🍓 Part 1 : Kamu nggak pernah nyusahin aku

912 107 202
                                    

Ramein ya 🩷🍓 vote dan komennya lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ramein ya 🩷🍓 vote dan komennya lupa.

Happy reading, Strawberries! 🍓

❦ ════ •⊰🍓⊱• ════ ❦

🍓 Part 1 : Kamu nggak pernah nyusahin aku.

Princess melirik Nevis yang sejak tadi cemberut, matanya masih merah karena menangisi Sonia—mobil merah kesayangannya yang baru saja kehilangan kaki. Maksudnya ban.

Ban mobil Nevis lagi-lagi hilang, keempat-empatnya. Rasa sayang Nevis pada Sonia sangatlah besar karena mobil itu Nevis beli untuk mengantar jemput Princess agar terlihat keren. Sekarang bannya hilang, Nevis terpaksa meminjam mobil Arzen untuk menjemput tunangannya.

Princess kasihan tapi juga ingin tertawa, ia tau siapa pelaku atas menghilangnya kaki Sonia. Pangeran, adiknya sendiri. Entah bagaimana cara Pangeran membongkar ban mobil sampai semuanya hilang tanpa jejak.

"Udahlah, nanti juga ketemu lagi ban mobil kamu." Princess menepuk punggung Nevis pelan, sekarang mereka sedang berjalan menuju lift untuk sampai unit apartemen client Princess.

"Aku dendam! Aku dendam sama dia pokoknya, siapa pun dia bakalan aku cari sampai dapat!" ujat Nevis menggebu.

"Terus kalau udah ketemu?" tanya Princess.

"Aku ajak ribut!"

Princess memutar malas matanya mendengar jawaban Nevis. Mau ajak ribut katanya, berantem aja nggak bisa, batin Princess. Dari pada semakin memperkeruh suasana hati Nevis, Princess lebih baik diam sambil menepuk-nepuk punggung lebar tunangannya.

Sesampainya di depan lift, ternyata bukan hanya Princess dan Nevis yang menunggu antrian, namun juga ada lelaki yang memakai APD putih seperti seorang petugas kesehatan. Princess dan Nevis saling melirik, tepat sebelum bisik-bisik keduanya terjadi, lelaki itu menoleh ke belakang menyapa Princess dengan cara membungkukkan sedikit tubuhnya.

Princess tak dapat mengenali wajah orang itu karena dia memakai masker yang menutup sebagian wajahnya.

"Kalian mau ke lantai berapa?" tanya lelaki itu.

"Ke lantai lima belas." Princess lembut disertai senyuman tipis.

Lelaki itu mengangguk, ia merogoh totebag yang ia bawa dan memberikan Princess 2 masker yang kesehatan yang masih tersegel di dalam plastiknya. "Banyak virus di mana-mana, jangan sampai kalian sakit," ucapnya penuh perhatian.

Princess, Perfectly![2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang