XXXVI

2.3K 362 63
                                    

🫧 VOTE DULU TARGETNYA SEBANYAK MUNGKIN🫧

✧・゚: *✧・゚:*

19.20

📍Palm Court Four Seasons

Hadden dan Kala akhirnya benar benar seharian muter minta restu. Enggak muter juga sih soalnya mereka hanya ke rumah Hadden dari siang dan malamnya benar benar seperti omongan mama Hadden kalau mereka harus merencanakan makan malam. Dan akhirnya rencana itu langsung terlaksana hari ini juga. Berakhir 4 orang duduk saling berhadapan satu sama lain. Bayangin aja deh, Kala mencak mencak ke Hadden kalau dia mau ganti baju. Eh cuma berakhir mereka mampir ke mall beli dress yang proper untuk dinner. Memang Kala datang ke rumah Hadden sudah total, hanya saja itu baju udah dipakai seharian.

"Malam om, tan." ucap Hadden membuka suara ketika 2 orang yang dikenalnya datang dengan style tidak berbeda. Namanya pebisnis juga kemanapun dan dimanapun harus sesuai dengan tempat.

"Malam. Kala tidak dari rumah?" tanya Haidar langsung menyadari.

"Enggak. Dari rumah Ha- Mas Hadden ketemu keluarganya." jawab Kala langsung tanpa basa basi. Hadden yang merasa kurang enak, seharusnya Kala lebih tenang agar mereka kedepannya juga lebih enak ngobrolnya.

Setelah duduk dan Hadden ngode waiters untuk mulai serve untuk meja mereka. Hors d'oeuvres tiba sebagai sajian pertama fine dinning seperti ini.

"Bagaimana setelah bertemu?" tanya Haidar santai.

"Nggak gimana gimana. Semuanya welcome aja kok, yang suruh aku ajak makan malam papi mami juga mamanya Mas Hadden." jujur Kala.

"Sebelumnya, memang rencana mau makan malam tan, om. Untuk meminta maaf kembali yang sebelumnya." saut Hadden memimpin pembicaraan. Takutnya Kala ini nanti malah bikin suasana tidak nyaman.

"Aduh, sudah nggak perlu minta maaf Nak Hadden. Sudah terlewat cukup lama yaa." saut Kirana lembut.

"Perlu tan, saya juga belum mendengar kalimat penerimaan. Takutnya nanti jadi hal yang terpendam." balas Hadden.

"Kami sebenarnya sedikit sulit dan terbebani Pak Hadden. Kami sudah merelakan kegagalan Kala dan Zefra. Hanya saja, kami masih belum percaya kalau pilihan Kala itu sangat berbeda dengan hal yang kami bayangkan sebelumnya." jelas Haidar.

"Perihal profesi?" saut Hadden singkat.

"Ya bisa dibilang begitu.  Pak Hadden, Kala itu kan mengutarakan kalau dia tidak mau sama dokter dengan alasan sepele sekali. Alasannya tidak mau ditinggal kemana mana, dokter banyak panggilan darurat dan sebagainya. Bagaimana bisa dia dengan cepat mengganti pilihannya?" tambah Haidar. Makesense.

"Memang kita bisa mengatur suka tidak suka pi? hati kan bisa dibolak balikkan katanya?" jawab Kala kemudian diselingi menu ke dua amuse-bouche.

"Papi itu mengkhawatirkan masa depan kalian kalau Kala masih seperti ini. Bagaimana kalau nanti hanya rasa sesaat, gagal ditengah itu tidak terbayang. Papi ingin memastikan dulu Kala benar yakin dengan pilihannya atau tidak." sambung Haidar.

"Pi.. Papi tau kan semua laki laki yang aku bawa dulu selalu kalian tolak. Giliran aku udah males urusan bab pernikahan papi mami bawa mas Zefra. Aku memang dari awal sudah nggak ada interest sama sekali ke dia sama sekali." jelas Kala.

"Dengan alasan klise lebih baik daripada kamu? terus kamu milih yang tidak baik begitu?" bener sih. Ini juga simalakama, kalau dibilang kamu dapat yang lebih baik dari aku dan kamu terlalu baik. Berarti maksudnya kita buruk dan yang kita dapat buruk juga. Loh kok.

Love Of CadencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang