12. Jangan pergi

159 12 0
                                    

Pita


Aku sudah merasakan patah hati meskipun belum memulai apa pun. Aku ditolaknya. Rasanya memalukan. Aku tak sanggup bertemu dengannya lagi.

Rasanya aku ingin mengubur diriku saja, atau menghilang dari bumi tanpa jejak. Aku ingin mengulang waktu agar aku berpikir beribu kali lagi untuk tidak melakukannya atau menghapus ingatan Pak Airlangga tentang permintaanku yang sembrono itu. Dia pasti membenciku. Dia pasti mengira aku perempuan murahan karena mau menyerahkan tubuhku secara cuma-cuma.

Aku ceroboh karena perasaanku yang menggebu-gebu kepadanya. Selama 22 tahun aku hidup, ini pertama kalinya aku merasa bebas dengan diriku sendiri. Aku tidak pernah berani mengeksplorasi perasaanku maupun tubuhku. Rasa malu tertanam jelas di dalam pikiranku. Aku tidak pernah diajarkan untuk memahami dan tidak diperbolehkan untuk mengekspresikan perasaanku. Selama ini aku terkurung dalam aturan dan rasa malu. Hal ini membuatku tidak pernah mengenal diriku sendiri, tubuhku, perasaanku, termasuk gairahku.

Aku melewati masa remaja dengan represi akan semua keinginanku. Di saat seharusnya aku dapat belajar mengenal diriku, aku dibatasi oleh larangan dengan doktrin bahwa seorang perempuan tidak seharusnya memiliki perasaan dan gairah apalagi mengekspresikannya. Aku dituntut untuk menjaga dan menutupi diriku dari semua kemungkinan yang membuatku dapat merasakan debaran dan gairah. Aku harus tetap menjadi suci sampai aku menikah nanti, dan semuanya harus melalui persetujuan papa. Begitu doktrin yang ditanamkan papaku.

Karena semua kecemasan itu, membuat diriku seolah lepas dari belenggu begitu aku keluar dari rumah. Aku yang selama ini terkekang, menjadi sedikit hilang akal begitu aku memiliki kesempatan untuk mengenal diriku sendiri. Rasa malu itu kian meluntur meskipun masih menghantuiku. Aku belajar mengenal perasaanku, keinginanku, termasuk gairahku yang selama ini terepresif. Tidak ada mata yang selalu memperhatikan setiap gerak-gerikku. Tidak ada mulut yang selalu mengeluarkan kata-kata mempermalukan dan membuatku rendah diri.

Aku belajar mengenal tubuhku, anatomi tubuhku, meresapi rasanya begitu mereka disentuh. Aku menyukai sensasinya. Tidak ada yang melarangku. Tidak ada yang mengatakan jangan kepadaku. Tidak ada tatapan marah. Tidak ada kalimat-kalimat yang menakut-nakutiku. Aku merasa hidup untuk saat ini dan untuk diriku.

Namun, ini pengalaman pertama bagiku. Aku baru merasakan perasaan membuncah ini hanya kepada Pak Airlangga. Aku pernah mengenal beberapa laki-laki, anak-anak di sekolah atau tetangga di lingkungan rumahku. Tetapi, tidak satu pun dari mereka yang pernah membuatku merasa berdebar.

Sejak pertama kali melihat Pak Airlangga, aku sudah merasakan perasaan yang aneh di dadaku. Bekerja untuknya, banyak menghabiskan waktu dengannya, sampai tinggal di rumahnya, hanya membuat perasaan itu semakin berkembang. Puncaknya adalah ketika pertama kali dia menciumku. Itu ciuman pertamaku. Tidak ada yang pernah menyentuhku sebelumnya. Bahkan ketika pertama kali Pak Airlangga memelukku, itu juga pelukan pertama yang kudapatkan dari orang lain selain mama.

Aku selalu ditakut-takuti untuk tidak dekat-dekat apalagi berhubungan dengan laki-laki. Papa selalu bilang bahwa mereka berbahaya dan akan menyakitiku. Tetapi, aku tidak merasakan itu semua dari Pak Airlangga. Dia adalah orang yang baik, sangat baik. Aku mungkin tidak akan pernah percaya dengan laki-laki mana pun, tetapi tidak dengan Pak Airlangga. Aku merasa aman dengannya.

Mungkin aku jatuh cinta? Aku tidak tahu. Ini baru bagiku. Jika cinta adalah rasa yang terlalu dalam dan sangat abstrak, maka mungkin aku jatuh suka? Iya, itu yang kuyakini. Aku suka dengan Pak Airlangga.

Aku seperti binatang liar yang baru terlepas dari rantainya. Perasaan suka dengan laki-laki sampai eksplorasi tubuh dan gairah membutakan akal sehatku. Aku mengharapkan lebih dari sekedar ciuman. Rasa malu yang ditanamkan papa, perlahan meluntur. Aku menginginkan Pak Airlangga berbuat lebih di tubuhku.

The Boss is My Roommate [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang