5. Aku dan rasa kesalku.

9 1 0
                                    

Aku masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi selama satu minggu ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi selama satu minggu ini. Kenapa aku terus melihat Angkasa di fakultasku? Apa yang sebenarnya pria itu cari?

Kenapa dia terus muncul? Padahal selama ini aku bahkan tidak pernah melihatnya. Tapi, kenapa baru sekarang?

Aku jadi merindukan gorengan di kantin fakultasku. Sudah satu minggu aku tidak jajan di kantin fakultasku karena Angkasa selalu ada di sana bersama dengan beberapa teman kelasku.

Tunggu sebentar!

Yah, teman kelasku!

Bagaimana Angkasa bisa mengenal teman kelasku? Sedangkan aku sama sekali tidak mengenal teman-teman yang ada kelasku. Aku hanya ingat beberapa wajah mereka tetapi tidak dengan namanya.

Aku mengakui, ingatanku sangat buruk! Bahkan saat aku pulang tahun lalu ke Makassar, aku sudah lupa beberapa nama keluarga besarku. Aku hanya tersenyum dan bercerita singkat dengan mereka sembari mengingat namanya.

Seburuk itulah ingatanku.

Oke, kembali ke topik awal.

Saat ini aku berada di pintu kantin. Aku mengedarkan pandanganku, mencari sosok Angkasa di kerumunan orang-orang yang tengah kelaparan. Aku benar-benar tidak ingin bertemu atau berpapasan dengan Angkasa apapun yang terjadi.

Aku sangat malu atas apa yang terjadi saat itu. Seandainya reaksiku tidak berlebihan, aku mungkin tidak akan semalu ini.

Aku berhenti mengedarkan pandanganku setelah mendapatkan apa yang aku cari. Angkasa duduk di bangku ujung kantin. Tapi anehnya, aku merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat Angkasa hanya berduaan bersama dengan teman kelasku, Desyita. Aku ingat namanya, karena baru 2 minggu yang lalu kita kebagian kelompok bersama. Aku ingat betul, bagaimana Desyita sangat banyak bicara sampai menghabiskan seluruh energiku.

Aku menyeringai melihat Angkasa tersenyum lebar sembari menepuk bahu Desyita dengan ramah. Seperti Angkasa sudah sering melakukan itu pada Desyita.

Wah, sepertinya memang benar, Angkasa hanya mempermainkan aku. Bagaimana bisa hanya berselang seminggu Angkasa menyatakan suka padaku, lalu tiba-tiba dia sudah jalan bersama seorang perempuan dengan begitu ramahnya sampai beberapa orang yang lewat di sebelahku berbisik kalau mereka adalah sepasang kekasih.

Aku menunduk menutup rapat bibirku sembari mengepalkan kedua tanganku. Harusnya saat itu aku menampar Angkasa, dia benar-benar pria culas!

Aku menghala napas pelan lalu kembali mengangkat kepalaku dan menemukan Angkasa tengah menatapku. Aku balas menatap datar Angkasa untuk beberapa detik, kemudian aku memalingkan wajahku. Selanjutnya aku berbalik melangkahkan kakiku meninggalkan kantin.

Sekarang aku mengerti, kenapa Angkasa selalu muncul di fakultasku. Itu karena dia ada hubungan dengan Desyita. Ternyata aku terlalu percaya diri, seharusnya aku tidak perlu kucing-kucingan dengan Angkasa. Seharusnya aku tidak perlu merelakan tidak memakan gorengan favoritku hanya karena Angkasa.

November; Bulan Di Mana Cerita Kita DimulaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang