ke delapan

157 17 22
                                    

-SELAMAT MEMBACA VOTE DULU-

"Naura"

"Rasya"ucap dia sambil melihat Rasya yang duduk di sebelahnya,dia tersenyum

"Jangan sedih"ucap Rasya nada suaranya sangat lembut

"Kamu hebat nau"kemudian dia memeluk Naura

"Gue engga salah kan sya?"tanya Naura dia mengeratkan pelukan ke tubuh Rasya

"Engga kamu berhak menyampaikan isi hati kamu"jawabnya sambil mengelus rambut Naura,"ternyata ini maksud kamu selama ini hmm?"

"Gue benar-benar udah muak sya,belasan tahun gue menahan untuk engga ngamuk sama mereka kalau bukan karena opa dan Oma gue engga bakal mau pulang ke sini.
Hati gue udah terlanjur sakit sya,gue selalu di bandingkan dengan anak kesayangan mereka,bahkan mereka engga pernah puas ataupun bangga dengan pencapaian gue Selama sekolah ataupun melakukan kegiatan lainnya"

"Mereka selalu bandingkan gue sama Adara,dan loh mau tau sya disaat dulu gue pernah kecelakaan sama Adara mereka malah menolong Adara duluan sedangkan gue yang udah berdarah malah mereka biarkan,kalau bukan karena Abang Rayen gue mungkin udah mati sya."Rasya hanya memperhatikan Naura yang sudah mengeluarkan air mata yang selama ini dia tahan

"Puaskan dulu nangisnya,keluarkan semua isi hati yang membuat kamu sedih nau dan aku akan menunggu sampai kamu lega"ucap Rasya dia sesekali mengecup puncak kepala naura

"Gue berhak bahagia kan sya?"

"Kamu harus bahagia"dia menghapus air mata Naura

"Ayo ikut aku"ajak Rasya,sedangkan yang di ajak hanya meliriknya dengan lemas"kemana?"

"Ikut aja yuk"

Ternyata Rasya membawanya ke sebuah pantai yang tidak jauh dari sana
Suara ombaknya membuat Naura seketika tenang

"Suka hmm?"tanya Rasya dia menatap Naura yang memejamkan mata,"suka"

"Kamu mau lakukan hal yang menyenangkan?"

"Apa?"tanyanya,Rasya menariknya ke tepi pantai

Byrr

"Rasya basah"teriak Naura dia di semburkan air oleh Rasya

"Biarin"jawab dia sambil menyemburkan air dengan cepat

"Gue balas ya awas aja"

Mereka sama-sama bermain air dan saling berbalas-balasan

"Engga kena"kata Rasya sambil menjauh

"Rasya ihh"Naura berlari mengejarnya dengan tertawa

Setelah puas bermain air mereka pergi makan di pondok tepi pantai banyak macam yang mereka pesan

"Loh yakin bakal habis sya?"tanya Naura dia memperhatikan meja yang penuh dengan makanan

"Ini kan makanan yang kamu suka"

"Ya tapi engga di pesan semua rasyaaa"

"Apapun untuk membuat kamu bahagia akan aku berikan nau"

"Busett apa engga kejang-kejang gue"batin Naura yang di tatap dalam oleh Rasya

"Ah udahlah"ucap Naura

Setelah makan Rasya mengajaknya kembali ke tepi pantai sambil menunggu matahari terbenam

"Terimakasih untuk hari ini sya"ia menyenderkan kepalanya di bahu Rasya,lalu di tatap dari samping

"Asal kamu senang"jawabnya sambil tersenyum tak lama matahari mulai terbenam perlahan

"Semoga ini adalah waktu untuk gue bahagia"ucap Naura pelan

"Kamu akan bahagia"jawab Rasya dalam batinnya

Setelah puas bermain di pantai dia di antarkan pulang kerumah

"Kalian egois mah pah!,selalu hanya perduli dengan Adara dan lihat sekarang?Naura akan benci kita semua"ucap Rayen dari dalam rumah

"Mama engga bermaksud Ray,mama memberikan perhatian lebih untuk Adara karena dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibu"jawab Salma

"Tapi kalian salah, terutama papa!Rayen mengizinkan untuk menikahi mama karena ingin membuat mama dan Naura bahagia,saat ayah meninggalkan kita dari rumah dan Naura juga masih butuh kasih sayang dari seorang ayah tapi?papa bukannya sayang sama dia malah membuat Naura benci."

"Bertahun-tahun Rayen menyembunyikan hal ini dari Naura dan apa hah?dia mengetahui hal ini sendiri,Rayen dan Naura sudah kehilangan ayah tapi anda bukannya memberikan figur seorang ayah anda malah memberikan luka dalam untuk adek saya!!"

"Ayah Maxim memang jahat dia gagal menjadi seorang suami tapi dia tidak gagal menjadi ayah yang baik,sampai saat ini dia masih sering menjenguk Naura walaupun Naura sendiri tidak tau hal itu.
Dia bahkan masih tetap memberikan nafkah untuk saya dan Naura"

"Maafkan papa Ray karena papa takut kehilangan Adara jadi papa memberikan semua kasih sayang pada dia"

"Berikan saja berikan!dan lihat atas ulah kalian berdua Naura marah dia kecewa,Rayen menyesal pernah merestui mama menikah dengan laki-laki seperti anda"

"Maafkan mama Ray ini juga salah mama,karena mama juga Naura kecewa seharusnya mama juga sadar bahwa Naura adalah anak mama sendiri dan dia itu masih kecil dan tetap membutuhkan kasih sayang mama.
Mama juga janji akan merubah ini semua, semoga Naura mau memaafkan mama"

"Kalau jadi seperti ini Rayen sendiri yang akan memberikan Naura pada ayah waktu itu!"ia sangat marah dan kecewa dia berusaha ingin melindungi adek kecilnya itu, segala hal tentang Naura dia selalu perduli

"Ayah masih hidup?"tanya Naura dia masuk ke dalam setelah mendengar hal itu

"Kamu udah pulang sayang?"tanya Fatir

"Mama udah masak yang enak,dan ada kesukaan kamu ayo makan"

"Jawab gue bang!"teriaknya

"Iya ayah masih hidup"jawab Rayen setelah menghela nafas panjang

"Lalu kenapa kalian engga pernah bilang sama Naura hah,kenapa Naura harus tau sendiri?"

"Maaf dek sebenarnya Abang tidak mau membuat kamu kecewa,dan kami tidak ingin kamu tau bahwa papa Fatir adalah ayah tiri kamu"

"Tapi Naura sekarang udah tau,antarkan Naura bertemu ayah bang"

"Tidak kamu tidak akan kemana-mana"kata Salma mencegah

"Saya tidak mempunyai urusan dengan anda lagi,biarkan saya bebas selama ini saya seperti orang lain di mata kalian"jawabnya pedas mampu membuat Salma menangis

"Besok Abang akan antarkan kamu bertemu ayah dan kamu akan tinggal di sana"

"Keputusan Rayen tidak mau di ganggu"ucapnya lagi saat melihat Fatir dan Salma akan protes

"Malam ini kamu akan tidur di sini dulu,ayo Abang antar ke kamar"

DIA NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang