Pilihan yang sangat sulit. Ketika dua orang yang pernah dekat hingga mendekati kata "kita". Pilihan yang sulit ketika diminta untuk memilih antara orang lama atau orang baru, bukan berarti perasaan yang Aku miliki ini sama dengan keduanya.
Naren yang selalu ada ketika Aku terpuruk, bahkan lebih peka dengan keadaanku dalam hal apapun itu. Memang Naren tidak pernah bisa membuatku tertawa dengan humornya, namun Naren bisa membuatku tersenyum dengan tindakannya.
Lelaki itu sangat peka bahkan lebih peka daripada diriku sendiri. Melihat kelebihannya itu membuatku terus merasa bersalah karena Aku belum bisa dikatakan setara dengannya.
Aku suka tipikal cara mencintainya. Itu sangat lucu ketika melihat dia salah tingkah dan menatap mataku dalam dalam. Caranya menggandeng tanganku sangat sederhana namun mampu membuatku bahagia.
Tapi walaupun begitu Naren hanyalah salah satu orang yang pernah singgah dihati, juga tetap masih ada ruang untuknya.
Apapun itu, walaupun Aku suka caranya mencintai diriku, walaupun Aku suka cara dia menghiburku, walaupun Aku suka cara dia menatapku. Entah mengapa mataku tetap tertuju pada satu orang.
Saga Antariksa
Beribu maaf kuucapkan untuk Naren. Ketika dipinta untuk memilih entah kenapa Aku melihat kearah Saga. Walaupun lelaki itu tidak selembut dan sehalus Naren, Aku menyukainya. Aku mencintainya.
Pertemuan awal ku dengan Saga memang tidak sebaik itu. Kedekatannya denganku bisa dikatakan hanya teman biasa. Tidak ada yang special diantara kita.
Setelah hari berganti bulan, Aku menyadari sesuatu yang tak biasa. Seiring berjalannya waktu jika bersama seseorang, maka perasaan itu tumbuh begitu saja.
Aku memang menyukai love language dari Naren. Semua love language Naren.
Tapi untuk hati, Aku memberikannya pada Saga. Aku mempercayakan itu padanya.
Sosok laki laki yang dewasa, dan membuatku aman jika bersamanya. Laki laki yang mencintaiku penuh dengan ambisi, dengan semangat dan terang terangan mengatakan 'cinta'.
Saga dapat membuatku tertawa lepas bahagia, rasanya penuh kejutan jika bersamanya. Cara dia memperhatikanku selayaknya menatap anak kecil yang haus perhatian.
Caranya menyikapi diriku sangatlah dewasa dan penuh perhatian. Walau tidak peka, dia tetap bisa membuatku bahagia dengan sikapnya.
Selalu menanyakan kabarku, dan perasaanku setiap saat. Itu membuatku sedih karena sampai detik ini Aku belum pernah ditanya bagaimana perasaanku, dan Saga adalah orang pertama yang menanyakan hal itu.
"Tawaran lo waktu itu, masih bisa kan?", tanya Keyva mengejar Saga dari kelas ke parkiran.
Saga berhenti sejenak menatap Keyva dengan mimik wajah yang susah diartikan. Beribu kata tanya ingin ia sampaikan, namun dengan cepat ia dapat menutupi ekspresinya.
"Maksudnya?"
"Tawaran lo waktu itu, yang lo bilang gue bisa jadi cewe lo. Gue akan kasih waktu satu minggu untuk buktiin kalo perasaan lo bener bener nyata begitupun dengan Naren. Gue gabisa gitu aja ngelepas Naren yang selalu nemenin gue disaat lo sama orang lain"
Sembari menghela nafas panjang, Saga hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Dan Keyva yang akan kembali ke kelasnya untuk menunggu jemputan.
"Mau kemana?", tanya Saga saat Keyva sudah berbalik badan.
"Nunggu jemputan"
"Sama gue", ucap Saga dengan singkat.
"Tapi-"
Tanpa mendengar jawaban Keyva, Saga langsung menaiki motornya dan menyuruh Keyva naik. Seperti biasa, Saga akan mengulurkan tangannya untuk Keyva lantaran motor Saga yang terlalu besar dan tinggi sehingga Keyva tak dapat menaikinya tanpa bantuan.
"Udah?", tanya Saga melirik perempuan dibelakangnya dari spion motor.
Keyva hanya mengangguk kecil sebagai jawaban sembari menata rok abu abu miliknya. Lalu ia memegang erat jaket milik Saga agar tidak terjatuh.
Esok hari nya Saga terlihat sangat terang terangan menunjukkan perhatiannya pada Keyva. Seperti membelikan minuman hangat, menyandingkan kursinya dimeja Keyva, dan mengobrol bersama.
Naren yang melihat itu tentu saja panas, namun laki laki itu tidak bertindak apapun. Hanya diam sambil menyibukkan diri dengan handphone miliknya.
Keyva pun bertanya tanya. Apakah Naren menyerah begitu saja?
Dan apakah ia harus menerima Saga?
Pilihan yang sangat sulit. Itulah mengapa ia tidak suka memilih apapun itu.
Ditengah tengah keramaian lalu lalang murid murid dikelas. Keyva hanya menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangan. Saga yang melihat itu langsung menarik kursi dan duduk di samping Keyva.
"Kenapa? Sakit?", tanyanya mengkhawatirkan kondisi perempuan itu.
Keyva hanya menggeleng sebagai jawaban. Kepala nya terasa penuh ketika berbagai permasalahan muncul, bukan hanya dari segi sekolah tapi juga keluarga.
Saga yang melihat itu lantas mengelus puncak kepala Keyva.
Deg!
Keyva diam membatu dan bingung dengan dadanya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
Saga, ini berlebihan.
Keyva belum pernah sama sekali dielus kepalanya walaupun bersama keluarganya. Tapi dengan lancangnya dia mengelus puncak kepala Keyva.
BAHAYA! BAGAIMANA KALAU KEYVA JATUH HATI!!!
Memilih ya?
Saga atau Naren?
Kalau kalian disuruh memilih. Pilihan apa yang kalian buat?
Saga yang cenderung terang terangan atau Naren yang malu malu?
Naren with him love language
Saga with him love language
Just choose what makes u happy :)
•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•
To be continued
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Language
ChickLit-Just funny and get what i want- Saga Antariksa Pemuda yg masih berseragam putih abu abu mempunyai 3 kawan yg berbeda beda macam. Bastian, Satria, Zidan. Kalo ada Saga berarti ada mereka. Saga merupakan anak yang lumayan pintar dan dapat bersikap d...