Chapter 10

629 151 95
                                    


Jangan lupa komen dan vote. Buat yg udah komen dan vote terimakasih 🥰

***

Hampir 27 menit berkendara, tidak satupun
dari mereka membuka mulut, Sakura terus menunduk. Sasuke fokus mengemudi. Sesekali sudut matanya bergerak melirik Sakura. Beberapa kali Sasuke ingin mengatakan sesuatu namun selalu urung karena ragu. Akhirnya hampir sampai pada tujuan, keduanya tidak bicara. Bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Sakura yang berencana cosplay jadi patung sampai di tujuan hampir menepuk dahi karena melupakan hal penting. Diam-diam juga mengutuk Sasuke karena tidak bertanya. Setidaknya jika Sasuke yang bicara lebih dulu, ia tidak akan terlalu malu.

Demi persahabatan dengan Ino, Sakura menyingkirkan rasa malu dan berusaha keras tidak memikirkan rasa bibir Sasuke di otaknya. Merasa lebih baik, Sakura mencengkram ponsel di pangkuan kemudian ujung mata melirik Sasuke di jok kemudi melalui celah rambutnya yang jatuh ke depan. Baru kali ini Sakura bersyukur mempunyai rambut pendek. Karena kepalanya menunduk, separuh rambut sebahunya jatuh ke depan. Sangat berfungsi menyembunyikan pipi gembul Sakura dari lirikan onyx.

Dari celah surai merah mudanya, Sakura dapat melihat profil Sasuke dengan jelas. Fokus Sakura jatuh ke leher yang di lindungi hoodie lalu beralih ke sebelah tangan Sasuke yang mengendalikan kemudi. Karena lengan Hoodie  nya sdikit di tarik, Sakura dapat melihat urat-urat menonjol yang terbentuk karena gym. Fokus Sakura pindah ke kemudi,  awalnya ia mengira Sasuke akan mempunyai jari lentik karena kulitnya yang putih ternyata ia salah. Urat-urat yang tercetak di punggung tangannya sudah menjelaskan bagaimana maskulinnya jari-jari yang kini mengetuk kemudi. Ckckckk benar-benar pria beruntung. Sakura berdecak dalam hati. 

Mengingat tujuan awal, Sakura menyingkirkan kekagumannya pada Sasuke lalu duduk tegak. Menyadari ada gerakan, Sasuke yang fokus ke jalan melirik beberapa detik lalu kembali melihat  ke depan. Tidak mengetahui dirinya menjadi korban pengintaian emerald.

Sakura berpura-pura melihat keluar melalui jendela disebelahnya, lalu mulai berkata, "Itu ..."

Sasuke sedikit terkejut, tidak menyangka Sakura akan bicara lebih dulu. Setidaknya ini lebih baik. Ia bisa langsung minta maaf dan tidak merasa bersalah. "Hn."

Sakura berdehem. Tidak menyangka Sasuke akan menyahut. "Aku akan membacakan alamatnya." Buru-buru Sakura ingin membuka pesan Ino namun sebelum pesan Ino terbuka, suara Sasuke membuatnya terkejut.

"Aku tahu. Kekasih Ino temanku." Sasuke menatap lurus ke depan. Tidak menyangka Sakura membahas hal lain.

Fakta yang diberitahukan Sasuke membuat Sakura benar-benar terkejut. Seandainya Sasuke orang biasa, ia benar-benar ingin mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Benar-benar tidak menduga kekasih Ino adalah teman Sasuke. Diam-diam Sakura mengirim jempol pada Ino karena berhasil menangkap ikan besar. Tanpa mencari tahu, Sakura menebak kekasih Ino laki-laki tampan dan kaya.

Menyadari Sakura diam, Sasuke meyakinkan diri jika ini waktu yang pas untuk membahas masalah mereka. Memikirkan insiden ciuman membuat Sasuke yang sudah merasa tenang kembali gugup namun berusaha menampilkan wajah datar. "Masalah tadi...."

"Haha lupakan saja Hahhah" Sakura memotong cepat disertai tawa hambar. Tidak berani melihat Sasuke. Gedung-gedung di pinggir jalan lebih menarik daripada wajah adonis Sasuke untuk saat ini.

Ujung mata Sasuke melirik Sakura yang menempelkan pipi chubby nya di kaca mobil. Sudut bibirnya tertarik. Dengan santai menekan tombol power window, membuat kaca mobil bergerak turun. Wajah gembul Sakura yang menempel dengan kaca  sedikit geli saat permukaan kaca menggoresnya lembut.

Masih terkejut, Sakura segera melihat pelaku. Sasuke dengan santai menatap lurus ke depan. Seolah tidak melakukan apa pun.  Namun kaca mobil kembali naik membuat udara malam yang menerpa wajah Sakura menghilang.

BLOSSOM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang