Pulang Bareng

142 23 3
                                    

✨💫✨

Seperti prediksi Wilza, saat mendaftar pasti akan banyak para adik kelas yang mencantumkan nama mereka sebagai anggota Band Club' SMA tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, hanya ada beberapa orang yang bertahan.

Sudah satu bulan semester baru berjalan, dan sudah satu bulan juga Wilza selalu bertemu dan berinteraksi dengan Narine. Entah itu saat pertemuan Band ataupun saat Wilza pergi ke rumah Giura untuk mengerjakan tugas.

Seperti saat ini, Wilza terdiam menatap kagum pada Narine yang menekan-nekan tuts piano yang terletak di ruang musik. Hari ini Narine tidak memasuki kelas karena guru yang mengajar tidak hadir, jadi ia melarikan diri ke ruang musik.
Tanpa sadar Wilza yang berjalan melewati ruangan tersebut pun berhenti. Ia membuka pintu secara perlahan lalu menutupnya kembali, tersenyum mendengar alunan nada dari piano yang dimainkan oleh Narine terdengar merdu.

Narine menghentikan kegiatannya lalu menoleh kebelakang untuk pergi dari ruangan tersebut sebelum ia di pergoki oleh siswa lain. Namun, ia cukup kaget ketika melihat Wilza berdiri di depan pintu.

"Kak Wil?" Tanya nya, lalu tersenyum canggung. Wilza pun membalas senyuman Narine lalu mendekati nya.

"Kamu suka main piano?" Tanya Wilza ikut duduk di samping Narine membuat bahu mereka bersinggungan. Tangannya juga mulai mengambil ancang-ancang untuk memainkan alat musik tersebut.

Jemarinya menekan tuts dengan lincah, nada lagu Love story dari indila pun terdengar memenuhi ruangan. Dengan percaya diri, Narine pun mulai menaruh tangannya lagi mengikuti irama yang dimainkan oleh Wilza.

Wilza menutup matanya menikmati perpaduan musik mereka, sebuah senyuman mengembang di bibirnya. Narine yang melihat itu pun ikut tersenyum, sumpah demi apapun senyuman Wilza sangat manis. Ini pertama kalinya ia melihat kakak kelasnya itu tersenyum lebar.

Jari mereka menjauh dari tuts piano, bersamaan dengan menghilangnya nada-nada indah yang tercipta. Wilza membuka mata lalu ia menoleh, sedikit kaget melihat Narine menatapnya begitu intens.

"Kakak hebat" ujar Narine singkat, lalu mengalihkan pandangannya lagi. "Makasih" ucap Wilza

Siang itu, Narine dan Wilza saling bertukar cerita tentang musik yang mereka sukai dan mereka kuasai. Wilza sadar bahwa cerita ini akan membuka jalan yang lebih besar untuk dirinya dan Narine menjadi lebih dekat.

✨💫✨

Narine berdecak sebal ketika Giura menolaknya untuk pulang bersama, kali ini alasan gadis itu adalah ingin berkencan dengan pujaan hatinya Kaluna.

"Emangnya itu dihitung kencan kak? Kan belum pacaran" tanya Narine pada kakaknya itu, membuat senyuman yang tadi mengembang kembali memudar

Luna dan Wilza berjalan beriringan sembari mengobrol, bahkan mereka terlihat melemparkan candaan dan gurauan manja.

"Giu, maaf ya, aku piket tadi" ujar Luna lalu Giura mengangguk, sudah tahu kok dirinya tentang jadwal piket gadis itu. Tetapi, yang membuatnya heran adalah Wilza, kenapa gadis itu bisa beriringan dengan Luna?

"Gue balikin catatannya Luna tadi, nggak usah mikir yang macam-macam" ucap Wilza mengetahui sahabatnya itu cemburu. Giura pun mengangguk pelan

"Narine juga ikut kita ya?" Tanya Luna lagi ketika ia melihat Narine berdiri disamping motor Giura.
Gadis itu memang sengaja membawa motor hari ini, karena ingin berkencan dengan Kaluna.

Hidden Love (Kimzhuo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang