(EPILOG) Mama ada di mana-mana

343 10 6
                                    

Rasena berdiri di depan taman kanak-kanak dengan hati yang campur aduk, melihat Arum yang tampak ragu-ragu melangkah menuju pintu gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasena berdiri di depan taman kanak-kanak dengan hati yang campur aduk, melihat Arum yang tampak ragu-ragu melangkah menuju pintu gerbang. Ada banyak anak seusianya yang berlarian dan bermain, membuat suasana di sekelilingnya tampak ceria, tetapi Arum hanya berdiri di tempatnya, menatap dengan penuh kebingungan

Rasena menundukkan kepalanya sejenak, merindukan Shania yang seharusnya ada di sini untuk mendukung Arum di momen berharga ini. Dia tahu betapa Shania menginginkan Arum mendapatkan pendidikan terbaik dan pengalaman yang menyenangkan. Dengan hati-hati, dia mendekati Arum dan berlutut di hadapanya

"Sayang," Rasena berkata lembut, "lihatlah, semua teman-temanmu di sana. Mereka sangat menyenangkan, dan mereka juga akan sangat senang bertemu denganmu."

Arum menggigit bibirnya, menatap Rasena dengan mata besar yang penuh ketakutan

"Tapi Papa, aku takut," jawabnya pelan. "Aku mau ditemani Papa aja."

Rasena meraih tangan kecil Arum, menggenggamnya dengan penuh kasih sayang

"Papa tahu ini menakutkan, tapi ingatlah, Mama selalu berkata bahwa kita harus berani mencoba hal-hal baru. Jika kita tidak mencoba, kita tidak akan tahu seberapa menyenangkannya," ujarnya, teringat akan nasihat Shania yang selalu memberikan semangat

Dia mengarahkan pandangannya ke arah taman kanak-kanak. "Coba lihat, mereka semua akan menjadi temanmu. Mama akan bangga melihatmu berani melangkah."

Arum menatap Rasena, dan meskipun ada keraguan di matanya, dia bisa merasakan ketulusan dan dukungan dari ayahnya. Dia mengangguk pelan, mengambil napas dalam-dalam, lalu mulai melangkah maju, mengikuti guru TK yang sudah menunggunya

Rasena mengawasi Arum dari balik pagar, hati Rasena dipenuhi rasa bangga dan sedih. Dia berharap Shania bisa melihat betapa beraninya Arum, betapa besar cinta yang dimiliki putri mereka. Dia membayangkan senyuman Shania, seolah-olah dia masih ada di sana, menyaksikan semuanya

"Berjanjilah pada dirimu sendiri, Arum. Ini adalah langkah pertamamu menuju dunia yang lebih besar," bisik Rasena pada dirinya sendiri, menahan air mata

Dia tahu bahwa meskipun Shania sudah tiada, dia akan terus berusaha menjadi ayah yang baik untuk Arum, menjaga kenangan dan nilai-nilai yang ditanamkan Shania dalam hati mereka berdua

Ketika Arum akhirnya melangkah masuk dan bergabung dengan anak-anak lain, Rasena merasa ada harapan baru di dalam hatinya. Dia tersenyum, yakin bahwa Shania akan selalu ada di dalam setiap langkah Arum, dan setiap langkah yang diambil akan menjadi bagian dari warisan cinta yang mereka bangun bersama

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Life after divorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang