ke enam

396 23 8
                                    


-SELAMAT MEMBACA JANGAN LUPA VOTE-

"Aduh"ucap Naura dia yang sedang melakukan joging pagi tidak sengaja menabrak seseorang,di karenakan dia melamun

"Engga papa hmm"suara ini adalah suara yang sangat dia kenal,ia membantu Naura bangun dari jatuhnya

"Loh ngapain di sini sya?"tanya Naura,namun yang di tanya malah tersenyum"temenin loh"jawab dia

"Tapi kok loh tau gue di sini sya?"

"Gue selalu ada di setiap sisi loh nau"

"Sialan Rasya buat gue baper"batin Naura,berbeda dengan Rasya yang memasang wajah datar

"Ayo lanjut lari"ajak Rasya sambil mengacak rambutnya Naura,sedangkan yang di perlakukan seperti itu memasang wajah kesal"Rasya ihh, berantakan."

"Tetap cantik"sahut Rasya

________

Malam ini Naura tidak bisa tidur dia masih memikirkan kejadian beberapa jam lalu, sewaktu Rasya mengajaknya untuk makan malam

"Kenapa sih sya?"tanya Naura di depan Rasya dia memperhatikannya yang terus-menerus menatapnya

"Cantik"hanya satu kata yang keluar namun mampu membuat Naura malu

"Buaya"

"Gue serius Nau apa mau gue seriuskan malam ini hmm?"goda Rasya sambil menarik turunkan alis

"Gue geplak baru tau sya"

"Nau"panggilnya lagi,yang di panggil malah hanya menatapnya dan berdehem

"Kamu mau tau kenapa aku bawa ke sini?"

"Pake aku-kamu dong,emang kenapa sya?"

"Biar membuktikan bidadari di bumi itu ada"sahutnya sambil tersenyum, sedangkan Naura pipinya sudah memerah seperti tomat

"Naura izinkan aku untuk jadi pelindung di hidup kamu,dan menjadi orang yang akan selalu berada di belakang kamu menemani kamu sampai kapanpun itu"

"Terus kalau gue engga minta temenin gimana?"tanya Naura

"Aku yang akan menawarkan diri agar bisa terus bersama menemani kamu"

"Syaa terimakasih,sudah menjadi bagian indah dalam hidup gue setidaknya masih ada yang berwarna"

"No bukan kamu yang seharusnya makasih,tapi aku nau kamu indah kamu cantik kamu segalanya dan sempurna"dia memegang tangan Naura

"Kita mulai semua ini bersama-sama"

"Aaaaaaaaaa"teriak Naura dia sudah berguling-guling ke sana kemari,pipinya sudah merah merona"jadi gini namanya jatuh cinta"pekiknya beruntung kamarnya kedap suara

"Buset masih senyum terus bang"goda Dika sambil memperhatikan abangnya yang berada di balkon,"emang beda sih aura yang lagi di mabuk asmara"tambahnya

"Haha"tawa kecil Rasya

"Tapi gue masih heran deh bang kenapa Naura sama Adara itu bukan seperti kakak adek,malah lebih seperti musuh"

"Dik kita juga belum tau apa yang terjadi di antara mereka,entah itu salah Naura maupun Adara dan kita engga seharusnya mencampuri urusan keluarga mereka"

"Buset bang panjang amat,engga kesurupan kan diam di luar?"

"Hmm"

"Langsung singkat,pedihnya hatiku"

Setelah selesai mandi pagi dan sudah siap dengan seragam sekolah Naura melihat pemandangan yang membuatnya tersenyum hambar,dia berada di balik pintu melihat itu semua

"Nanti sekolahnya yang rajin ya sayang,biar bisa membanggakan papa sama mama"ucap Salma yang sedang menyisir rambut Adara

"Pasti dong mama,Adara kan anak tersayang mama sama papa"jawab Adara

"Iya dong sayang apalagi kamu putri kecil papa"di sana juga ada Fatir yang sedang memperhatikan Adara dan naura

"Nanti pulang sekolah papa sama mama juga jemput ya,kita makan siang bareng-bareng di luar"

"Asikkk lama engga makan bareng di luar"

"Soalnya papa kamu tuh sibuk terus"adu Salma

"Kan papa kerja ma,lagian kan walaupun papa sesibuk apapun kalau mama dan Adara perlu papa akan siaga"

"Papa bisa aja"tawa Salma

"Loh kan bener mama,waktu Adara sakit aja papa juga ikut jagain 24 jam kan,itu karena papa sangat sayang sama Adara"

"Adara juga sayang sama papa"dia memeluk Fatir,"apapun akan papa berikan untuk kamu sayang"setelah itu papa Fatir mencium jidatnya.dan kejadian itu di saksikan oleh Naura yang berada di celah pintu

"Miris"ucapnya pelan kemudian dia pergi untuk sekolah dari pada menyaksikan hal yang menyakitkan baginya

"Tapi papa sama mama juga sayang sama Rayen dan kak Naura kan?"tanya Adara dengan polos

"Papa sama mama juga sayang sama mereka berdua sayang"

"Rayen dan Naura adalah anak mama juga begitu juga kamu,hanya saja kami memberikan kamu kasih sayang yang lebih besar dari mereka"


DIA NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang