"Aaaa."Sasuke yang masih berdiri didepan pintu dengan jelas mendengar jeritan Sakura. Memikirkan apa yang dilihatnya, Sasuke berdehem lalu berjalan cepat menuju tangga seolah takut Sakura akan membuka pintu lalu mengejar. Mengapa setiap bertemu gadis itu harus terjadi hal memalukan. Tadi pagi menyentuh hal pribadinya. Sekarang ia melihat hal pribadi gadis itu. Memikirkan garis halus memikat di tubuh Sakura, Sasuke mengusap tengkuk. Kebiasaan yang dilakukannya saat gugup.
Mei yang baru saja keluar dari kamar mandi, menyapa Sasuke saat berpapasan. "Sasuke Senpai."
Sasuke menoleh ke samping. Melihat Mei dengan baju tidurnya. Tanpa sadar otaknya mulai membandingkan tubuh Sakura dan Mei. Jika Mei bertubuh kurus selayaknya gadis yang suka diet maka Sakura sebaliknya. Tubuhnya lebih berisi dengan payudara penuh. Mengingat Sakura mengatakan celana dalam nya tidak bisa ditarik ke atas membuat pikiran Sasuke berpikir liar.
Melihat Sasuke diam menatapnya membuat Mei sedikit malu. "Sasuke Senpai."
Sasuke sadar lau berdehem untuk menjernihkan otaknya. Sejak kapan otaknya menjadi semesum Naruto. Tidak ingin di kuasai pikiran kotor, Sasuke mengangguk datar lalu segera turun ke bawah. Mei melihat punggung Sasuke bingung. Ia sudah mengenal Izumi dari lama. Dan ini bukan pertama kalinya ia menginap namun sikap Sasuke padanya tetap datar. Bahkan saat dulu mencoba memanggil Sasuke dengan Niisan, Sasuke langsung memberinya tatapan dingin. Berbeda dengan sikap lembut Itachi.
Tidak ingin peduli, Mei berjalan menuju kamar. Saat membuka pintu, Mei melihat pakaian dalam merah bercecer di bawah pintu kamar mandi. Bingung, Mei mengambilnya lalu mengetuk pintu. "Sakura kau masih mandi?"
Mendengar suara Mei. Sakura mematikan shower. Mengatur jantungnya yang berdegup, Sakura berusaha menjawab santai. "Aku sudah selesai." Lalu membuka pintu sedikit, hanya memperlihatkan kepalanya. "Bisa minta tolong?" Di saat rasa malunya pada Sasuke belum menghilang, Sakura semakin malu memikirkan apa yang ingin diminta dari Mei.
"Apa?" Mei menyodorkan pakaian dalam pada Sakura. Mengira Sakura tidak sengaja menjatuhkan di depan pintu. Namun melihat Sakura tidak juga mengambilnya, Mei bertanya penasaran, "Kenapa?"
Menahan rasa malu, Sakura memberitahu. "Pakaian dalamnya tidak muat." Pipi Sakura memerah.
Mei sedikit terkejut. Tanpa sadar melihat tubuh Sakura. Sayangnya tubuh Sakura di lindungi pintu. Ia tahu tubuh Sakura lebih berisi namun tidak menyangka bagian itu akan cukup besar. Melihat pipi Sakura semakin merah, Mei fokus pada wajah gembul Sakura. "Size berapa?" Sakura menyebut ukurannya. Mei mengangguk lalu berjalan menuju karpet tebal untuk mengambil ponsel.
Saat Mei memainkan ponsel, Sakura masuk kembali ke kamar mandi. Menunggu Mei memberikannya pakaian dalam yang pas. Matanya melihat pembalut di dekat tumpukan pakaian dalam yang diberikan Izumi. Beruntung sebelum berangkat ia membawa beberapa. Sialnya ia lupa memasukkan celana dalam ganti.
Hampir lima menit, suara Mei kembali terdengar dari balik pintu. "Ayo tunggu disini. Sebentar lagi barangnya datang."
Sakura menolak tanpa berpikir. "Aku sedang haid."
Suara Mei tidak terdengar lagi namun Sakura mendengar suara langkah menjauh lalu suara pintu terbuka dan menutup. Sakura bersandar di pintu. Matanya menatap lurus ke dinding. Tiba-tiba dinding didepannya seolah berubah menjadi proyektor yang menampilkan insiden bersama Sasuke dari pagi sampai sore ini. Pipi Sakura semakin merah. Mengacak surainya frustasi. Apa yang harus dilakukan sekarang. Apa yang dilakukan Sasuke di mansion Izumi. Meskipun sepupu namun kenapa harus pas dengan kedatangannya. Bisakah Sasuke pulang ke mansion nya sendiri lalu menghabiskan waktu bersama keluarga. Memikirkan ini membuat kepala Sakura langsung pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOSSOM
FanfictionKehidupan Haruno Sakura setelah menginjak bangku universitas.