Ay, Ay, Captain

356 90 15
                                    

Sama halnya dengan Ananta dan boxing, Alegra sangat menyukai balap mobil. Hampir separuh hidupnya selain di kampus dan rumah, ia habiskan di sirkuit. Jarak rumahnya ke Sentul hampir dua jam kalau macet, tetapi tidak menurunkan kegigihan Alegra untuk ke sana. Satu minggu bisa dua sampai tiga kali, kadang-kadang juga empat kalau Pak Adjie sedang pergi ke luar kota. Alegra jadi bebas tugas sesaat.

Sebelum meninggal, ibunya pernah mengatakan bahwa Alegra akan menjadi pembalap yang handal layaknya sang ayah. Lalu, tak lama dari itu ayah meninggal─killed by speed. Kakek dan ibu depresi. Ayah adalah anak kesayangan kakek, semua adik-adiknya itu bedebah, gila harta. Sebuah kecurigaan juga kakek tanamkan kepada paman-paman Alegra bahwa salah satu dari merekalah yang membunuh ayah. Namun, Ibunya waktu itu tak mau ambil pusing. Apa yang pergi biarlah pergi. Mungkin itu jawaban dari takdir ayah di bumi, tugasnya masih banyak di atas sana biarlah ia memulainya lebih dulu daripada kebanyakan kami di bumi.

Ibu melarang Alegra terjun ke dunia professional balap mobil karena ayah. Satu-satunya yang sangat menuruni ayah adalah Alegra. Kakak laki-laki pertamanya Dimas Putra Rajendra, seorang dokter. Kakak laki-laki keduanya Jamal Putra Rajendra adalah seorang model papan atas. Kakek juga tidak akan membiarkan siapapun selain anggota keluarga ayah yang meneruskan tahta Rajendra.

Ibu meninggal tidak lama dari itu dan itu adalah penyesalan yang tak akan pernah berangkat dari jiwa raga Alegra.

So, here I am. Terjebak antara dua keluarga. Cita-cita yang pupus dan harapan yang semu.

Alegra menuruti semua kemauan kakeknya karena kakek sangat berjasa atas keluarganya. Melindunginya, Mas Dimas, Mas Jamal dan Ibu sampai akhir. Alegra benci diberikan tanggung jawab karena sesungguhnya ia adalah pria yang sangat bertanggung jawab. Sekali diberikan, tanggung jawab itu tidak akan pernah lepas dari tangannya.

Membawa dan menyatukan dua keluarga luar biasa ini membuatnya susah tidur. Sakit kepala berlebihan. Alegra harus minum obat tidur agar tidurnya berkualitas dan satu-satunya hal yang bisa melepas penatnya dari kampus, bisnis dan Ananta adalah balapan.

Sepuluh putaran berakhir ketika ia menemukan sosok sahabatnya tiba di arena. Andra Gama Nasution. Penerus perusahaan ekspor impor ternama di tanah air. Masih di bawah keluarga Pramoedya, tetapi satu tingkat di atas keluarga Rajendra.

Andra juga penyuka balap mobil, persis seperti Alegra.

Alegra keluar dari mobilnya dan menghampiri Andra. Tiga bulan lamanya ia tidak bertemu dengan sahabatnya ini karena Andra pergi ke Eropa.

"Ditinggal ke Eropa tiga bulan aja lo udah jadi calon suami orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ditinggal ke Eropa tiga bulan aja lo udah jadi calon suami orang. Gimana gue ke Amrik dua tahun? Udah punya anak sebelas kali ya lo, Le?" Ale adalah sapaan akrab yang diberikan Andra untuk Alegra.

Andra kenal Ananta karena sebagian besar keluarga konglomerat yang berada di usia mereka pasti bertemu di Universitas Bhayangkara.

Alegra hanya tertawa dan memeluk sahabatnya singkat. Ucapan selamat datang kembali.

From The StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang