Chapter 05

494 135 52
                                    


Mksh yg udah vote komen. Mf GK bisa balas satu-satu ♥️

****

Telinga Sakura mendadak tidak berfungsi. Otaknya eror. Tidak mampu meresapi apa yang dikatakan lawan bicaranya. Bibir mungilnya membuka menutup membuatnya terlihat lucu dengan pipi gembul. Setelah berusaha, pita suaranya akhirnya mampu bekerja dengan susah payah. "Sa..Sa.. Sasuke Senpai!!!!!!!?????"

"Hn." Sasuke merespon santai. Sebelah tangannya masih terulur. Menunggu gadis didepannya menyerahkan barangnya.

Sakura yang masih diliputi syok, takut dan bingung tidak menyadari tangan yang terulur didepannya. Emerald fokus menatap wajah tampan Sasuke. Apa Tuhan begitu membencinya???? Bagaimana mungkin sosok yang selama ini berusaha ia hindari tiba-tiba berdiri didepannya. Apa yang harus ia lakukan sekarang. Apakah sudah terlambat untuk lari!!!? Melihat wajah Sasuke tetap datar sudah dipastikan Sasuke tidak mengingat kejadian di parkiran.

Seakan Tuhan masih menyayanginya, otak Sakura bekerja cepat mencari cara untuk melarikan diri sebelum Sasuke mengingat insiden di parkiran. Meskipun saat itu ia menutup wajah menggunakan ponsel, tetap saja tidak menjamin keselamatannya.

Melihat Sakura hanya diam. Sasuke menarik kembali tangannya lalu menyimpan di dalam saku celana. Tempat berdiri mereka agak gelap membuat onyx-nya tidak mampu merekam dengan jelas rupa gadis di depannya. Bayangan pohon yang melindungi wajah Sakura semakin menambah kesulitan onyx untuk melihat lebih jelas.

"Berikan." Sasuke kembali bersuara ketika tidak ada pergerakan dari Sakura. Kali ini ia tidak berniat mengulurkan tangan. Pikiran Sakura masih berkecamuk sehingga tidak mendengar begitu jelas. Mata besarnya dalam cahaya redup mengerjap. Tidak berniat memberikan apa yang diminta Sasuke. Sasuke kembali mengulang. Nadanya lebih dingin. "Berikan."

Suara dingin Sasuke berhasil menjernihkan otak Sakura. Buru-buru mengulurkan kedua  tangan berisinya yang memegang kartu akses dan kunci mobil ke arah Sasuke.

Sasuke hanya melirik, tidak langsung mengambilnya. Onyx-nya kembali menatap Sakura. Setelah beberapa waktu beradaptasi dengan cahaya redup,  ia dapat melihat sedikit jelas. Gadis ini memiliki wajah kecil, pipi gembul dan mata sehijau zamrud. Andai pipinya tirus, bentuk wajahnya akan seperti biji melon.

Di tatap intens, membuat Sakura merasa malu dan gugup. Meskipun detik ini hatinya sangat takut tetap saja ditatap pria tampan  membuat salah tingkah. Apalagi Uchiha Sasuke yang merupakan pangeran kampus. Gadis mana yang kebal.

Tanpa sadar Sakura ingin menyelipkan rambut ke belakang telinga. Menurutnya wanita berkali lipat  lebih cantik jika melakukan itu. Ini yang ia dapatkan dari menonton drama. "Bi..bisa pegang dulu?" Sakura berkata gugup dan malu-malu.  Kapan lagi mendapatkan keberuntungan seperti ini. Bukankah harus dimanfaatkan??? Sakura terkikik dalam hati. Melupakan rasa takutnya pada Sasuke.

Tanpa bicara, Sasuke mengambil kunci mobil dan kartu aksesnya. Tanpa sengaja matanya jatuh pada jari-jari gemuk dan pendek dengan kuku rapi yang seputih putih telur. Mengingatkannya pada jari-jari anak Uchiha Obito yang masih balita.

Setelah barang di tangannya menghilang, Sakura segera menyelipkan rambutnya dengan malu-malu. Berharap Sasuke terpesona. Karena masih menunduk, Sakura tidak melihat Sasuke sama sekali tidak menatapnya.

Setelah mendapatkan yang di inginkan, Sasuke ingin kembali ke asrama namun mengingat gadis ini teman Izumi, Sasuke menunda sesaat. Menatap Sakura yang masih menunduk malu sambil terus menyelipkan rambutnya. Berusaha tampil secantik mungkin.

Gerak gerik Sakura membuat Sasuke muak. Ia paling membenci gadis-gadis yang berusaha menarik perhatiannya. Menurutnya perempuan harus menjaga sikap, anggun, lembut. Menahan rasa kesalnya, Sasuke berkata dingin. "Kembalilah."

BLOSSOM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang