"Ara belum jawab pertanyaan papa. Jadi, Ara tau nggak ngwee itu apa?" Lagi, Juan mengulang pertanyaannya sekaligus menggoda lubang senggama sang putri yang terasa begitu lembab dan sempit.
"Nggak tau, pa. ahh ... ara nggak tauhhh."
Pelan dan sensual, Juan menggoyangkan pinggul putrinya. Membuat kelamin mereka kini saling bergesekkan.
"Ngewe itu ngentot sayang. Kawin. Konto papa nanti bakal nyumpel lubang memek kamu. Ara yakin mau kawin sama papa?"
Ara mengangguk berkali-kali sembari ikut menggoyangkan pinggulnya. Mata gadis itu sudah sangat pekat oleh buncahan gairah. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah melakukan sesuatu supaya rasa tak nyaman di tubuhnya berkurang. Ia bahkan tak peduli pada Dayana yang sejak tadi menyaksikan adegan tabunya bersama sang papa.
"Sayang, ngentot itu cuma untuk suami istri. Sedangkan kita ... kamu yakin? Kamu—"
"Pa, buruan! Nggak usah banyak ngomong. Ara udah sange berat itu. Buruan kontolin anaknya," desak Dayana.
"Gila kamu, Ma. Bisa-bisanya kamu suruh papa perkosa anak sendiri," desis Juan. Namun, tak ayal ia mulai merebahkan tubuh putrinya di atas ranjang.
Juan mulai melucuti pakaiannya sendiri sebelum kemudian menyingkirkan celana dalam yang melindungi memek putrinya. Diusapnya memek berwarna pink dengan bulu-bulu tipis itu. Dirasakannya betapa lembut dan panas lembah surga yang sebentar lagi akan melingkupi kelaminnya itu.
Perlahan, Juan mulai mengangkangkan kedua kaki Ara. Kontol tegangnya mulai ia sentuhkan pada bibir memek sang putri. Sontak gadis itu blingsatan menahan serangan birahi. Pengaruh obat perangsang yang diberikan oleh Dayana pun semakin mengubur kewarasan Ara, membuatnya lupa akan norma yang ada.
"Papahhh ...," desah Ara.
Air mata sudah berlinangan di wajahnya.
"Sabar, nakhh. Sebentar lagi ...," desis Juan.
Pelan-pelan ia mulai mencoba memasukkan kepala kontolnya ke memek Ara.
"Astagahhh. Ketat banget, Ma," geram Juan.
Dayana mendekati keduanya kemudian mengarahkan fokus kamera pada kelamin anak dan suaminya yang dalam proses menyatu.
"Ara siap, nak? Kontol papa masuk, ya," ujar Juan lalu mengambil ancang-ancang untuk menerobos memek perawan putrinya.
JLEB
"AKHHH! SAKIT PAPAAAA! KELUARINNN! NGGAK MAU! ARA NGGAK MAU! SAKIITTTT!" jerit Ara kala merasakan lubang kawinnya serasa seperti dibelah menjadi dua, sakit dan perih. Penuh dan sesak.
"NGENTOTTTT! ANJINGGG! KETAT BANGET MEMEKMU NAK!"
Dayana tersenyum puas kala melihat suaminya berhasil merenggut keperawanan putri mereka. Ia pun semakin memperjelas tampilan kontol Juan yang menyumpal memek Ara, merenggangkan lubang sempit itu. Aliran darah perawan merembes dari sela-sela kontol jumbo suaminya itu.
"Papa ... sakit," rintih Ara sembari menangis sesenggukan.
Juan lekas merendahkan tubuhnya, lalu mencium kening sang putri dengan penuh kasih sayang. Dihapusnya air mata di wajah gadis itu dengan lidah panasnya.
"Sakitnya nggak lama, sayang. Percaya sama papa, ya?" rayu Juan. Kini, pria itu sudah sepenuhnya melupakan status mereka yang merupakan sepasang anak dan ayah. Dalam pikiran Juan kini hanya ada keinginan untuk menggarap lubang kawin gadis kecilnya, putrinya yang dulu begitu ia sayangi, yang dulu selalu ia bacakan dongeng ketika tidur, namun kini malah ia tiduri, ia setubuhi memek basahnya.
***
Sudah tersedia di KK guys