10 - Count On Me

484 69 51
                                    




















K I S S M E B E T T E R


💛









"Wah, kini aku benar-benar percaya ungkapan dunia memang sempit." Nami tersenyum takjub sementara di sampingnya, Woohyun tampak terdiam.

Selepas kepergian detektif Park dengan kabar yang ia bawa, pria itu hanya diam namun kelegaan jelas tergambar di wajahnya.

"Oh ya, jadi bagaimana? Haruskah ku atur pertemuan untukmu dan Haru?"

"Tidak, tidak usah." Ucap Woohyun kemudian, membuat Nami mengerutkan dahinya bingung.

"Ah, jangan salah paham. Aku bukannya ingin ikut campur. Aku hanya ingin membantumu."

"Tidak," Ucap Woohyun lagi, menghentikan kalimatnya untuk menatap Nami lekat.

"Bukan itu maksud saya."

"Lalu?"

"Saya rasa, mulai dari sini saya harus melakukannya sendiri. Nami-ssi, anda sudah banyak membantu saya, tanpa bantuan anda dan detektif Park, mungkin akan butuh waktu lebih lama bagi saya untuk menemukannya. Jadi terima kasih."

"O-oh, aku hanya membantu apa yang bisa ku bantu dan kebetulan ibu ku adalah seorang detektif, jadi-"

"Bertemu dengan anda adalah keberuntungan terbesar yang sangat saya syukuri. Sekali lagi terima kasih, Nami-ssi."

"....."

Hening.

Tersenyum tulus, Woohyun menatap Nami yang terdiam, lebih tepatnya membeku oleh ucapan hangat pria itu padanya.

Sementara itu sesekali Haru meremas pinggiran roknya kuat, berusaha menghilangkan rasa gugup yang merundungnya saat Mathias membuka pintu.

Menghadirkan sosok Mijin yang langsung menggerutu sebab Mathias lama membuka pintu dan sosok Hanbyul yang tatapannya langsung bertemu dengan Haru yang terdiam.

"Kenapa lama sekali? Tadinya bibi ingin langsung membuka pintu saja tapi paman mu melarang, katanya itu melanggar privasi,"

"Yeobo..."

"Cih, privasi apanya. Kau kan keponakan-"

"Mijin-ah."

Cepat, Hanbyul merangkul istrinya itu untuk menghentikan ocehannya sampai kemudian ia juga menyadari kehadiran Haru yang berdiri gugup di samping Mathias.

"Se-selamat malam."

Haru membungkuk sopan namun tidak bisa menyembunyikan suaranya yang bergetar, membuat Mathias terkekeh sebelum menunduk dan berbisik di telinganya.

"Tenang saja, bibi ku memang galak tapi tidak menggigit."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KISS ME BETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang