Selamat Membaca
Gayatrih mengerjabkan kedua matanya, gadis itu menyentuh ujung matanya yang basah.
"Aku ternyata belum sembuh ya?" tanya Gayatrih kepada dirinya sendiri, ia tidak sadar bahwa Hector sudah dari tadi berjaga menunggu Yuna terbangun dari tidurnya.
"Apakah karena luka tusuk itu?" suara Hector menarik Gayatrih kembali kepada kenyataan pahit yang tengah menimpa dirinya saat ini.
Gayatrih memang tidak pernah mencoba menghindari apapun, semua berjalan seperti apa yang sudah tertulis di novel sampah ini.
Bisa dikatakan, ada banyak keuntungan ketika dirinya mengambil kelas akting semasa SMA dulu.
"Lapar," kata Yuna dengan mengusap perut ratanya, gadis itu memandang memelas pada Hector yang membuat pria matang itu tersenyum puas.
Hector menepuk pucuk kepala Yuna, "Kamu sudah pintar memohon ya." gumam Hector, ada rasa bangga dalam dirinya ketika melihat Yuna yang patuh dan selalu bersikap lembut dengannya.
Rasanya sangat berbeda dengan Laurent.
Hector melihat jam tangan yang ada terpasang di pergelangan tangan kanannya, "Sebentar lagi akan ada perawat yang mengantarkan makanan untuk mu." Hector yang sudah rapih, bersih dan wangi kembali menatap wajah Yuna yang cantik.
"Kapan?" Yuna menurunkan sudut bibirnya hingga membuat Hector gemas bukan main.
"Jika kamu tidak sabar, ingin mencoba memakan sesuatu yang lain?" bisik Hector, pria matang itu mengukung tubuh Yuna hingga kini Yuna kembali merebahkan dirinya di atas ranjang rawat dengan Hector yang berada di atasnya.
Yuna gelagapan, gadis itu dengan gesit menahan dada Hector.
"Tunggu, aku sudah tidak lapar." kata Yuna dengan panik, namun predator yang tengah mengincar Yuna tentunya tidak akan melepaskan buruannya dengan mudah.
"Jika kamu tidak lapar, maka aku yang lapar, bukankah kamu merupakan makanan yang lezat untuk sarapan pagi ku Yuna?" desis Hector di hadapan wajah Yuna.
Kedua manik mata Yuna membola ketika Hector melumat bibir Yuna dengan penuh tuntutan, "Mhhhhhh...." lengguh Yuna ketika bibir bawahnya digigit kecil oleh Hector hingga terpaksa Yuna membuka mulutnya.
Yuna memejamkan kedua matanya, ia tak lagi menghindar, kedua tangannya dicengkeram tepat di atas kepalanya oleh Hector.
"I don't mind getting back in a mess, Yuna." bisik Hector, pria itu dengan penuh gairah melepaskan beberapa kancing baju rawat Yuna dengan giginya, melakukan tindakan sensual untuk menggoda Yuna.
"Eughhh...Please stop," Yuna kembali memohon, gadis itu memejamkan kedua matanya ketika Hector menjilat area perutnya hingga memberikan sensasi dingin untuk Yuna.
"Berhenti?" Hector mendongakkan kepalanya, satu alis-nya terangkat dan pria itu menyeringai licik.
Yuna menganggukkan kepalanya singkat, surai hitamnya berantakan sebab ulah Hector, kedua tangannya telah dilepaskan oleh Hector namun mengapa sekarang ia di goda oleh lidah nakal pria tua itu.
"Bagaimana ini, kamu telah basah sayang." bisik Hector di depan miliknya, ternyata pria itu sudah bertindak sejauh ini.
Yuna melengguh merasakan kenikmatan sapuan lidah Hector di bawah sana, tangannya sibuk menjambak rambut Hector guna melampiaskan rasa kenikmatannya.
"Say my name when you're going out." Hector memberikan perintah mutlaknya, dengan wajah yang memerah Yuna berusaha menutup mulutnya dengan tangan kanannya agar suaranya tidak terdengar hingga keluar bangsal.
"Yuna, Look at me." titah Hector, pria itu ternyata mempunyai keahlian lain, yaitu membuat Yuna pasrah dan tenggelam di dalam wilayahnya.
"Hector!" Yuna berteriak ketika ia melepaskan apa yang mengganjal di dalam dirinya, hal itu membuat Hector tertawa puas.
Pria itu kembali merapihkan pakaian Yuna, ia mengusap pipi Yuna yang bersemu kemerahan.
"Very sexy, and hot. Jangan lakukan dengan pria lain hmm." Hector memuji sekaligus memberikan peringatan kepada Yuna.
Yuna yang sibuk mengatur nafasnya menghiraukan perkataan dari Hector membuat pria itu meremas dada Yuna dengan sensual.
"Ahhh...." desah Yuna.
Hector mengecup pipi Yuna dengan romantis, "Aku tidak suka diabaikan, Yuna." bisik Hector.
Yuna menganggukkan kepalanya, dengan mata sayu gadis itu mengecup sudut bibir Hector. "Won't." jawab Yuna sembari menyeringai.
Pagi yang dingin terasa panas sebab permainan nakal Hector, Yuna dengan tertatih-tatih dibantu oleh Hector berjalan menuju kamar mandi.
"Bisa sendiri? Ingin ku bantu?" tanya Hector dengan penuh perhatian, hal itu membuat Yuna menggelengkan kepalanya singkat.
"Aku bisa, tolong ambilkan pakaian rawat ku yang bersih di dalam laci nakas." Yuna berpegangan pada tembok masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintunya.
Hector meraih pakaian Yuna yang bersih, pria itu melangkahkan kakinya mendekati pintu kamar mandi yang berwarna coklat kayu.
"Yuna, pakaian ganti mu." dengan suara agak keras, Hector kembali berkata bahwa ia telah membawakan pakaian ganti Yuna.
Beberapa menit menunggu, Yuna membuka sedikit pintu kamar mandinya mengintip seperti seekor kelinci yang lucu.
"Maaf membuat mu menunggu, dan terimakasih." sudut bibir Yuna terangkat, gadis itu kembali masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti pakaian yang digunakannya.
Kriett!!
Pintu terbuka membuat Hector menolehkan kepalanya.
"Ahhh..." salah satu perawat yang mendorong troli berisi makanan terperanjat dari tempatnya ketika melihat Hector.
Hei! Siapa yang tidak mengenal pria kaya raya itu, bahkan bayi 2 bulan saja kenal dengan sang Kaisar Bisnis Amerika — Hector.
IG: knndly__
![](https://img.wattpad.com/cover/378495886-288-k490938.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya [End] (Only On wattpad)
Fantastik[Status: End] Kehidupan ku tidak pernah sesial ini, sudah berpindah dimensi, berpindah raga serta memerankan seorang wanita berumur 20 tahun yang memilih menjadi selingkuhan sang kakek kaya. Aku sungguh ingin menangis frustasi, apalagi dengan godaan...