day with you

111 19 3
                                    





✨💫✨

Wilza berjalan beriringan dengan Jeffrey menuju koridor kampus, sesampainya di parkiran Wilza pun menaiki motor milik Jeffrey. Kakak tingkatnya ini, memang selalu mengantar jemput dirinya beberapa hari terakhir dikarenakan motor miliknya sedang menginap di bengkel.

Sesampainya di kost-an nya, Wilza lalu mengucapkan terimakasih karena Jeffrey mau di repotkan seperti itu. "Makasih Kak, udah mau direpotin, hehe" ujar Wilza lalu Jeffrey menepuk pundaknya. "Santai aja lah, lagian Lo juga Adek tingkat yang paling Deket sama gue kan" ujar Jeffrey lalu Wilza tersenyum.

"Yaudah Wil, gue ke kost juga ya, bye" pamit Jeffrey, lalu Wilza melambaikan tangannya. Wilza berjalan memasuki kost-an disana teman satu kostnya duduk di sofa sembari menatapnya dengan jahil.

"Diantar si kasep lagi ya?" Tanya Teh Kinan yang umurnya jauh diatas Wilza, Teh Kinan bekerja sebagai karyawan bank, dan memilih kost di tempat yang sama dengan Wilza dan mereka sama-sama masuk pas tahun ajaran di mulai.

"Iya Teh, tumben di kost? Nggak kerja Teh?" Tanya Wilza lalu Teh Kinan menggeleng. "Teteh lagi pusing, makanya ambil cuti, eh iya! Di kamar si Giu ada anak sekolahan, katanya adeknya ya? Kamu kenal? Kayaknya lagi tidur sih tadi" ujar Teh Kinan, tubuh Wilza menegang seketika.

"Adek Giura Teh?" Tanya Wilza memastikan lalu Teh Kinan mengangguk.

Wilza segera berlari ke lantai dua menuju kamar Giura, sesampainya di depan kamar temannya itu, Wilza mengetuk pintunya.

Pintu terbuka memperlihatkan gadis mungil yang baru saja bangun dari tidurnya. "Na?" Wilza mengembangkan senyuman, Narine menggosok matanya lalu tersenyum tipis.

"Hai Kak" sapanya dengan canggung. Wilza langsung memeluk erat tubuh mungil gadis itu, bau bayinya tak pernah hilang selalu mampu menenangkan pikiran Wilza. Rambut hitam itu sudah mulai semakin pendek, tubuhnya semakin kurus dengan pipi chubby nya yang sudah menghilang.

Banyak perubahan di dalam diri Narine, membuat Wilza seakan tak mengenali gadis itu lagi, padahal baru terhitung 2 bulan semenjak ia berkuliah disini. "Aku kangen kamu" ujar Wilza semakin mempererat pelukannya.

Narine membalas, mengusap punggung Wilza lalu setelahnya mendorong tubuh gadis itu untuk melepaskan pelukan mereka.

Wilza mendengus lalu Narine menatap sendu si Kakak kesayangan nya itu. "Kak, i Miss you so much" ujar Narine lalu Wilza mengangguk, tangannya menangkup pipi tirus Narine.

"Kamu lupa makan lagi ya? Aku kehilangan Mochi aku?" Tanya Wilza mengelus pipi Narine, membuat gadis itu memejamkan matanya untuk menikmati elusan lembut dari tangan hangat Wilza.

Wilza dan Narine memutuskan untuk pergi ke kamar si yang lebih tua untuk mengobrol sembari melepas rindu. Wilza memeluk tubuh Narine dan mengecup berkali-kali bibir gadis itu untuk melepaskan rindunya.

"Kak, maaf soal yang kemarin" ujar Narine lalu Wilza mengerucutkan dahinya, lalu ia mengangguk. Mengecup kepala Narine lalu tersenyum, "aku yang harusnya minta maaf, maaf ya Na, aku lagi hectic waktu itu" ujar Wilza lalu Narine mengangguk.

Narine yang membawa paper bag pun mengeluarkan isi nya, disana terdapat kue ulang tahun bertuliskan 'Happy Birthday Sayang'. Dan umur Wilza.

Wilza mengerutkan dahinya lagi, ini bukan hari ulang tahunnya, tahun baru masih lama, dan Narine sudah membuatkannya kue?

"Na, ini untuk apa?" Tanya Wilza lalu Narine tersenyum tipis, menancapkan lilin berangka 19 disana lalu menghidupkan nya dengan korek api.

"Aku nggak tahu bakal bisa ngerayain ulang tahun kamu di tahun baru kak, karena aku bakalan sibuk di Jakarta, jadi... Mumpung aku lagi jenguk Kak Giu di sini, aku bakal rayain ulang tahun kamu lebih cepat dari yang lain" ujar Narine lalu Wilza mengembangkan senyumnya.

"Nggak apa-apa Na, aku nggak masalah kok, yang terpenting kamu ada dihidupku itu udah cukup" ujar Wilza

"Ayo, make a wish" ujar Narine lalu Wilza menggenggam tangan nya, dan mulai menutup mata. "Happy Birthday Sayang" bisik Narine, Wilza membuka matanya, tatapan mereka beradu dengan wajah yang sangat dekat. Wilza meniup lilin yang mulai meleleh itu, lalu mengambil alih kue dari tangan Narine.

Kue itu ia letakkan di atas nakas, lalu Wilza menarik tengkuk Narine, dan menyambar bibir gadis itu. Saat ini, Wilza tidak ingin memakan kue yang di berikan Narine, tetapi ia ingin memakan bibir kenyal yang sudah sangat ia rindukan.

Wilza mendorong tubuh Narine agar berbaring dengan ciumannya yang tak lepas. Lengan Narine juga ia kalungkan ke lehernya, "Kak, aku–kesini bukan....buat beginian"

Narine mendorong tubuh Wilza membuat gadis itu menghentikan aksinya lalu menatap Narine.

"Na, sekali ya?" Tanya Wilza dengan memohon, Narine yang terengah-engah lalu menggeleng pelan. "Sejak kapan kamu gampang turn-on gini?" Tanya Narine kebingungan.

Netra Wilza melebar, benar juga. Sejak kapan dia berpikiran kotor seperti itu? Ah! Ini semua karena rasa kangen pada Narine yang menggebu, membuat Wilza terlalu bersemangat ketika kembali bisa memeluk tubuh mungil Narine.

"Na, maaf" ucap Wilza memeluk tubuh Narine, menenggelamkan wajahnya ke leher Narine, mereka lalu bercerita mengenai kesibukan masing-masing dengan posisi yang belum berubah.

"Besok kamu nggak sekolah?" Tanya Wilza, pasalnya Narine tiba-tiba datang ke Bandung dengan alasan menjenguk Giura, padahalkan bisa saat hari libur.

"Nggak, udah bikin surat izin buat 2 hari ke depan" ucap Narine lalu Wilza kembali menghirup aroma bayi dari tubuh Narine.

"Yah, kok sebentar banget sih? Berarti besok pulang nya sore ya?" Tanya Wilza lalu Narine mengangguk

"Aku ada kerja kelompok besok, nggak bisa antar kamu ke stasiun dong" ujar Wilza lagi dengan lesu.

"Nggak apa-apa, pelukan sama kamu kayak gini seharian aja udah cukup ngilangin rasa kangen" Narine mengecup  puncak kepala Wilza.

Usapan lembut dari Narine di kepalanya membuat Wilza mulai merasakan kantuk. Matanya mulai memberat, lalu dengkuran halus pun terdengar di telinga Narine.

"Love you Kak, Dan I'm Really Sorry...."

Narine memeluk erat tubuh Wilza, perlahan air matanya menetes dan ia mengusapnya dengan tangan kanannya, ia kembali menatap Wilza yang tertidur pulas di pelukan nya. "I Miss you so bad" ujarnya lagi dan mengecup pipi Wilza.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidden Love (Kimzhuo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang