4 tahun kemudian.
Uchiha Sasuke tengah berbaring di sofa, surai hitam memanjang dan berantakan. Wajah tampannya melukiskan kantuk dan geram. Iya, geram. Sasuke sangat geram karena tidur panjangnya harus disela oleh ketukan di pintu apartemen penthouse-nya. Bangkit dari sofa, Sasuke tanpa sengaja malah menendang tiga botol bir yang tergeletak kosong di kaki sofa tersebut. Ia membuat keriuhan dengan tiga botol bir yang sekarang bergulir berisik di atas karpet.
"Keparat," umpat Sasuke, entah pada siapa.
Sambil mengusap wajah, Sasuke melenggang ke pintu dan menemukan Mikoto--sang ibunda, kini memandangnya dengan hela napas jengah.
"Kalau kau telat sedikit saja, aku pasti akan menelepon polisi untuk mendobrak apartemenmu ini."
Sasuke mengerjapkan mata, tidak ada kepedulian dalam ekspresinya. "Mau apa Ibu kemari?"
"Ibu ingin mengecek kondisi putera Ibu yang paling bodoh dan menjijikkan ini," sahut Mikoto. Ia melangkah melewati Sasuke dan menemukan tempat tinggal anaknya begitu kotor dan berantakan. Balon-balon sisa pesta, terompet dan celana dalam wanita berceceran di lantai, dan ketika ia membuka pintu kamar Sasuke, seorang perempuan sedang berpakaian dengan panik di sana. Perempuan yang entah siapa, Sasuke pun tidak mengenalnya.
"Apa kau mencari celana dalammu?" Mikoto bertanya pada perempuan itu.
"I-iya..."
Saat perempuan itu menjawab, Mikoto langsung melempar Sasuke lirikan keki. Sasuke tidak menanggapi kekesalan ibunya tersebut dengan reaksi berlebih, ia hanya tersenyum bosan sebelum menanamkan kecupan singkat di pipi Mikoto. "Happy new years, mother."
Setelah perempuan asing tadi pergi dan petugas kebersihan dipanggil ke kamar Sasuke untuk mengemas sisa pesta semalam, Mikoto yang menahan diri untuk tidak mencekik putera bungsunya tersebut sampai mati, berujung memasak sarapan di dapur Sasuke yang sangat dingin dan kosong. Tidak ada apa-apa di sana. Mikoto jadi bersyukur dia datang dengan membawa bahan makanan.
"Mau sampai kapan kau hidup seperti ini?" Mikoto bertanya pada Sasuke yang baru selesai mandi. Pemampilan puteranya itu sudah lebih baik dari pertama kali dia menemukannya. Dia menjadi lebih bersih tanpa jejak lipstick di pipi dan lehernya, lebih harum tanpa aroma alkohol dan tembakau merekat di pakaiannya. Rambut Sasuke juga tertata lebih baik. Sasuke yang bersih dan rapi terlihat lebih seperti anak Mikoto daripada Sasuke yang beberapa menit tadi.
"Ini kehidupan terbaikku, aku tidak berniat mengganti gaya hidupku dalam waktu dekat." Sasuke menanggapi Mikoto sambil mencicip sandwich buatan Mikoto.
"Sasuke, kau adalah kontroversi berjalan di Konoha."
"Itu spektakuler."
"Uchiha Sasuke!" Mikoto menarik napas, ia kembali mengumpulkan kesabarannya yang sempat surut ke mata kaki. "Orang-orang membicarakanmu di media sebagai noda di keluarga Uchiha. Mereka juga menyebutmu sebagai sebagai reinkarnasi Dionysus..."
"Oh, itu kreatif. Aku suka."
"Sasuke?"
"Aku tidak peduli omong kosong seperti itu, Ibu."
"Masalahnya itu bukan omong kosong, kan?" Sasuke memang, pada realitanya, menjalani kehidupan seperti reinkarnasi Dionysus.
Daripada bekerja tekun seperti Itachi dan memanfaatkan kecerdasannya seperti yang semua orang harapkan, Sasuke malah pergi berpesta dan memanfaatkan uang keluarganya untuk bersenang-senang sepuasnya. Dia lebih banyak hidup di bawah kilau cahaya lampu bar, daripada di bawah matahari pagi. Dia juga lebih banyak teler daripada sadar. Wanita keluar masuk hidupnya sebagai penghibur saja. Tidak ada yang benar-benar bermakna di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLURING (SASUSAKU)
FanfictionMereka adalah kisah asmara yang kacau dan berantakan. ALLURING © Vivianne. NARUTO © Masashi Kishimoto.