0% Love (TCF Fanfic {Terjemahan})

Chapter 23 (24) : Itu Cocok Untuk Mu

Komen donk ges komen

Nanti ku menghilang lagi klo gk ada yg komen

Komen kalian adalah panggilan untukku ♡(ӦｖӦ｡)

Hehe

Selamat membaca~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Notes :

HAPPY PRIDE MONTH!!! If anyone is a fan of the webnovel/webtoon ‘I’m Not That Kind Of Talent’, please check out this project! We’re planning on covering the song ‘Blessing’ for Deon Hardt’s birthday and we need vocalists, mix/master staff, and video editors ^^

Life update: WELL. Where to even begin. So the shower plug started melting while I was showering and there was smoke? And this actually happened to another family in the region a few years ago and the entire family ended up getting electrocuted to death (electricity ran through the water to the showerhead, and then killed the person showering, and then the family members when they saw the scene and tried to help). That sounds really horrible :( I’m glad I survived (maybe yalls’ prayers saved me tysm). We fixed it and now it’s a safe button! Although now I no longer have access to super hot showers :’)

And then somewhere along the way I relapsed and had a depressive episode, which is always scary whenever it doesn’t pass in 1-2 days after attempted self-care methods when it usually does (getting food I like, getting proper rest, etc). I have something my previous counselor called thought-based OCD where I get intrusive thoughts of self-exiting, repeatedly throughout the day (when I get depressed, overwhelmed, and stressed). The thoughts don’t translate to actual intention, but it’s just really rough to have to constantly ignore/justify away the thoughts while I’m feeling miserable. There’s always the fear of what if it gets worse? What if it doesn’t end? But I told myself to give it time and just get through it a day at a time and made it through after a week! If anyone also deals with episodes/relapses, please remember you have gotten through it and will get through it again <3 Be patient and kind with yourself and others!

_____________________________________

"Kita harus ketemu lagi untuk minum, Cale!" kata Cage riang sambil mengantar Cale kembali ke area utama. Choi Han melirik Cale, ekspresinya penuh rasa ingin tahu, bertanya-tanya kapan Cale bertemu Cage dan apa yang terjadi di ruangan tertutup itu.

Cale mengerutkan kening. Lagi? Apa maksudnya dengan lagi? Mereka tidak bertemu atas pilihan mereka terakhir kali - mereka hanya kebetulan duduk bersebelahan di meja bar.

"Tidak, terima kasih. Aku sibuk." Saat mengatakan itu, dia bertukar pandang dengan Choi Han, menunjukkan bahwa mereka akan membicarakannya nanti saat mereka sendirian.

Cage cemberut dan mencondongkan tubuhnya ke dekat Cale, memutus garis pandangnya dengan Choi Han, "Aww, apakah wanita yang lebih tua bukan tipemu?"

Ini bukan tentang tipe, ini tentang mencoba untuk tetap hidup. Dia memiliki cukup banyak hal yang harus dipedulikannya.  Cale mengabaikan Cage dan meninggalkan gereja bersama Choi Han, tetapi ketika dia melihat orang di depannya, dia hampir berharap dia tetap tinggal untuk mengobrol dengan Cage. Sungguh, keluar dari penggorengan dan masuk ke api.

Di sana, di depan gereja yang gelap dan suram, berdiri seorang pria berambut putih mengenakan jubah pendeta putih bersih, bersinar seperti sinar bulan yang cemerlang. Dia menarik perhatian hanya dengan berdiri di sana karena penampilannya yang elegan dan tidak seperti dunia lain. Dengan cara para wanita mencuri pandang padanya, dia mungkin dapat mengubah siapa pun yang dia sukai ke agama yang dia dukung, yaitu Gereja Cahaya.