Dua bulan telah berlalu sejak kejadian itu. Freya kini semakin sibuk dengan latihan volinya. Sebagai middle blocker, dia harus ekstra keras berlatih mengingat turnamen antar sekolah tinggal sebulan lagi.
"Nice receive!" teriak Flora, sang libero tim, saat Freya berhasil menangkis spike keras dari Kathrin.
"Thanks!" Freya tersenyum sambil mengusap keringat di dahinya.
Latihan hari ini lebih intens dari biasanya. Coach mereka, Bu Sarah, tampak serius memperhatikan setiap gerakan pemain.
"Freya, timing block kamu masih kurang tepat. Perhatikan gerakan lawan, jangan terburu-buru melompat," instruksi Bu Sarah.
"Siap, Bu!" Freya mengangguk mantap.
Di pinggir lapangan, Adel duduk bersama Olla, Lulu, dan Oniel. Mereka rutin menonton latihan voli akhir akhir ini.
"Gila sih Freya, lompatnya makin tinggi aja," komen Olla sambil menyedot es tehnya.
"Iya, kayaknya ngikutin tutorial dari anime Haikyuu," tambah Lulu.
"Kayak Hinata ya lompatnya?" Oniel terkekeh.
Adel tersenyum bangga melihat kekasihnya berlatih dengan semangat. Meski akhir-akhir ini waktu mereka bersama berkurang drastis, ia paham ini adalah passion Freya.
"Del, ga bosen apa nonton latihan mulu?" goda Oniel.
"Ngapain bosen? Orang liatnya sambil bucin," celetuk Olla.
"Berisik ah!" Adel melempar botol kosong ke arah Olla yang langsung menghindar sambil tertawa.
Latihan berakhir pukul 5 sore. Freya menghampiri Adel dengan handuk kecil di lehernya.
"Capek?" tanya Adel lembut.
"Lumayan," Freya duduk di sebelah Adel. "Tapi happy sih, block-ku udah lumayan ada improvement."
"Iya, tadi aku liat. Keren banget tau ga?" Adel mengacak pelan rambut Freya yang basah karena keringat.
"Ih, tambah lepek tau!" protes Freya, tapi tak bisa menahan senyumnya.
"Eh bantuin stretching dong!" teriak Flora dari tengah lapangan.
"Coming!" Freya bangkit. "Del, tunggu bentar ya? Masih ada cooling down."
Adel mengangguk. "Take your time."
Selesai stretching, mereka berkumpul untuk briefing singkat dari Bu Sarah.
"Minggu depan kita mulai latihan pagi. Jam 6 udah harus di lapangan ya," Bu Sarah mengedarkan pandangan ke seluruh tim. "Turnamennya tinggal sebulan lagi, kita harus maksimalin persiapan."
"Siap, Bu!" jawab semua pemain kompak.
"Fre," panggil Adel saat mereka dalam perjalanan pulang.
"Hm?"
"Jadi... mulai minggu depan kita ga bisa berangkat bareng dong?"
Freya terdiam sejenak. "Iya... maaf ya."
"Hey, kenapa minta maaf?" Adel menggenggam tangan Freya. "Ini kan demi impian kamu. Aku support banget tau."
"Tapi... kita jadi jarang bareng..."
"Ya kan masih bisa pulang bareng. Lagian aku masih bisa nonton kamu latihan kok."
"Beneran ga papa?"
"Iyaa," Adel mencubit pelan pipi Freya. "Asal kamu janji satu hal."
"Apa?"
"Jangan sampe sakit ya. Aku ga mau kamu maksain diri."
Freya tersenyum lebar. "Siap ndan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontroversi Hati (FreDel)
Teen FictionDisclaimer 01. Cerita ini 100% fiksi. 02. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, latar, typo, dll. 03. Semua foto diambil dari Twitter, Instagram, pin. 04. Bebas memberikan kritik/saran. Petualang seoarang anak remaja yang baru saja n...