Hai ga kerasa udah mau ganti tahun aja ya? Btw tahun baru ada agenda acara apa nih info dong! Kalo saya bakar rumah tetangga yang sukanya iri dengki canda deng! saya mau keluar sama doi hehe jadi saya upnya sekarang hehe soalnya besok ga bisa!
oOo
Siang hari, setelah merasa puas mengunjungi rumah sang tunangan, Ruby, gadisnya. Mariel memutuskan untuk pulang. Cowok itu memasuki area mansion dengan wajah berbinar binar senang dan berlari kecil, bak seorang bocah.
"Bunda Riel pulang!!" ujar Mariel sedikit berteriak.
"Berisik, ini bukan hutan!" sahut Moriz menatap sinis putra sulungnya dengan tangan kekarnya yang asyik memeluk pinggang mungil milik istrinya. Sedangkan istrinya—Selena yang tadi asyik menonton tv hanya menoleh lalu menggeleng kecil melihatnya.
Moriz berdecak sedikit kesal, ganggu aja! tadi yang kecil sekarang yang besar. Apa perlu ia bunuh aja kedua anaknya agar tak menganggu waktunya bersama sang istri, hmm sepertinya ide bagus bukan. Namun niatnya harus terurung saat melihat wajah sang istrinya yang sudah menatapnya tajam, Moriz sedikit meringis kecil.
Selena hanya menghela napasnya kasar, ia tau suaminya ini pasti sedang merencanakan sesuatu gila di otaknya. Selena sudah terlalu hafal dengan tingkah laku suaminya ketika merasa kesal, pasti akan berdecak kesal lalu terdiam. Oh jangan kalian kira diamnya akan diam saja, tentu tidak otaknya pasti sedang bekerja memikirkan rencana gila.
"Kok udah pulang, boy? tumben, biasanya juga betah di rumah Ruby sampai ga inget pulang!" ujar Selena sedikit heran.
Mariel tersenyum tipis lalu menghampiri Moriz dan Selena yang sedang duduk santai di ruang tv.
"Om Reynald mau quality time sama Ruby, jadi Riel di usir." jawab Mariel seadanya lalu terkekeh kecil seraya mendudukkan diri di samping kiri sang Bunda.
Moriz mendengus kesal."Gausah denpet denpet istri Ayah kamu udah besar. Sanaan gih!! " desisnya sinis seraya memeluk sang istri posesif.
Mariel memutar bola matanya malas."Pelit banget, yang Ayah sebut istri itu juga Bunda aku loh, yah! jadi punya aku juga!!" sahutnya tak mau kalah.
"Gak, gak ada! enak aja punya kamu. Bunda cuma punya Ayah, She is mine." ujar Moriz mutlak penuh kebanggaan.
Selena hanya mendengus seraya memutar bola matanya malas saat melihat perdebatan ayah dan anak itu.
"Udah diem atau Bunda sumpel nih pake remot tv hah!" lerai Selena seraya menatap mereka tajam.
Seketika Moriz dan Mariel langsung terdiam kicep. Demi apapun, mereka lebih baik melihat pembunuhan dari pada melihat kemarahan wanita yang mereka sayangi. Mungkin jika ada yang bertanya apa yang mereka takuti, maka mereka akan menjawab kemarahan Selena yang sialnya adalah wanita kesayangan mereka.
"Kamu juga sama anak sendiri ga ngalah banget!" sembur Selena seraya menatap tajam suaminya.
Mariel terkekeh kecil, merasa menang. Diam diam cowok itu menahan tawanya saat melihat wajah masam bercampur kesal ayahnya.
Moriz berdecak."Ketawa ketawa aja gausah di tahan tahan!" sinisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIEL : BAYI BESARKU!
Fiksi RemajaGimana rasanya punya cowok serasa punya bayi? manja ga ketolong! Mariel Lintang Semesta, cowok tampan berwajah datar. Mariel bisa cuek, dingin, datar, manja, terkadang bersikap Childish di depan gadisnya dan liar di belakangnya. Siang bertingkah sep...