Bab IX

1K 40 2
                                        

Di perjalanan salah satu dari cesar maupun cassie tak mengatakan apapun, cassie juga merasa bersalah karena tadi malah menghampiri cesar secara terburu-buru.

"Aku sungguh minta maaf cesar, kupikir-"

"Baiknya kita akhiri saja hubungan ini," potong cesar secara tiba-tiba membuat cassie terkejut.

Mobil menepi di pinggir jalan, dan kini cesar menatap cassie dengan keseriusan.

"A-apa?"

Saking terkejut nya, suara cassie jadi terbata-bata menjawab perkataan caser.

"Lebih baik jika kita akhiri saja hubungan ini cassie, aku tak ingin membuat mu ataupun amera terluka. Dan aku pun juga tak bisa memberi mu kepastian, kau tahu bahwa aku akan memilih amera, dan kau pun juga tahu keluarga ku pun menyukai nya," masih pelan cesar mengatakan nya, dia tak ingin lisan nya malah membuat cassie terluka. Karena dia tahu bahwa wanita sangat rapuh, bahkan tak bisa jika dibentak atapun di marahi.

Cassie terkekeh pelan,matanya sudah berkaca-kaca tapi ia tetap berusaha menahan nya. "Kau benar cesar, kita tak seharusnya bersama. Kau dan aku, kita berbeda dan aku pun setuju dengan apa yang kau katakan. Lebih baik begini saja."

Air matanya sudah tak tertahankan lagi, alhasil lolos begitu saja hingga membasahi kedua pipinya.

"Aku minta maaf," ujar cesar berinisiatif mengusap air mata cassie namun wanita itu sudah menepisnya terlebih dulu. Kemudian mengusap sendiri air matanya.

"Aku turun disini saja."

"Apa? Tapi ini masih jauh dari apartemen mu. Biarkan aku mengantarmu sampai-"

"Tidak perlu, aku bisa naik bus saja. Di depan sana ada halte."

Cesar merasa tak enak hati jika menurunkan cassie di tengah jalan. Bahkan langit sudah berwarna jingga, menunjukkan waktu yang sudah semakin malam. Tak baik jika dia menurunkan wanita disana, karena tindak kriminal bisa kapan saja beraksi.

"Bahaya jika aku menurunkan mu disini," tolak cesar namun dengan cepat cassie menggeleng.

"Cesar aku akan baik-baik saja."

Cesar menghela napas. "Biarkan aku memesan taksi untuk mu."

Baiklah wanita itu tak lagi protes, ia biarkan cesar memesankan taksi untuk dirinya. Hingga beberapa menit taksi itu sudah datang, segera tanpa basa-basi atau sepenggal katapun cassie segera menaiki taksi tersebut. Meninggalkan cesar di depan mobil nya.

Flasback on

"Mengapa kau membantu ku, jika kau tadi tak membantu ku kau sudah pasti-"

"Sudah lupakan itu cesar, kau sahabat ku. Aku tak ingin membiarkan mu dalam bahaya begitu saja," ucap seorang pemuda yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan selang pernapasan yang membantunya. Pemuda bernama elio itu mengalami kecelakaan parah.

"Tapi kau jadi begini karena aku, aku-"

"Cesar, ada yang ingin aku katakan padamu."
Pemuda itu menatap cesar dengan serius.

"Ada apa katakan lah?"

Cesar mencoba mendengar kan apa yang akan elio katakan pada nya.

"Sebenarnya aku memiliki kanker cesar, dan aku tak mengatakan nya pada cassie. Aku takut jika adik ku menjadi khawatir, aku tidak mau."

Cesar terkejut, sejak kapan sahabatnya memiliki penyakit itu, dia tak pernah mengatakan sebelumnya tentang penyakit yang kini di derita oleh nya.

"Sejak kapan? Sejak kapan kau menderita penyakit ini?!" Teriak cesar dengan kesal. Dia kesal lantaran elio tak pernah mengatakan penyakit itu pada nya.

"Sekitar lima bulan yang lalu, kupikir aku bisa sembuh dari penyakit ini. Tapi aku menyerah cesar, aku menyerah. Aku sakit dan dokter juga mengatakan bahwa waktu ku tak akan lama lagi."

"Kau bohong, kau pasti bohong! Kau tak bisa pergi, bagaimana dengan cassie? Gadis itu masih butuh kau untuk hidup."

Bukannya khawatir elio malah tertawa, sorot mata kesedihan terlihat namun tampaknya dia tak ingin membuat cesar lebih khawatir.

"Aku mohon pada mu cesar, tolong jaga dia. Hanya dia satu satunya keluarga ku, aku tak ingin dia kenapa-kenapa, dan dia sangat menyukai mu. Aku minta tolong pada mu menikahlah dengan nya, berikan dia kebahagiaan yang tak pernah aku berikan padanya, beri dia kasih sayang yang melimpah agar nanti kematian ku tak membuat nya kesepian. Aku ingin dia selalu bahagia, dan jangan katakan padanya mengenai penyakit ku ini. Aku tak ingin dia khawatir dan menangis, aku tak ingin melihat air matanya jatuh. Kau harus menjaganya untuk ku apa kau bisa melakukan nya?"

Cesar terdiam sejenak. "Baik akan ku lakukan."

"Terima kasih cesar, aku pasti akan berhutang budi pada-"

Matanya terpejam bahkan napas nya juga sudah tidak ada, menit itu detik itu dan hari itu juga merupakan hari kematian elio-sahabat baik cesar.

_________

Keesokan paginya tersebar berita bahwa seorang pebisnis mengalami kecelakaan hingga menabrak pembatas jalan. Hingga mengalami beberapa luka parah dan dilarikan ke rumah sakit.

"Bagaimana bisa cesar....."


Seorang wanita paru bayah berumur kurang lebih lima puluh tahun menangis tersendu-sendu. Bagaimana tidak sedih melihat putra nya mengalami kecelakaan parah hingga kritis. Entah apa yang membuat pria itu bisa mengalami kecelakaan seperti itu. Kata beberapa pengemudi yang berhasil menolong nya, cesar mabuk berat hingga saat di tingkungan ia jadi menabrak pembatas jalan.

"Ibu tenanglah, kita harus berdoa agar cesar baik-baik saja," ucap bryan memeluk sang ibu yang merasa pilu atas kecelakaan putra kedua nya.

"Dimana cesar? Apa dia baik-baik saja," tanya amera yang baru saja tiba dengan keadaan yang panik. Bagaimana tidak? Setelah melihat beritanya, ia buru-buru datang kesana meninggalkan pekerjaan nya.

"Kata dokter luka bagian kepala nya cukup parah, tapi jangan khawatir kita berdoa supaya cesar baik-baik saja," jawab ayah cesar, walaupun sorot mata nya muncul kepanikan namun ia tetap bersikap tenang,

"Iya ayah."

"Oh amera..."

Ibu menghampiri amera sambil menangis, kemudian memeluk amera dengan erat. Amera mengerti apa yang kini wanita itu rasakan,ada kekhawatiran seorang ibu yang sangat menyayangi anak nya.

"Kau lihat itu amera, aku sudah bilang pada nya. Jangan minum minum saat sedang berkendara tapi dia tetap tidak mendengar kan aku. Tolong buat dia mengerti amera."

"Ibu tenanglah, cesar pasti akan baik-baik saja."

Kemudian seorang dokter keluar dari ruang rawat cesar, semua orang menghampiri nya dengan wajah khawatir.

"Dokter bagaimana keadaan cesar?" Tanya. Ayah cesar dengan khawatir.

"Untung lah dia cepat di bawa kemari jadi luka nya tidak terlalu parah, tapi dia sedang masa kritis biarkan dia beristirahat sebentar."

"Baik dok."

"Kalau begitu saya permisi."

Semua orang merasa lega, begitupula dengan amera. Kekhawatiran nya kini sedikit memudar.

"Bryan jaga ibu, ayah akan urus administrasi nya di depan."

"Baik ayah," ucap bryan.

his farewell attempt (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang