Bunyi bel sekolah berbunyi menandakan waktu pelajaran sekolah habis. Siswi maupun siswa berpusu-pusu meninggalkan kelas menuju gerbang sekolah untuk segera pulang ke rumah masing-masing.
Begitu tidak terkecuali keenam saudara Halilintar. Kelihatan mereka sedang menanti sesuatu--ayah mereka Amato akan datang seperti biasa untuk menjemput mereka pulang.
Taufan:"Kalian ada lihat gak Kak Hali? Dari tadi gue mencarinya tapi tidak ketemu juga"
Gempa:"Sama Kak Taufan, Gempa juga langsung gak melihat Kak Hali sejak rehat tadi"
Blaze:"Hhh, padahal gue mau ikut pulang dengannya, kesian juga gue lihat Kak Hali sendirian terus"
Solar:"Tapi bukan ayah sudah melarang kita untuk dekat sama Kak Hali apalagi pulang bersamanya"
Thorn:"Thorn tetap mau ikut Kak Hali"
Solar:"Kalau ayah tau pasti Kak Hali yang kena imbasnya Kak Thorn"
Taufan:"Kalau kalian gak mau gue sama blaze aja yang pulang sama Kak Hali"
Thorn:"Thorn mau ikut juga"
Gempa:"Gue juga"
Mereka berempat pun menatap ke arah Solar dan begitu juga Ice yang dari tadi diam tanpa ikut berbicara sama mereka dan malah lebih memilih menyimak pembicaraan saudaranya itu.
Blaze:"Kalian berdua ikut gak ni?"
Ice:"Gue malas jalan kaki sebenarnya tapi gapapa sih, gue ikut kalian aja, tapi kita singgah di kedai aiskrim nanti"
Kini mereka semua menatap Solar. Solar yang dilihat hanya mengangguk ragu. Melihat itu mereka pun akhirnya sepakat untuk pulang bersama kakak sulung mereka.
Dari kejauhan kelihatan Halilintar berjalan menuju ke gerbang sekolah. Dia melimpasi adik-adiknya tanpa menyapa mereka, dia tidak ingin melakukannya tapi ini untuk menyelamatkan dirinya dari tertangkap basah oleh ayahnya, apalagi jika ayahnya nampak dia tengah ngobrol dengan saudaranya itu, pasti dia yang kena.
Melihat itu, Taufan,Gempa,Blaze,Ice,Thorn dan Solar saling berpandangan mengangguk bersamaan lalu mengejar kakak mereka yang sudah jauh dari mereka.
All kec Halilintar:"Kak Hali!"
Mendengar suaranya dipanggil--Halilintar langsung menolehkan kepalanya ke belakang dan terkejut kerana saudaranya semua pada berlari ke arahnya dengan senyuman khas mereka.
Halilintar:"Kenapa kalian mengikutiku, bukankah ayah sudah melarangnya, pasti ayah akan marah jika melihat kalian pulang bersamaku nanti, ush patah balik sana nanti ayah akan tercari-cari kalian"
Blaze:"Tapi Kak Hali, kami tidak mau kau pulang sendirian lagi apalagi dalam keadaan kondisi Kakak yang memar-memar sekarang"
Taufan:"Iya Kak, kami bisa menolongmu jika kau butuh bantuan"
Thorn:(puppy eyes)"Boleh yaa Kak"
Halilintar:"Tapi.."
Gempa:"Gak perlu risau Kak kami baik-baik saja jika harus berjalan kaki"
Halilintar yang melihat itu menghelah napas melihat keras kepala saudaranya itu. Akhirnya dia mengangguk setuju.
Halilintar:"Baiklah, ayoo pulang"
Mereka pun melompat kesenangan.
__
Di lorong yang lama itu kelihatan sangat kotor apalagi terdapat banyak tumpukan sampah seperti kardus, bekas kaleng, plastik dan sebagainya. Tidak ketinggalan juga ada beberapa orang yang mengemis disana dan juga tidur di tepi jalan sunyi itu. Bahkan tidak lupa juga beberapa gangster atau kelompok yang sama menjadikan ini tempat mereka nongkrong. Tiada kerjaan langsung emang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISA HUJAN LUKA
Mistério / SuspenseHalilintar, anak sulung dari tujuh bersaudara yang semuanya kembar, hidup dalam bayang-bayang trauma kekerasan ayahnya, Amato, akibat kesalahpahaman yang menghancurkan. Meskipun seluruh saudaranya memiliki kepribadian yang berbeda-beda, Halilintar d...