Bagian 2: •Lee Taeyong•

243 15 1
                                    


***

Happy reading

{South Korea 📍 Seoul}

-Korea Selatan, negara yang kini menjadi titik utama pertemuan antar organisasi besar para mafia, bukan hanya dari Asia, namun juga, Eropa, Afrika, Australia, dan Amerika.

Tahun ini adalah tahun dimana para mafia dari organisasi organisasi besar di seluruh benua berkumpul, bukan hanya organisasi mafia tapi juga Yakuza dan pembunuh bayaran yang tak memiliki organisasi sekalipun

Semua telah di persiapkan dengan matang, tahun ini yang menjadi tuan rumah acara adalah kubu dari daerah Incheon, yakni -Black'white

Black'white sendiri di pimpin oleh leader wanita yang bernama -Young Tiffany, Tiffany mendirikan Black'white sekitar 16-17 tahun lalu, saat itu nama Black'white tak seterkenal sekarang, banyak yang meragukan Black'white karena pemimpin mereka yang merupakan seorang wanita, cacian serta makian di dapat oleh Tiffany di awal awal berdirinya Black'white, namun syukrnya Tiffany mampu membungkam semua mulut busuk itu dengan kejayaan nya setelah 3,5 tahun Black'white berdiri.

Malam ini adalah puncak pertemuan antar klan, acara ini diadakan di club yang di bangun Tiffany 5 tahun lalu (Tf'Club) yang berlokasi di Jeju, awalnya pertemuan ini akan diadakan di Incheon, namun dengan diadakannya perundingan lagi dari pihak yang menentang, keputusan akhir jatuh ke Pulau Jeju yang bisa sekalian menjadi tempat berlibur para mafia dari negeri tetangga.

•{Jaeyong}•

-Lee Taeyong/Tiway Saat ini sedang berada di pusat perbelanjaan a.k.a mall untuk membeli beberapa pakaian baru, 3 jam lagi ia akan terbang ke Jeju untuk menghadiri pertemuan antar klan ini.

Nama Taeyong sangat populer di kalangan para Yakuza, mafia, juga pembunuh bayaran. Karena umurnya yang masih tergolong muda dan kemampuan nya yang bahkan bisa melebihi mafia mafia yang bahkan sudah berumur dan telah berlatih berpuluh puluh tahun lamanya.

Setelah selesai berbelanja Taeyong segera lekas menuju ke bandara bersama asisten pribadi nya yang akan ikut menemani nya untuk acara yang bahkan ia anggap aneh dak tak jelas, sesungguh Taeyong telah menolak banyak undangan.

Taeyong menjadi pembunuh bayaran semenjak ia berusia 15 tahun dan sekarang ia sudah berusia 25 tahun, berarti ia telah menolak 10 undangan pertemuan antar klan ini, baginya pertemuan ini pasti akan sangat membosankan karena rata rata para mafia sudah berumur, namun mendengar banyak mafia dengan umur yang tak jauh berbeda dengan nya, akhirnya ia menerima undangan dari Tiffany yang di kirim sekitar 1 bulan yang lalu.

"Lee!.. pesawat mu akan berangkat sekitar 1 jam lagi, bersiaplah di depan pintu gate." Ujar sang asisten yang jengah melihat tingkah Taeyong yang saking asiknya jajan sana sini hingga lupa sudah berapa yang ia makan, masalahanya adalah! Jika berat pria itu bertambah maka yang disalahkan adalah dirinya! Entah apa dosanya hingga bisa nyasar dan bekerja untuk Lee Taeyong yang sungguh keras kepala

"Tak bisakah kau sabar?!.. disini yang bos aku atau kau?! Lagipun kalau kita ketinggalan pesawat masih bisa pesan tiket baru! Kenapa kau mempersulit aku?!.."

sungguh inilah yang membuat Felix malas bekerja dengan seseorang seperti Lee Taeyong

"Astaga ya tuhan!..."

Felix hanya mampu berdoa pada tuhan agar tuan nya ini cepat menikah dan tak mempersulit nya lagi.

Akhirnya Felix mengalah dan memilih menunggu sang atasan yang masih sibuk memakan ice cream nya, Felix menemani Taeyong berkeliling bandara hingga akhirnya mereka tiba di gate yang tertera di tiket mereka, sekitar 15 menit lagi mereka akan masuk ke pesawat.

Mata tajam Felix mampu menangkap sosok yang tampak mencurigakan, ia menatap Taeyong yang sedang minum cola sembari menyenderkan tubuhnya di kursi tunggu.

"Lee, ad-" belum lagi Felix selesai dengan ucapannya, Taeyong langsung memotong

"Arah jam 3.30 right?.."

Felix terpenganga dengan kehebatan sang atasan yang dapat menebak apa yang ingin ia ucapkan, seingatnya Taeyong tak melirik kesana kesini tapi bagaimana pria itu bisa dengan mudah mengetahui ada musuh yang mengintai?.. memang patut dengan gelar nya sebagai Leader of shadows

Tanpa sadar beberapa menit berlalu dengan keheningan, suara dari speaker menyadarkan Felix yang tadinya masih shock, ketika ia sadar Taeyong sudah tak ada di kursi tunggu, pria manis itu sudah di lorong menuju pintu pesawat!.

"Atasan durhaka!.." Maki Felix yang kepalang kesal

•{Jaeyong}•

Tak terasa kini Taeyong dan Felix telah menginjakan kaki sepenuhnya di Pulau Jeju, setelah 1 jam lebih duduk di pesawat.

"Are you okey?..."

Felix menatap khawatir Taeyong yang terlihat kelelahan, pria manis itu memang memiliki riwayat asma sehingga Felix harus lebih ekstra hati-hati dan siaga agar tak terjadi hal yang tak di inginkan

"Hm.. langsung ke hotel aja." Ajak Taeyong yang terlihat sedikit lemas

Felix buru buru memesan taxi kemudian membantu Taeyong berdiri dan menuntun pria itu ke arah luar agar lebih mudah untuk menemukan taxi mana yang mereka pesan.

"Kau yakin baik baik saja?.. wajah mu agak pucat.." tanya Felix khawatir

Taeyong menggeleng lemah pertanda ia baik baik saja, Felix memilih untuk tetap diam sembari terus memperhatikan gerak gerik Taeyong.

Tak lama taxi yang Felix pesan tiba, dengan hati hati dan telaten Felix membantu Taeyong masuk ke dalam mobil, setelah memastikan penumpang yang ia bawa telah duduk dengan nyaman di belakang, supir pun mulai menjalankan mobil itu menuju ke tempat tujuan.

***

Tak berselang lama mereka akhirnya tiba di hotel, Felix membantu Taeyong yang terlihat sudah sangat pucat dan lemas untuk berjalan, ia juga di bantu oleh salah satu karyawan hotel yang melihat Felix sedikit kesusahan.

Kamar milik Felix dan Taeyong bersebrangan hingga mudah bagai Felix untuk memantau keadaan boss nya itu.
Dengan perlahan lahan Felix dan karyawan hotel membantu Taeyong untuk tidur di kasur.

Setelah memastikan bahwa Taeyong telah nyaman dan sudah aman Felix berbalik ke arah Felix,"Terimakasih sudah membantu saya, kamu boleh keluar" pegawai itu tersenyum hangat kemudian membungkuk pelan

"Jika ada kendala atau ada yang di butuhkan anda dapat menelfon ke receptionis, Saya permisi." Ujar sang pegawai kemudian pergi meninggalkan kamar Taeyong

Setelah pegawai itu pergi, Felix membuka koper milik Taeyong kemudian mengambil tas obat milik pria manis itu, ia mengeluarkan inhaler dan beberapa obat-obatan agar jika Taeyong butuh, pria itu tak susah payah harus membongkar koper dan tas obatnya.

"Obat, air, dan inhaler mu ada di nakas, jika butuh apa apa nelfon aku okey?.. aku ada di kamar depan, selamat istirahat." Setelah mendapat anggukan dari Taeyong Felix pun pergi meninggalkan kamar itu.

Taeyong menatap nanar keluar jendela, mata Hazel bulat itu tak lagi terlihat penuh binar seperti biasa, tatapan nya begitu senduh seolah mengisyaratkan sebuah kesedihan.

Tbc.

My Underworld Leader  (On going !) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang