Di Klinik Sentosa
Di depan sebuah ruangan perawatan terdapat seorang pria lebih kurang 20 tahun lebih berjalan mondar-mandir di depan pintu dengan hati yang gelisah. Di tepi pintu terdapat kerusi menunggu yang diduduki oleh lima anak-anak kembar.
Tidak lama kemudian seorang wanita jelita awal 20 tahun menghampiri mereka berenam. Wajahnya kelihatan khawatir sekali.
Aisyah:"Amato bagaimana keadaan anak-anak kita"
Tadi di rumah, suaminya itu ada mengabarinya tentang insiden yang berlaku pada anak mereka. Aisyah yang mendengar itu langsung bergegas ke klinik yang telah Amato beritahukan. Hatinya sangat khawatir apabila mendengar khabar bahwa salah seorang dari anak-anaknya mengalami kemalangan di jalan raya.
Amato:"Para doktor masih menangani Thorn di ruang rawatan sekarang ini dan masih belum ada khabar lagi dari doktor"
Aisyah:"Aku harap anak kita baik-baik saja"
Amato:"Iya, aku harap begitu juga"
Aisyah kemudian memandangi anak-anaknya yang lain yang tengah duduk di kerusi sebelah pintu rawatan. Dia menghampiri mereka berlima lalu memeluknya. Amato mengikuti isterinya dari belakang.
Aisyah:"Ibu bersyukur kalian nggak kenapa-napa, ibu khawatir banget sama kalian"
Amato:"Inilah akibat kerana tidak ikut pesan Ayah, padahal ayah sudah mengatakan pada kalian untuk tidak mendekati Halilintar tetapi kalian malah pulang bersamanya dari sekolah"
Mereka berlima menundukkan kepala kerana tidak berani menatap mata ayah mereka. Tiba-tiba Taufan mengangkat bicara dengan suara sedikit pelan.
Taufan:"Tapi Ayah, kami cuman pengen temenin Kak Hali, dia selalu saja sendirian"
Blaze:"Iya Ayah, kesian banget Kak Hali sendirian mulu yang padahal kami yang lain selalu bersama karena Ayah ngelarang Kak Hali dan kami berdekatan dengannya"
Solar:"Lagian kenapa coba Ayah ngejauihin Kak Hali dari kami, Kakak langsung nggak ngelukain kami"
Amato:"Dengan kecelakaan barusan tadi kamu masih mau ngatain kalo Kakak kamu nggak akan ngelukain kamu? lihat saja Thorn, dia terluka parah karena Kakak kalian tidak mempedulikannya maupun yang lain"
Gempa:"Tapi Ayah, Kak Hali juga mengalami luka parah tadi"
Ice:"Bener, malahan Kak Hali sudah menyelamatin Thorn"
Aisyah yang mendengar apa yang anaknya katakan langsung teringat tentang anak sulungnya itu. Dia melihat sekitar tetapi nihil, ternyata Halilintar sedang tidak ada disana.
Aisyah:"Amato kemana Halilintar? Kenapa dia tidak ada bersama kalian?"
Amato:"Hhh..aku tinggalkan dia"
Aisyah:"Apa! Kenapa kau tinggalkan Halilintar? Dia juga terluka parah kata Gempa"
Amato:"Anak seperti dia tidak perlu mendapat simpati dari aku, kalau bukan dia yang mengajak yang lain perkara ini tidak akan berlaku, Halilintar hanya akan membuat anak kita yang lain terluka"
Aisyah:"Apa-apaan bicaramu ini, Halilintar tidak akan pernah melukai yang lain apalagi saudaranya"
Amato:"Kalau kau masih pengen anak seperti dia ambil saja sana, berkemungkinan sudah sekarat pasti!"
Aisyah reflek menutup mulutnya kerana terkejut, air mata mengalir pelan dari pelupuk matanya.
Aisyah:"Sampai hati kau tinggalkan Halilintar di sana, ayah jenis apa kamu!? Aku akan ambil Halilintar"
Mata dipalingkan ke arah anak-anaknya yang lain.
Aisyah:"Kalian tunggu sebentar disini ya"
Gempa:"Ibu lekas pulang bawa Kak Hali ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
SISA HUJAN LUKA
Mystery / ThrillerHalilintar, anak sulung dari tujuh bersaudara yang semuanya kembar, hidup dalam bayang-bayang trauma kekerasan ayahnya, Amato, akibat kesalahpahaman yang menghancurkan. Meskipun seluruh saudaranya memiliki kepribadian yang berbeda-beda, Halilintar d...