BAB [11] MARIEL JEALOUS 🦖

388 26 2
                                    

Hay, Lova balik lagi nih udah lama gak update cerita ini sampe jamuran wkwk

oOo

Binar keceriaan tampil di wajah tegas milik Mariel. Yaps cowok berwajah dingin berhati Hello Kitty upss! maksudnya cowok childish berhati iblis sih. Mungkin sebagian orang yang belum mengenal dalam sosok Mariel Lintang Semesta akan berpikir itu. Seperti kata pepatah, terkadang yang lucu lucu itu membahayakan.

Mariel berlari kecil di sepanjang koridor sekolah seraya bersenandung riang dan membuat siapa saja yang melihatnya gemas sendiri. Namun raut wajah ceria itu seketika berubah menjadi datar saat melihat gadisnya, Ruby sedang berbicara dengan cowok lain.

Kerutan halus muncul di dahinya, Mariel menaikkan satu alisnya heran seraya berpikir sejenak seolah olah mengingat sesuatu.

Dapat.

Mariel mengangguk pelan. Ia menyeringai kecil. " Rangga Madhava si kapten Basket hmm want to play with me, fine. Let's play!" gumamnya lalu menelpon seseorang orang seraya berbalik arah dan beranjak pergi dari sana.

Tenang, Mariel akan bermain nanti. Untuk sekarang ia akan membiarkannya bebas.

🦖🦖🦖

Bugh!

Satu pukulan keras mendarat tepat di wajah tampan Rangga hingga membuat sang empu memalingkan wajahnya ke samping.

Coba tebak? Yaps! Mariel. Cowok itu datang dan memukul wajah tampan yang menjadi kebanggaan Rangga tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Sialan, Lo siapa sih anjing? tiba tiba mukul gue?" tanya Rangga emosi.

" Wajah lo jelek." ujar Mariel datar.

" Fuck!!" umpat Rangga tak terima.

Rangga menatap Mariel menyerit, tunggu seperti tak asing."Wait, ahh gue inget. Lo Mariel Lintang Semesta si cowok childish tunangan Ruby itu kan?"

Mariel tak menjawab, ia hanya menaikkan satu alisnya.

"Haha tuh cewek bodoh banget, mau maunya tunangan sama cowok childish kayak lo! buta kali ya? Jelas jelas Lo tuh cuma cowok childish kayak bocah tantrum gini dijadiin tunangan. Mending gue gak sih?"

Mariel mengepal tangannya kuat, sebisa mungkin ia mengontrol sifat iblisnya yang ingin sekali membunuh. Matanya yang tadi berbinar hitam bulat kini sudah berubah menjadi merah tajam siap untuk membunuh. Tapi Mariel tak bisa, ini masih di lingkungan sekolah. Bisa gawat jika nanti ada yang melihatnya. Mariel memejamkan matanya, di sisi lain jiwa iblisnya meronta ronta seolah olah membisikinya.

Mariel tak bisa lagi, sialnya yang bisa meredakan sifat iblisnya hanya Ruby, gadisnya. fuck!

" Gue kasih penawaran, gimana kalo Ruby kasih ke gue aja? gue liat liat bodynya lumayan juga!" Ujar Rangga menyeringai.

Bugh!

" Ruby, my girl is not an item." desis Mariel sinis di sela sela pukulan.

Bugh!!

Bugh!!!

" MARIEL STOPP IT!!" teriak Ruby yang datang berlari kecil untuk melerai mereka.

Mariel terkejut sontak melepas kerah baju milik Rangga dan membuat Rangga tumbang di lantai.

"Ruby!" gumamnya.

Ruby spontan membantu Rangga berdiri lalu memapahnya sampai anak PMR datang membantu. Melirik sekilas ke arah Mariel yang menatapnya datar, Ruby menghela nafas panjang sebelum akhirnya memutuskan menyerahkannya ke anak PMR yang sedang bertugas.

"Tolong obati ya, makasih!" ujar Ruby tersenyum tipis dan di angguki mereka.

Ruby menoleh ke arah Mariel dan menghampirinya."Jadi, bisa jelasin kenapa mukul Rangga? Rangga salah apa?" tanyanya mengintrogasi.

Mariel meliriknya sekilas.

" Wajahnya Jelek, gue gak suka." jawabnya enteng.

Ruby tercengang. Ia mengusap wajah kasar. Heh yang bener aja dong!

" Gebrakan lo ada ada aja ya!" seru Ruby seraya menggeleng.

Mariel mengedikan bahunya acuh lalu beranjak pergi dari sana meninggal Ruby yang menatap aneh.

🦖🦖🦖

" Mariel, Mariel Lintang Semesta serious? Lo mukul Rangga cuma perkara wajah dia jelek? Yang bener aja!!" omel Ruby tak habis pikir.

Mariel yang duduk enteng di sofa ruang osis hanya mengangguk saja tanpa membuat alasan untuk pembelaan.

Ruby mendengus, ia menatap wajah Mariel yang sedang memejamkan matanya sejenak. Mariel yang merasa ada yang menatapnya kini membuka matanya seraya menaikkan satu alisnya heran.

"Kenapa?" tanyanya.

" Lo yang kenapa? lo kaya bukan Mariel yang gue kenal, Mariel yang childish, penyuka susu, permen. Lo berubah!"

Mariel menghela nafasnya kasar.

"Sini!"tintahnya seraya menepuk pelan pahanya.

Ruby melolot spontan menggeleng menolak.

" Kenapa?" tanya Mariel sendu.

" Gak mau aja," ujar Ruby.

" Rubyyy peka dikit dong!!" rengek Mariel kembali ke mode Childish ah lebih tepatnya cringe.

"Hah?"

" Riel cemburu!" ujar Mariel seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Hah?"

Mariel berdecak kesal. " Rubbyy hah, hoh, hah, hoh mulu!" dengusnya.

"Sini peluk Riel aja sampai hati Riel dingin!" rengek Mariel seraya menarik tubuh mungil Ruby kepelukannya.

Mariel memejamkan matanya sejenak saat menghirup wangi rambut Ruby. Aroma leci, aroma wangi buah-buahan yang menenangkan.

"Wangi!" gumam Mariel terkekeh geli.

[BERSAMBUNG]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARIEL : BAYI BESARKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang