Chapter 11

700 154 145
                                    


Maaf ya tadi pas ngedit salah pencet makanya di tarik lagi.

Selesai kelas, Hanabi tidak langsung membereskan barang-barangnya seperti biasa. Melainkan melihat lurus ke arah Sasuke yang duduk di pojok belakang. Beberapa kali Hanabi ingin menghampiri namun merasa ragu. Melihat Naruto yang duduk disebelah Sasuke berdiri, Hanabi segera memutar tubuhnya. Pura-pura memasukkan buku dan pulpen ke dalam tas. Kalau sampai Naruto memergokinya menatap Sasuke, ia pasti akan di goda habis-habisan.

"Aku lapar?" Shion menyimpan bedak ke dalam tas setelah selesai mengaplikasikan. "Ada yang mau ke kantin?" Nada Shion naik satu oktaf, menatap Gaara, Sasuke, Neji dan Naruto yang duduk di kursi belakang. Suasana kelas yang sepi membuatnya tidak canggung. Pandangan Shion jatuh lebih lama pada Neji yang bicara dengan Gaara.

Sasuke tetap fokus membaca buku. Naruto yang berdiri di sebelah Sasuke membalas tatapan Shion sesaat lalu bertanya pada Neji dan Gaara yang berdiri disebelah jendela. "Mau ke kantin?"

Gaara melihat jam tangannya. Sudah waktunya makan siang. "Ayo."

Neji mengambil ranselnya lalu menggendong di punggung. Gaara dan Naruto melakukan hal sama. Hanya Sasuke yang masih duduk tanpa ada niat berdiri. Melihat Gaara, Neji dan Naruto akan keluar, Shion buru-buru memasukkan laptop ke dalam tas kemudian mengajak Hanabi keluar.

Hanabi tidak langsung berdiri mengikuti Shon melainkan melihat ke belakang. Ke tempat Sasuke. Menemukan Sasuke masih diam, Hanabi mengambil keputusan lalu menatap Shion disebelahnya. "Aku akan makan nanti."

Shion menoleh ke tempat Neji, Gaara dan Naruto. Tidak mendengar jelas apa yang dikatakan Naruto pada Sasuke. Namun melihat ekspresi kesal Naruto. Sudah pasti Sasuke tidak ikut ke kantin. Sudut bibir Shion naik samar lalu menatap Hanabi menggoda. Hanabi pura-pura melihat dinding karena malu. "Baiklah."

Melihat Naruto berjalan menuju pintu dengan wajah cemberut, Shion segera menghampiri lalu merangkul bahunya. Naruto hampir menepis tangan Shion namun bisikan Shion menghentikan. "Sasuke ingin berduaan dengan Hanabi. Itu saja otakmu tidak bisa memikirkan."

Naruto langsung berhenti di tengah pintu. Shion langsung melepas rangkulannya lalu keluar saat seorang mahasiswi ingin masuk. "Ckck pantas dia tidak mau keluar." Naruto sedikit minggir ke samping saat dua mahasiswa melewati pintu. Mengingat kado yang dibawa Sasuke kemarin, Naruto tersenyum curiga. Jangan-jangan dua sahabatnya sudah berpacaran. Pantas saja di ajak ke kantin tidak mau. Naruto membatin.

Shion memicing curiga melihat senyum Naruto. Saat ini mereka saling berhadapan di tengah pintu dengan Shion menginjak koridor dan Naruto di pembatas pintu. "Ada apa?"

Naruto terkekeh penuh makna membuat Shion kesal. Sebelum Shion mengamuk, Naruto memberi isyarat untuk diam menggunakan jari lalu menoleh ke belakang punggungnya. Disana Sasuke sedang bicara dengan Gaara dan Neji. Posisinya yang cukup jauh membuat Naruto tidak bisa mendengar pembicaraan mereka. Mata Naruto berpindah pada Hanabi di kursi tengah. Senyum Naruto semakin lebar saat memergoki Hanabi beberapa kali menoleh ke arah Sasuke. Tidak di ragukan lagi, Sasuke dan Hanabi memang berkencan.

Kesal dengan tingkah sok misterius Naruto, Shion menendang kaki Naruto cukup keras membuat Naruto refleks menjerit. Pandangannya pada Hanabi langsung terputus. Neji, Gaara, Sasuke dan Hanabi serentak menoleh ke arah pintu. Melihat Naruto mencak-mencak di depan Shion.

Tidak peduli, Neji bertanya pada Sasuke saat akan meninggalkan kelas. "Ingin menitip sesuatu."

Jari Sasuke bergerak membuka lembar berikutnya. "Tidak."

Gaara dan Neji tidak lagi bertanya, keduanya berjalan menuju pintu. Saat melewati kursi Hanabi, Neji berhenti. Gaara terus melangkah setelah tersenyum tipis pada Hanabi saat mata mereka bertemu. Menghampiri Naruto yang menunjuk-nunjuk Shion dengan kesal.

BLOSSOM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang