BAB 9

650 37 1
                                        

"yim" tutor menyadarkan yim yang sedari tadi sedang melamun,

"apa yang fong lakukan padamu? yim.. " mohon nya agar yim mau berbicara padanya.

"tutor, apa yang akan kamu lakukan dengan barang bekas, bukan milikmu tapi milik orang lain.. apa yang akan kamu lakukan?" tanya yim ragu.

"tentu aku akan membuangnya jika itu tidak di perlukan bagiku" jawab tutor membuat yim kembali sedih, dia benar benar bingung harus mengatakan nya, takut akan kehilangan tutor yang sudah berada di sisinya dan membuat nya merasa nyaman.

"apa kau akan membuangku? bagaimana jika aku menjadi barang bekas itu?" tanya yim berkaca kaca dan gemetar.

"yim, jelaskan padaku apa yang terjadi sebenarnya." ucap tutor menaikan nada bicara nya menjadi lebih tinggi.

"aku.. aku di perkosa, aku rusak, aku tau bahwa aku rusak sejak awal karena mu.. tapi.. ini berbeda" mata yim terus mengeluarkan air mata, dia tidak bisa menahan isak tangisnya kini.

"yim, lihat dan dengarkan aku" tutor mengangkat kepala yim dengan lembut, mencoba menatapnya secara mendalam dan tulus, mengelus pipi lembut yim dengan penuh rasa, tutor menurunkan nada suara nya dan melembutkan suara nya,

"siapa yang berani menyentuh mu yim? apa fong melakukan semua nya?" tanya tutor lembut, memastikan agar yim tidak merasa takut dan gelisah.

yim mengangguk perlahan sebagai jawaban.

"apa yang membuat mu berpikir aku akan membuangmu begitu saja?" tanya tutor

"fong berkata bahwa kau membenci barang bekas, kau akan membuangku karena aku telah menjadi barang yang rusak.. " yim menunduk merenung.

tutor menahan amarahnya sedari tadi,

"yim, aku tidak berniat sama sekali untuk membuangmu.. sama sekali tidak, aku akan merawat mu, menemanimu, memberimu banyak kebahagiaan, walaupun aku merasa kecewa akan hal ini, tapi ini sebuah kecelakaan dan penentuan jalan takdir, kita tidak bisa mengubah nya, kita hanya bisa menjalani hari hari kita seterusnya nanti dan memperbaiki untuk kedepan nya agar lebih baik lagi, aku minta maaf karena gagal menjagamu." tutor memeluk yim dengan erat.

"maaf.. dan terimakasih" yim kembali membalas pelukan hangat tutor.

"tutor, yim, sebaiknya kita perlu bergegas ke rumah sakit, luka kalian cukup parah dan butuh penanganan medis" khawatir net melihat darah segar yang trus mengalir dari tubuh mereka.

net mondar mandir di depan ruang UGD dan mengurus banyak administrasi, luka yang tutor dapatkan adalah luka ringan, berbeda dengan yim yang mendapatkan luka yang cukup parah.

"net, kau kembali saja terlebih dahulu dan jangan khawatirkan aku" ucap tutor melihat net yang terlihat sangat lelah.

"apa kau yakin? aku baik baik saja dan masih bisa mengurus ini semua" jawab net

"ya aku yakin, dan apa kau tidak merindukan jj? aku yakin jj juga membutuhkan mu di sana, jadi jangan khawatir" ucap tutor mengingatkan,

"baiklah kalau begitu, jaga dirimu dan jangan jadi laki laki pengecut yang tidak berani menyatakan perasaan terhadap seseorang" lanjut net sambil menepuk pundak  tutor perlahan, mengingat pernyataan net dia jadi kembali teringat yim yang sekarang entah bagaimana kondisinya, tutor dan yim berada di kamar terpisah dan membuat mereka berjarak.

"yim.." tutor bergumam kepada diri sendiri dan merenung.

yim masih terlelap dalam tidur nya,

yim terbangun dari mimpi buruk nya, di mana dia bermimpi seseorang yang dia cintai pergi meninggalkan nya secara menyakitkan.

"tidak.. aku mohon jangan tinggalkan aku sendiri.. " yim memukul dirinya sendiri sambil meremas selimut sebagai pelampiasan.





.



.



.



.


tbc vote.

dark blue [tutoryim]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang