-SELAMAT MEMBACA VOTE DULU-
"Ayo pulang"ajak Rasya ketika mereka tiba di parkiran,"iya"jawab Naura dia naik ke motor Rasya yang lumayan tinggi"Tinggi banget"ucapnya ketika sudah duduk di motor,Rasya tersenyum kecil"loh yang pendek"sahutnya dan langsung mendapatkan pukulan"jangan ngeledek gue"jawab Naura ketus
Motor mereka meninggalkan perkarangan sekolah dan melaju di jalan raya
"Bakal hujan deh sya"ucap Naura sambil menatap ke langit yang mendung,"apa nau?"jawab Rasya tidak mendengarnya
"Bakal hujan Rasya"sahutnya sambil berteriak,"hmm mungkin"ia kesal hanya mendapatkan jawaban itu dari Rasya lalu dia memilih untuk polos ke depan dan tanpa ia sadari Rasya menatapnya dari kaca spion sambil tertawa kecil
Dan benar saja baru beberapa menit hujan turun dengan lebat,mau tidak mau Rasya memberhentikan motornya di sebuah toko yang tutup
"Huh"ucap Naura ketika mereka sudah berteduh,Rasya memperhatikan Naura yang sedang kedinginan lalu dia melepaskan jaketnya"nanti sakit"dia langsung memakaikan jaketnya ke tubuh Naura"trus loh gimana sya?"tanya Naura
"Engga papa"Sahutnya,setelah itu keadaan hening hanya ada suara hujan
"Tenang banget lihat hujan"ucap naura pelan sorot matanya menatap hujan itu,"tapi hujan itu juga menangis"
"Loh tau engga sya hujan juga mengajarkan kita kalau engga bisa kuat ya nangis aja"dia menatap Rasya
"Dan orang itu punya alasan untuk berubah menjadi berbeda,karena sebuah kesalahan"
"Setiap manusia memiliki alasan untuk berubah,mau menjadi baik ataupun jahat"jawab Rasya dia juga menatap Naura,"manusia itu hanya terlihat tenang tapi menyimpan banyak luka"
"Dan kita belajar setiap air mata adalah investasi untuk memulai hal baru di dalam hidup"
"Hebat sya kata-katanya"puji Naura sambil bertepuk tangan,"gue tau nau,loh mencoba untuk mengalihkan pembicaraan,padahal loh sendiri yang membuka topik ini"
"Dan gue tau di dalam sana ada sebuah luka yang besar,jangan pernah merasa sendirian Naura ada gue mau cerita apapun gue akan dengar mau butuh gue kapan aja gue siap"
"Terimakasih Rasya"ia langsung memeluk Rasya,membuat yang di peluk kaget tapi dia merespon dengan memeluknya balik
"Kapanpun mau cerita gue akan tunggu nau"
_________
Setelah kejadian hari itu Naura dan Rasya semakin dekat walaupun Naura belum siap menceritakan hal tersebut
"ihh Rasya"marah Naura ketika Rasya datang dan langsung mengacak rambutnya,"iya gue benerin"dia kembali merapikan rambut Naura
"Mau ke kantin hmm?"tanya Rasya namun yang di tanya hanya diam dan cemberut,"kenapa?gue ada salah?"dia kembali bertanya namun malah di pukul"loh lupa mana coklat yang elo janjikan semalam?"ambek Naura membuat Rasya tertawa
"Nih"dia mengeluarkan coklat dari saku celana,dan langsung di terima dengan baik oleh Naura
"Sarapan dulu"cegah Rasya pada saat Naura ingin membuka coklat itu,"oke yuk"ia langsung menggandeng Rasya menuju ke kantin
"Pacaran terus"sindir vio saat melihat dua sejoli itu mendekat ke mejanya,"temenan"jawab Naura
"Temen atau Hts?"
"Ledek terus gue tendang loh dari kantin"jawab Naura lagi,tidak lama Rasya datang dengan membawa makanan"habisin makan yang pelan"
"Lah elu mau kemana emang sya?"tanya Naura,"gue mau ke kepala sekolah ada rapat untuk anak-anak basket"
"Vi gue titip Naura jangan sampai lecet"setelah mengatakan itu Rasya langsung pergi dari sana
"Ehem di titip nih ehem"goda vio, sedangkan dia mencoba menutupi pipinya yang memerah
"Malu sumpah"
"Gue lihat-lihat makin Deket sama Naura bang"goda Dika setelah keluar dari ruangan kepala sekolah,"hmm"dehem Rasya
"Cocok bang Pepet biar engga keduluan orang lain"ucapnya lagi,"hmm ya"
"Sama Naura aja lembut sama adeknya hmm hmm hmm"batin Dika kesal
_________________
Di kediaman Mahendra keluarga Rasya dan Dika,mereka saat ini sedang mengadakan makan malam
"Gimana sekolahnya?"tanya bunda Laras Santi Sanjaya
"Baik dong Bun"
"Kalian engga buat masalah kan di sana?"tanya ayah Miko Sanjaya
"Aman papa"
Berbeda lagi dengan kediaman sanjaya saat ini keluarga tersebut sedang bertengkar
"Naura beneran engga berbuat apapun sama Adara papa"jelas Naura sudah muak sekali
"Lalu kenapa adek kamu setelah dari kamar kamu malah menangis"bentak Fatir
"Coba kalian tanya saja sama dia kenapa jadi nanya sama Naura"teriak naura
"Kamu jangan berperilaku tidak sopan pada papa kamu sendiri Naura"kata Salma
"Lalu harus gimana cara Naura jelaskan pada kalian bahkan Adara tidak bertemu dengan Naura tadi,Naura baru juga bangun tidur"
Plak
Kedua kalinya dia mendapatkan tamparan dari papa kandungnya sendiri,ia mencoba untuk tidak menangis"Dari dulu kamu selalu saja membuat Adek kamu menangis"teriak papa Fatir dengan emosi
"Papa"ucap Rayen yang menghampiri mereka,"kenapa papa tampar adeknya Rayen"
"Dia sudah membuat Adara menangis,dan dia pantas menerima hal itu"
"Adara"Rayen berteriak dengan keras,tidak lama Adara menghampiri mereka dengan tersedu-sedu
"Apa benar Naura buat loh nangis"bentak Rayen,"Rayen jangan membentak adekmu"ucap Salma
"Jawab Adara!"
"Bukan bang"jawabnya sambil segukan
"Terus kenapa loh nangis hah?"
"Gue lagi bertengkar sama Dika bang"
"Lihat pah bukan karena Naura"ucap Rayen emosinya naik turun,"papa selalu bela Adara dan menyalahkan Naura"
"Maafkan papa nau"ucap papa Fatir,Naura langsung pergi dari sana dan kembali ke kamar
"Ini semua karena loh Adara"teriak Rayen,"kalian bela saja anak kesayangan kalian ini"
Di dalam kamarnya Naura hanya diam bahkan dia tidak menangis,dia duduk termenung memandang lurus ke depan
"Dua kali"ucapnya

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA NAURA
Teen FictionNaura perempuan yang memiliki sikap tegas tidak mau di bantah, akibat kesalahan di masa lalu dia bertengkar dengan adeknya sendiri membuat hubungan keluarga mereka perlahan retak! Bertemu dengan laki-laki yang juga tegas tapi memiliki sikap lembut...