demam🌡️

175 21 2
                                    



✨💫✨

Narine meringkuk di bawah selimut nya, kepalanya pusing, badannya juga panas dingin. Salahnya juga karena tidak beristirahat dan memilih untuk pergi menonton pertandingan Wilza.

Bunda dan Mami mengomelinya, tadi Mami pulang dari kantor lebih cepat karena khawatir dengan kondisi Narine yang Bunda bilang makin memburuk.

"Kita ke rumah sakit ya?" Tanya Mami mengelus kepala Narine namun gadis itu menggeleng cepat.

"Kondisi kamu makin memburuk sayang" ucap Mami menatap khawatir, Narine semakin meringkuk karena kedinginan dan tubuhnya menggigil hebat.

"Aku udah muak sama obat Mi" ujar Narine, Mami pun tahu itu. Tetapi, Mami tetap menginginkan kesehatan untuk putri bungsunya.

"Sekali ini saja ya? Kita ke rumah sakit supaya kamu cepat sembuh" ucap Mami

Narine mengangguk pasrah, daripada nanti Bunda mengomel lagi, lebih baik Narine menuruti perkataan Maminya.

"Mami gendong?" Tanya Mami dan Narine kembali mengangguk.

Mami menggendong Narine seperti koala, anak bungsu nya memang sangat manja dan sangat suka di gendong.

Bunda dan Mami akhirnya membawa Narine ke rumah sakit untuk di periksa, Bunda menghubungi Giura yang masih berada di alun-alun bersama Kaluna supaya gadis itu tidak mencari-cari keberadaan mereka nanti.

✨💫✨

"Narine di rumah sakit?" Tanya Kaluna, lalu Giura mengangguk.

"Bandel banget tuh anak di bilangin, udah gue bilang di rumah aja istirahat malah mau ikut nonton" ucap Giura misuh-misuh sendiri.

Saat ini, baru Giura dan Kaluna aja yang tahu bahwa Narine dibawa ke rumah sakit. Wilza masih menunggu kabar Narine di tepi lapangan, ia tidak bersemangat untuk pertandingan selanjutnya.

"Wil, bentar lagi kita yang main" ujar Putri menepuk pundak kaptennya itu. Namun, gadis itu hanya diam saja.

"Wil, fokus dikit kenapa sih?" Ucap Ara

"Diam deh Lo, gue pusing" ucap Wilza masih melihat handphone nya, lebih tepatnya room chat nya dengan Narine.

K

aluna dan Giura menghampiri Wilza, mereka duduk tepat di samping gadis yang masih sibuk mengetik pesan pada Narine.

"Narine di bawa ke rumah sakit, kemungkinan dia nggak lihat handphone" ujar Giura, Wilza menunduk. Seberapa sering ia mengatakan tidak pada Giura, tetapi sahabatnya itu sangat peka terhadap ketertarikan nya pada Narine yang kian hari semakin bertambah.

"Kenapa bilangnya ke gue?" Tanya Wilza lirih tak bisa menatap sahabatnya itu.

"Karena Lo kelihatan lebih khawatir kalau Narine nggak ngasih kabar. Sekarang Lo tenang aja, dia udah dibawa ke dokter kok, jadi Lo harus fokus tandingnya" ucap Giura menepuk pundak gadis itu.

"Nanti kita jenguk sama-sama Wil, selesai Lo tanding" ucap Kaluna lalu Wilza tersenyum tipis dan mengangguk.





✨💫✨

Wilza memasuki ruangan bercat putih itu, ia menatap khawatir pada tubuh gadis yang terbaring lemah di atas ranjang berwarna biru.

"Eh kalian, duduk dulu, Narine baru aja tidur karena efek samping obat" ucap Bunda lalu ketiga gadis itu pun duduk di sofa yang berada di sudut ruangan

"Gimana kondisi Narine Bun?" Tanya Giura, Bunda hanya menghela nafas berat lalu tersenyum tipis dengan tatapan sendu

"Biasalah, cuma kecapean aja. Dia kan pecicilan banget anaknya, dari kecil sampai sekarang nggak berubah sama sekali" jelas Bunda.

Giura dan Luna pun mengangguk, sementara Wilza menatap Narine yang nampak damai dalam tidurnya.

"Sayang, dokter Ratu mau ngomong sama kita berdua, ayo" Mami menyembulkan kepalanya dari balik pintu, lalu Bunda pun mengangguk.

"Bentar ya, kalian jagain Narine dulu, Bunda sama Mami mau ngobrol sama dokter Ratu" ucap Bunda lalu Giura mengangguk

"Oke Bun" jawab nya, lalu Bunda bangkit dari duduknya dan berjalan keluar bersama Mami menuju ruangan dokter Ratu.

Wilza berdiri, mendekati ranjang dan duduk di kursi samping ranjang. Ia menggenggam tangan kanan Narine lalu menatap wajah pucat gadis itu. Jantungnya berdebar, namun terdengar lambat seolah bersedih atas Narine yang tengah menderita demam.

"Na, aku bawa pulang juara 2. Kalau kamu disana mungkin aku bisa bawa juara 1 loh, masalahnya tadi kamu nggak disana bikin fokus aku pecah" ujar Wilza lirih seperti bisikan. Ia menunduk menatap tautan tangannya dengan tangan Narine lalu tersenyum.

"Jangan sakit lagi ya Na, aku sedih lihat kamu kayak gini. Mana Narine yang selalu ceria itu? Mana Narine yang strong itu? Ayo balik lagi... Cepat sembuh my favorite girl"

Giura menatap jengah di bucin satu itu, membuat Luna memukul lengannya.

"Nggak boleh gitu, kamu kalau aku sakit juga kayak Wilza" ujar Luna berbisik, Giura mendengus lalu menatap gadis disampingnya

"Kapan aku gitu?" Tanya nya.

"Nggak usah sok nggak tahu, waktu itu aku cuma mejamin mata dan bisa denger semua yang kamu ucapkan ke aku ya Giu—" ujar Luna lalu Giura mengerjap

"—aku juga denger kamu bilang aku cewek paling cantik yang bisa bikin keras kepala kamu jadi lunak kayak plastisin!" Lanjut Luna. Giura berdeham lalu menatap ke sembarang arah, pipinya memerah dengan telinga yang juga ikut memerah. Luna terkekeh geli, lalu menjatuhkan kepalanya ke pundak Giura.

"Makasih loh atas pujiannya, kamu juga cantik kok sayang" ucap Luna membuat Giura semakin malu. Terlebih lagi ketika dipanggil dengan 'sayang' membuat euforia meledak-ledak didalam dadanya

"Kok diam sih sayang?" Tanya Luna sembari terkekeh

"Udah Lun, gue penggal ya leher Lo itu" ujar Giura membuat Luna menyingkirkan kepalanya dari bahu gadis itu dan merubah posisi duduknya untuk lebih leluasa melihat Giura.

"Coba aja penggal kalau bisa.... Nggak bisa kan sayang? Mana? Hm..dasar cupu" ucap Luna menaikkan satu alisnya menggoda Giura.

Giura menarik pinggang Luna lalu memiringkan kepalanya menuju leher gadis itu. Mengecup bertubi-tubi leher putih Luna membuat sang empu tertawa kecil.

Buk!

Giura memegangi kepalanya yang terasa nyeri, ia menoleh dan melihat satu buah duku berada di lantai, dan melihat Wilza menatap mereka dengan santai.

"Apa? Bukan gue" ucap Wilza, lalu Giura dan Luna kompak melihat ke ranjang. Narine duduk dan melihat mereka sembari memakan buah duku kesukaannya.

"Minimal kalau berbuat mesum tuh lihat-lihat tempat" ucap Narine mendelik kesal pada dua gadis yang sama-sama malu dan salting itu.








Notes;
Selamat Weekend
Narine & Wilza kembali menemani kalian semua💓

Hidden Love (Kimzhuo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang