menyipitkan katanya untuk fokus melihat oknum yany dicurigai oleh Chana itu.
"Perbesar," titahnya yang langsung dituruti.
Chana memperbesar cctv itu namun karena memang posisi cctv yang terlalu dekat sampai memotong sebagian kejadian membuat mereka terbatas melihat gerak gerik pria yang dicurigai itu. Namun hal itu tidak membuat Sam sulit untuk mengenali siapa orang yang ditunjuk oleh Chana sebagai dalang dari perusak cctv.
KAMU SEDANG MEMBACA
93 Days With You
Teen FictionSetelah kematian orangtuanya 4 tahun lalu karena kecelakaan, Hera mencoba untuk menjalankan hidupnya yang sekarang hanya sebatang kara. Hidupnya berjalan senormal mungkin selama 4 tahun, sampai disuatu malam yang tidak terduga seorang pria yang tida...