ALAM

217 22 5
                                    

Tandai typo:)

Semenjak kejadian itu saka semakin pendiam dan tertutup
ia mulai menghindari semua orang.
disekolah pun dirinya kembali seperti dahulu yang tidak peduli dengan apapun acuh takacuh dan minim ekspresi.

Saka pindah bangku yang dulunya dengan kembaraanya ia memilih untuk duduk dibangku pojok belakang
aska pun tak masalah karna itu kemaunya kembarannya sendiri toh.

Saka tak pernah pergi kekantin. jika waktu pulang pun ia akan cepat cepat pergi dari pekarangan sekolah karna ia berusaha menghindari kejadian kejadian yang tak diinginkan kembali.

******
-
-
-
-
-
-
-
-

"gimana kalau gue kabur aja ya"

"tapi kalau jadi gembel gimana"

"tapi takut pulang. takut sama ayah"

dijalan tak henti hentinya gerutuan keluar dari bibir ranum milik sang empu
tapi gerutuan itulah yang sebentar lagi membuat hidupnya berubah.

Hanya dengan bermodal uang Satu juta Sebenarnya itu uang saku untuk beberapa minggu kedepan tapi karna yakin ia  akan tetap pergi.

lama diperjalanan menggunakan bus dilsnjutkan dengan ia berjalan kaki karna tak mungkin juga ia terus terusan menggunakan transportasi umum selain tidak ada tujuan dirinya juga harus berhemat dengan uang yang minim itu.

******
-
-
-
-
-
-
-

Saka duduk di bangku umum untuk mengistirahatkan dirinya
Saka terdiam sejenak menelungkupkan kepala dengan tangan yang menjadi penyangga

Hari mulai petang tapi ia tak tau akan kemana tapi yang pasti dirinya jauh dari  Perkotaan

"mas kenapa sendiri"

Saka mendongak ia melihat ibu ibu dengan wajah lembut dan ramah, kulit bersih dan cerah meskipun sudai mulai berkeriput karna faktor usia.

"iya bu, niatnya saya mau cari kostan"

"ini desa lumayan pelosok mas kostan kostan gitu belum ada"

tak heran sih tidak ada kostan atau penginapan karna desanya yang lumayan pelosok jarang ada pendatang.

"emang mas nya dari mana"

Saka yang dilempar pertanyaan pun hanya terdiam

Ibu tadi yang merasa janggal pun duduk disamping Saka memancing dirinya berbicara
usahanya pun tak sia sia akhirnya saka mengungkapkan apa yang terjadi.

"saya kabur dari rumah bu"

Kaget ibu itu sambil mengelus dada

"maaf bu saya juga bimbang dengan pilihan saya apakah yang saya lakukan ini  benar atau salah"

"ya sudah gini saja bentar lagi gelap kita lanjutkan pembicaraan ini dirumah ibu saja, sementara nginep dirumah ibu juga gakpapa kasihan kamu pasti capek perjalanan  jauh"

Saka tak menolak karna ia juga belum paham dengan daerah sini jadi ia akan melanjutkan perjalanannya besok mungkin

Perjalan menuju rumah Bisa dikatakan tidak ada canggung Sama sekali Saka kembali bercerita tipis tipis tapi ibu tadi sangat serius mendengarkan dan sesekali memberi saran dan nasehat.

Selain itu ibu tadi memperkenalkan diri "Maria" namanya, Ia bukan asli dari desa ini
Saka yang sebenernya heran wajah ibu maria seperti bukan wajah asli desa ini pun terjawap

"Saya Pindahan mas Bukan dari asli dari desa ini"

"kalau boleh tau kenapa pindah ya bu maaf kalau lancang"

"Nggak papa. Saya pindah kesini karna Saya hanya mengenang almarhum suami saya, Rumah yang saya tempatin dulunya itu rumah masa kecil suami saya"

"eumh.. turut berduka cita ya bu"

"iya nak gak papa" ucap bu maria tersenyum teduh

******
-
-
-
-
-
-
-
-

Sampai juga ia melihat rumah sederhana  yang bersih terlihat sangat nyaman.
Rumah dengan desain minimalis terlihat teduh karna di kelilingi banyak pohon

"ibu juga punya satu anak cowok sepertinya seumuran"

"jadi dimana anak ibu kalau boleh tau"

"belum pulang dari sekolah mungkin sebentar lagi"

"BUU ALAM PULANGGG"

"nah itu anaknya"

"Alam pulang bu, loh ini siapa bu?

"Nanti ibu jelasin kenalan dulu ibu mau masak didapur"

"Saka Rodriguez"  ucap saka memulai

"Alam Mahesa" 
"btw lo siapa? ada urusan?"
Ucap Alam menyelidik

"DISURUH MASUK DULU NAK BARU DI LANJUTIN NGOBROLNYA" Seru Maria dari dalam rumah

Alam menyuruh saka masuk tapi sebelum memulai pembicaraan dari arah dapur Mariam berteriak menyeru Alam mendatanginya

"eh gue tinggal dulu"

"iya sans aja"

******
-
-
-
-
-
-
-
-

Alam sudah mengetahui semua asal usul dan bagaimana bisa bocah kota  sepertinya sampai kedesa seperti ini.

Saka sekarang berada di kamar milik Alam Saka duduk dikursi belajar dengan menghadap Alam yang memainkan gitarnya di atas ranjang

Kamarnya tidak luas tetapi juga tidak terlalu sempit intinya pas aja.

Ngomong ngomong tentang Alam laki laki itu memiliki rambut lurus tebal dengan kulit sedikit gelap, sering panas panasan katanya. dan sekarang duduk dibangku SMA kelas 12 Satu tingkat lebih tinggi dari Saka
Walau dengan kulit sawo matang Alam tergolong cowok tampan dengan rahang tegas dan hidung mancung juga tubuh  menjulang tinggi diatas rata rata.

"Kenapa kabur" Alam sebenernya tahu tapi ia ingin jawapan langsung dari orang nya

"Gak papa" ucap saka lesu

"Hp Apple keluaran terbaru Sepatu bermerk. dilihat lihat tas sekolah yang lo bawa tadi juga  bukan merk ecek ecek"

"Hidup enak bergelimang harta kok disia siain" lanjutnya Memprovokasi saka agar mau bercerita

"Gak enak" jawap Saka

"Masa iya. bisa aja lu yang gak bersyukur.
berasa liat senetron gue anak orang kaya ngambek dikir langsung minggat"

Saka terdiam sejenak
"Gua capek. Mas alam gak Akan ngerti, disana dituntut menjadi sempurna
dan gue gak sehebat itu mati matian gue  berusaha tetap saja.. apa yang mau diharapin anak bodoh gak berguna ini?"

"sekalinya dapat pun gak ada yang mau lihat ke gue semua hanya terfokus di.."

Ucap saka berhenti sejanak tiba tiba ia kepikiran dengan kembarannya bagaimana reaksinya saat dirinya pergi dari rumah

"Di apa?" ucak Alam penasaran

"Gak jadi"

Alam yang merasa suasana tidak mengenakan dan hampir tengah malam memutuskan untuk dilanjutkan besok aja dan menyuruh Saka tidur

"Sini tidur sebelah gue. gak masalah kan?"

"Sory ranjangnya gak besar besar amat Mungkin kalau dibandingin punya lo dua kali lipatnya ya haha, tapi tenang ini nyaman kok menurut gue sih." ucap Alam sambil terkekeh

"Tapi Mas gue dibawah aja deh gapapa"

"dilantai dingin gue gaada karpet dah nurut aja sini" Sebenernya ada tapi Sangat malas dirinya harus beranjak dari kasur untuk mengambilkan karpet dilemari belakang

"hm..  iya deh"  Saka menurut dan merebahkan tubuhnya disamping Alam matanya menatap langit langit atap

"makasih mas udah mau nampung gue sementara. kalian orang baik" ucap nya lirih lalu menutup mata dan tak lama ia terlelap

"sama sama"
ucap Alam yang ternyata yang masih terjaga








vote:)

twin boys Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang