kedua

117 14 15
                                    


"Kenapa?"tanya Rasya sambil menatap Naura yang sedang termenung di kursi taman belakang sekolah,Naura menoleh"ngapain loh di sini?"ucapnya dengan ketus,lalu dia duduk di sampingnya

"Gue di suruh vio untuk kasih ini"Rasya memberinya coklat,Naura seketika tersenyum menerimanya moodnya kembali membaik"terimakasih"dia langsung membuka dan memakannya

"Loh mau?"tanya Naura,Rasya menggeleng pelan"makan aja"namun Naura menyuapi dirinya

"aaa buka mulutnya"mau tidak mau Rasya menurutinya

"Manis kan?"tanya Naura,Rasya mengaguk"hmm seperti loh"jawabnya tiba-tiba membuat keadaan menjadi hening

"Gue engga boleh baper"batin Naura

"Loh Ngomong apaan sih sya"batin Rasya menahan malu

"Oh ya sya?loh masuk kelas mana?"tanya Naura berbasa-basi,ia menjawab"satu kelas sama vio"

"Selama ini bukannya Rayen cuma punya satu adek?"tambahnya sambil bertanya,sedangkan yang di tanya menghela nafas berat"gue adek bang Ray yang pertama,waktu umur gue enam tahun orangtua gue kirim gue ke London"

"Dan itu semua karena Adara"lanjutnya di dalam hati

_______________________________

"Naura"panggil mama Salma melihat anak perempuan baru saja pulang dari sekolah,Naura mendekat"kenapa mah?"

"Itu adek kamu Adara kok belum pulang ya,mama khawatir"jawab mama Salma membuat Naura meliriknya malas,"paling juga masih pacaran,bentar lagi juga pulang"sahut Naura ketus sambil pergi menuju ke kamarnya

"Kenapa ya anak itu"ucap mama Salma keheranan,tidak lama Rayen juga datang sambil mengucapkan salam"loh mah tumben nungguin di depan pintu?"tanya Rayen

"Itu loh Ray adek kamu Adara belum juga pulang"

"Dia katanya jalan-jalan sama Dika ma"ucap Rayen,Salma menghela nafas lega"mama pikir dia kemana,lain kali kamu bilang sama dia kalau mau kemana-mana kabarin dulu"jelas mama Salma,Rayen mengangguk"iya ma Rayen ke kamar dulu,oh ya Naura udah pulang kan?"

"Udah sayang dia di kamarnya"

Rayen mengetuk pintu kamar Naura berulang kali namun tidak mendapatkan jawaban apapun

"Marah bener dia"ucap Rayen dia berpikir keras bagaimana cara untuk membujuk Naura,"nanti lagi deh gue mandi dulu"

"Adara selalu saja Adara"teriak Naura dari salam kamarnya dengan keras,tidak ada yang bisa mendengarnya karena kamarnya kedap akan suara

"Gue benci loh dar,dari dulu loh selalu rebut perhatian yang lain"

Kembali ke masa lalu
Pada saat Naura berumur enam tahun dan Adara lima tahun

"Papa pulang bawa hadiah"ucap papa Fatir sambil membawa beberapa tentengan di tangannya,anak-anaknya langsung bergembira

"Ini buat Rayen,Naura dan Adara"papa Fatir memberikan mereka semua hadiah sesuai dengan keinginan mereka,

"Papa mau yang kak Naura"ucap Adara tiba-tiba,Naura memberikannya dengan sukarela"ini ambil aja"

"Yeyyy"

"Ayo makan mama udah masak yang enak-enak loh"kata mama Salma sambil mengajak mereka semua untuk makan,lalu mereka pun pergi ke meja makan

"Ini buat Adara"mama Salma memberikan Adara ayam goreng dua potong,sedangkan anaknya yang lain hanya satu-satu,Rayen protes"kok punya adara lebih banyak mah"

"Biar anak mama yang ini cepat besar"jawab mama Salma,setelah itu mereka memakan dengan tenang

"Adara mau ayam goreng lagi"ucap Adara ketika ayam yang dia punya habis,namun hanya tersisa ayam goreng Naura dia sengaja menyisahkannya untuk di makan terakhir

"Kasih sama Adara aja ya sayang"kata papa Fatir,namun Naura menolak"tapi kan nau mau juga pah"jawab Naura,namun Adara malah menangis

"Udahlah nau kasih aja sama adek kamu"kata Salma sambil merebut paksa makanan tersebut,dari mulai kejadian itu sikap Naura berubah

Pernah juga pada saat itu Naura Adara Rayen berserta keluarganya sedang berlibur di sebuah pantai,tiba-tiba Adara jatuh sendiri dan menangis
Namun dia malah menuduh Naura yang mendorongnya

Plak
Dia langsung mendapatkan tamparan dari papa Fatir

"Kamu ini kenapa sih nau,dia adek kamu"bentak papa Fatir

"Naura engga salah pa,Adara jatuh sendiri"bela Rayen,namun adara menggelengkan kepalanya dan makin menangis

"Sudah pokonya papa akan kirim kamu ke tempat opa dan Oma"

"Iya mas aku juga setuju,Naura sudah tidak bisa kita yang didik"jawab Salma,Naura diam namun kebencian pada semuanya mulai bertambah besar apalagi Adara

Setelah mengingat kejadian itu sakit hati Naura menjadi semakin tinggi

"Kita lihat saja nanti siapa yang akan berkuasa di keluarga Sanjaya"batin Naura sambil menatap langit-langit kamarnya

"Permainan telah di mulai haha"

Jangan lupa untuk vote komen dan ikuti yaaa ketemu di next cerita

DIA NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang