"Omg Sasha...i miss you" ucap pria tinggi dengan hidung mancung, mata berwarna Hazel, di lengkapi dengan kemeja hitam yang di padukan dengan celana yang juga berwarna hitam.
"miss you to" jawab Sasha memeluk pria itu.
"sama aku kamu bad mood, sama pria lain kamu mau pelukan" batin Rafael sakit, hatinya benar-benar hancur melihat sifat Sasha yang dingin, di tambah lagi melihat orang yang dia cintai sedang berpelukan dengan seorang pria yang bahkan Rafael tak tau siapa.
"ini siapa Sha??tumben sama cowok" tanya pria yang akrab di panggil Teddy.
"eum...sini aku jelasin. ell, tunggu di sini bentar ya? " ucap Sasha. Rafael sangat pintar bersandiwara, ia masih bisa mengangguk dengan senyuman yang manis, padahal hatinya benar-benar hancur saat ini.
"sini Ted, aku mau ngomong" ajak Sasha.
Sasha membawa Teddy sedikit menjauh dari Rafael, lalu bercerita dengan bahasa Indonesia. sehingga Rafael tidak mengerti apa yang di bicarakan Teddy dan Sasha. selang beberapa menit, Sasha dan Teddy kembali ke dekat Rafael.
"i'am Teddy Roosevelt Wijaya" ucap Teddy mengulurkan tangan tanda perkenalan.
"I'am Rafael William struick. nice too meet you, Teddy" Rafael membalas.
"aku ini adalah A—" Teddy...
"Rafael, ayo kita pergi. umi sudah menunggu" Sasha menarik tangan Rafael. Teddy? pria itu masih mematung di antara rak-rak yang berjejeran.
"bang Ted, jangan lupa ya? " ingat Sasha sedikit berteriak dengan bahasa Indonesia. sehingga tidak ada yang faham selain dia dan Teddy. Teddy mengacungkan jempol.
selesai membayar Sasha dan Rafael kembali pulang. mereka ingin membantu umi untuk menyiapkan jamuan makan malam dengan Struick family.
"Assalamu'alaikum umi!! Sasha dan ell pulang~" teriak Sasha yang baru masuk ke rumah. Sasha sedikit berlari
"Sasha..jangan lari, nanti kamu jatoh" peringat Rafael, baru saja Rafael mengingatkan, Sasha tersandung. beruntung Rafael tepat waktu menangkap Sasha yang hampir mencium lantai.
"ehh non...." bi Asih yang baru saja habis dari luar untuk mengambil bahan-bahan yang di beli oleh Sasha dan Rafael di mobil Rafael pun kaget melihat Rafael dan Sasha seperti sedang berpelukan.
"ehhh" Sasha langsung melepas Rafael.
"eum.." Rafael bertingkah seolah-olah tak terjadi apapun.
"iiii, so sweet deh kalian" ucap bi Asih menggoda.
"eumhh..mana ada bi" tolak Sasha tak mau jujur.
"yaudah non, den. saya ke dapur dulu ya, mau bantu nyonya" izin Bi Asih.
"iya bi" jawab Sasha dan Rafael bersama.
"ell..."
"Sha..."
"eh..kamu aja yang duluan" ucap Sasha.
"ehh engga, kamu aja duluan" Rafa.
"sebenarnya, bukan nya aku gamau ya. tapi bisa ga sih pernikahan kita nanti ga di ketahui publik sebelum publik tau sendiri nantinya?" tanya Sasha.
"boleh kok, senyaman kamu aja" jawab Rafael.
"maaf ya, aku terlalu egois" ucap Sasha.
"heii, gausah ngerasa egois. aku faham kok, kamu pasti cuma belum siap buat di publik kan? aku ngerti,aku juga gamau kamu di serang fans-fans fanatik aku karna jadi istri aku. kita tunggu waktu yang pas buat publik nanti ya." Rafa buka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUJU SURGA BERSMANYA
Fanfictionseorang muslimah keturunan Indonesia, Arab, Belanda yg di jodohkan dengan pemain sepak bola Indonesia asal Belanda yg tidak terlalu paham agama. Mungkin...ini berat bagi muslimah itu, tapi.... Ibunya yg ingin menjodohkan mereka dari mereka lahir. ...