4.2

3 0 0
                                    

Thapakorn selalu mengira ada banyak warna lipstik untuk wanita, namun kini dia menyadari bahwa pembalut tidak ada bedanya. Pemuda itu memandangi rak yang penuh dengan pembalut berbagai jenis dan merek, dan hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Jadi yang mana yang harus kamu beli?

Pria malang itu memutuskan untuk tidak membelinya sendiri, jadi dia melihat dari kanan ke kiri untuk melihat apakah ada pelanggan di toko tersebut, tidak jauh dari sana ada seorang wanita yang sedang memilih sandwich, jadi dia segera mendekatinya.

"Permisi," panggilnya, gadis itu menoleh ke arahnya.

"Eh ya bantu aku memilih uh aku perlu membeli sesuatu untuk temanku Maksudku, temanku eh, aku aku tidak tahu caranya untuk memilih", saat berada di depan lawan bicara aku terdiam dan tak bisa bicara soal pembalut. Dia seharusnya tidak merasa malu, tapi anehnya dia merasa malu.

"Hah?" tanya wanita itu dia meminta bantuan, namun melihat wajah pria yang mengatakan dia datang untuk meminta bantuan untuk membelikan sesuatu untuk 'temannya', dia mengerti.

"Oh, kamu ingin membeli sesuatu untuk pacarmu."

"Dia bukan pacarku, dan yah maksudku uh"

"Ah, maksudmu pembalut, kan?" kata gadis itu dan tertawa pelan. Thapakorn hanya mengangguk malu-malu.

"Kalau begitu aku akan membantumu memilih," ucapnya lalu berjalan menuju rak tempat pembalut berada, pemuda jangkung itu mengikutinya perlahan.

"Apakah jatuhnya banyak atau sedikit? Apakah ini hari pertama?" gadis itu menanyakan pertanyaan tersulit dalam hidupnya kepada Thapakorn.

"Apa?"

"maksudnya dia haid, tau gak pacar kamu eh sahabat itu pakai pembalut yang pendek atau yang panjang? atau kamu suka yang ada sayapnya atau tanpa sayapnya?", apa itu handuk pendek dan panjang? Untuk apa mereka menggunakan sayap? Thapakorn sangat bingung dan ekspresinya membuat orang di depannya tertawa.

"Kamu tidak tahu?"

" Um aku aku tidak tahu", dan dia tahu bahwa orang yang ada di kamar mandi dan yang sedang menstruasi saat ini juga tidak tahu apakah tubuh mereka berada di dalamnya. 'turun banyak', 'turun' sangat 'sedikit' atau apakah aku harus menggunakan 'handuk panjang', 'handuk pendek' atau 'dengan atau tanpa pegangan'.

"Kalau begitu pakailah yang panjang dan bersayap ini agar tidak kotor," kata gadis itu sambil mengambil sebungkus pembalut.

"Terima kasih banyak," kata pemuda itu sambil menundukkan kepalanya sebagai rasa terima kasih sebelum bergegas membayar dan mengambil tasnya untuk berlari ke kamar mandi wanita, tempat orang-orang datang dan pergi sepanjang waktu. Pemuda tersebut tidak mempunyai pilihan lain, karena jika ia masuk ke kamar mandi ia akan digantung oleh gadis-gadis yang menggunakan kamar mandi tersebut, sehingga pada akhirnya ia harus meminta bantuan kepada seorang wanita yang sedang berjalan menuju kamar mandi.

"Permisi, ini bisa kamu berikan pada temanku yang ada di kamar mandi," ucapnya sambil menyodorkan tas berisi pembalut untuk diberikan pada wanita tersebut. Orang lain menatapnya sambil tersenyum, tapi sepertinya mengerti.

"Di bilik mana temanmu berada?"

"Aku tidak tahu".

"Siapa nama temanmu? Aku akan meneleponnya."

"Namanya Win."

"Oke," Thapakorn menyerahkan tas pembalut wanita itu kepada wanita itu, yang masuk ke kamar mandi sementara dia menunggu di luar. Dia mendengarnya memanggil nama 'Khun Win' beberapa kali sebelum terdiam, jadi dia berasumsi bahwa benda itu pasti sudah sampai ke tangan Sawin.

Cupid last wishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang