Zee gadis cantik itu berjalan menyusuri koridor yang panjang. Sembari menikmati dinginnya udara pagi hari."Azizi."teriak seorang dari arah belakang.
Teriakkan itu yang membuat Zee menoleh kearah belakang, mendapati Amera yang berlarian sambil menenteng laptopnya.
"Pagi Zee."sapa Amera.
Amera dan Zee semakin dekat setelah pertemuan tanpa sengaja di perpustakaan, dan tentunya mereka bisa lebih akrab karena satu kelas.
"Eh, pagi Ra."balas Zee dengan tersenyum.
Amera menarik lengan tangan Zee untuk digandeng. Zee sontak kaget melihat tangan Amera yang memeluk lengannya.
Amera yang mendapati tatapan keheranan dari Zee langsung menoleh, "gak nyaman ya?"tanya Amera.
"Gapapa, yuk masuk."Zee membuka pintu kelasnya.
Kelas kali ini tidak terlalu pagi, namun tetap saja udara pagi ini sangatlah dingin. Mungkin karena musim hujan di daerah sekitar.
"Dingin ya Zee."ucap Amera sambil duduk di kursinya.
Zee mengangguk, "iya, gue sampai pakai baju tebal."kata Zee.
Amera menoleh kearah Zee yang duduk di sampingnya, "sama, aku juga."balas Amera.
"Selamat pagi anak-anak."ucap seorang dosen dengan menggunakan jas berwarna hitam, jangan lupakan kepala botak mengkilat.
"Selamat pagi pak."ucap serempak.
Amera tertawa kecil setelah melihat dosen botak itu, "kepalanya mengkilat banget. Pasti kalau mau keramas shampo nya turun semua."cetusnya.
Zee yang mendengar ucapan itu hanya tertawa ringan, "kita panggilnya pak botak."Amera menatap kearah Zee.
"Pak botak?"tanya Amera memastikan.
"Nama aslinya pak sumandi, tapi kita panggilnya pak botak."ujar Zee.
"Lucu banget."ucap Amera.
Zee menggeleng melihat Amera yang masih menatap kearah pak sumandi yang sedang menjelaskan materi.
"Buka buku kalian halaman 130."
---
"Shel."panggil Jessi.
Jessi dan Ashel, mereka berdua sedang berada di kantin. Setelah kelas pagi mereka memutuskan untuk mengisi perut di kantin kampus.
"Kenapa jess?"tanya ashel.
"Gue kemaren liat orang yang sama persis sama Freya."ashel menolehkan pandangannya kearah Jessi.
"Gue juga."balas ashel.
"Dia di fakultas yang sama kayak Zee?"ashel mengangguk.
"Gue rasa dia Freya deh shel."ungkap Jessi.
"Mana mungkin jess, kalau itu Freya lalu siapa orang yang ada di peti mati?"ujar ashel.
"Iya juga sih, kita kan lihat secara langsung jenazah Freya."Ucap Jessi.
"Tapi gue masih heran deh shel."ashel menaikkan alisnya, "kenapa?"tanya ashel.
"Kenapa kita gak dibolehin lama-lama lihat jenazah Freya?"Jessi mengingat saat mereka tidak diperbolehkan terlalu lama untuk melihat jenazah Freya.
"Iya juga ya."
"Kan, makanya."
"Apa reinkarnasi?"ucap Jessi yang langsung mendapatkan tepukan cukup kencang dari ashel.
"Ngaco Lo, dunia udah moderen masih aja percaya begituan."balas ashel
"Siapa tahu kan."ucap Jessi.
"Mana mungkin Jessi."ucap Zee yang entah dari kapan berada di belakangnya.
"Loh Zee, udah selesai kelas?"ashel kaget melihat Zee yang tiba-tiba berada di belakang Jessi.
Zee melangkahkan kakinya untuk duduk disamping ashel. "Udah barusan."jawab Zee.
Zee membuka botol minumnya, "ngomongin apa kalian?"tanya Zee.
"Eh enggak."ucap Jessi gelagapan.
"Serius? Gue dengar ngomongin Freya."ungkap Zee, karena ia sedikit mendengar pembicaraan Jessi dan Ashel.
"Kita ngomongin Amera."ucap ashel.
"Kenapa Amera?"tanya Zee.
Ashel menghela nafas panjang, "gue sama Jessi punya pemikiran yang sama. Kita rasa Amera itu Freya. "ucap ashel.
Zee terkekeh pelan, "gue juga awalnya ngira gitu. Tapi setelah kenal lebih dalam sama Amera gue jadi tahu siapa dia."
"Dia memang memiliki kisah hidup yang hampir sama kaya Freya, bokap Amera kerja di Singapore, tapi sejak kecil Amera tinggal di Belanda sama Omanya. Sama kan, papi Freya juga ada di Singapore, sedangkan Oma Seva ada di Belanda."ujar Zee.
"Kok bisa sama."ucap Jessi.
"Bisa aja kan jess, lagi pula kalau Amera itu Freya, Kenapa dia gak pakai kalung kesayangannya. Dia punya satu kalung yang selalu di pakai, dan gue pastikan kalau Freya selalu Makai kalung itu. Terakhir kali gue lihat kalung itu dipakai sama dia pas ada di dalam peti."kata Zee, Jessi dan Ashel saling pandang.
Jessi terkekeh kecil, "mustahil dia balik ya Zee?"tanya Jessi.
"Jess."
"Gue selalu berharap dia masih ada Zee, gue kangen banget sama dia. Waktu kemarin gue pulang ke jakarta, gue sempatin ziarah ke makam Freya tapi gue gak dibolehin masuk kedalam."Zee kaget mendengar ucapan dari Jessi.
"Gak boleh? Maksudnya?"heran Zee.
"Makamnya di renovasi Zee."jawab ashel.
Benar, Jessi dan Ashel menyempatkan untuk ziarah ke makam Freya saat kemarin mereka pulang ke jakarta. Namun, mereka tidak diperbolehkan untuk mendekat ke makamnya.
"Jes soal itu."
"Oh ya, kemarin kita lihat nisan Freya diganti. Seingat gue nisannya diganti dengan nama Namyla lafrenda Khaulah."
Zee menatap Jessi penuh tanda tanya, siapa orang yang di sebut oleh Jessi? Apakah Jessi bercanda? Namun, ashel juga melihat nama itu.
Namyla lafrenda Khaulah?
••••
Hallo?
Maaf baru bisa lanjut ceritanya.
Semoga suka.
Sehat-sehat ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMPITERNAL (FREZEE)
Fiksi RemajaSempiternal yang berartikan "ABADI" Kemanapun kamu pergi aku akan selalu di sini. "Hidup harus tetap berjalan walau kehilangan tokoh utama." PILIH MATI ATAU HIDUP 60% kehidupan Freya 40% frezee ( mohon maaf jika ada kesamaan tokoh,tempat,dan wakt...