♡12. Safest Place On Earth

312 62 10
                                    





Kegembiraan memudar dari raut Sakura, disertai dengan segala semangatnya untuk bersenang-senang. Ketika Sasuke menghampirinya, menemuinya dengan sepasang manik hitam yang menyiratkan kecemasan, Sakura memaksakan senyuman kendati air mata menggenang di pelupuk matanya.

"Apa yang terjadi? Aku melihat Inuzuka menghampirimu tadi." Tepatnya, ketika Sasuke keluar dari butik untuk menghampiri Sakura, Sasuke melihat segerombol pria dengan Kiba menjadi salah satu di antaranya, berlalu meninggalkan Sakura. Sasuke langsung bergegas menemui Sakura dan menemukan Sakura dalam kondisinya sekarang, tatapan hampa, mata berkaca-kaca dan raut yang terluka.

"Apa dia melakukan sesuatu padamu, Haruno?" Sasuke mencoba menekan suaranya menjadi lebih tenang, mencoba untuk tidak mencecar Sakura dalam ribuan tanya yang hanya akan memperburuk situasi Sakura.

"Tidak ada..." Sakura tersenyum lagi, lalu menyeka sudut matanya yang basah. "Hanya Kiba menjadi Kiba."

"Apa maksudnya?"

Sakura menggeleng. "Bukan sesuatu yang perlu kau cemaskan, Sasuke-nii. Aku..., aku baik."

"Kau jelas sekali tidak dalam kondisi baik."

"Apa sangat kelihatan...?"

"Kau tidak perlu menyembunyikan perasaanmu," ujar Sasuke, ketulusan dalam suaranya menghangatkan hati Sakura. Membuatnya seperti menemukan tempat teraman di dunia. Sakura menatap Sasuke dan sedikit demi sedikit, kesedihan yang ia pendam naik ke permukaan. Memenuhi dadanya dengan rasa sesak yang menyakitkan.

Saat itu pula, ketika Sasuke melihat Sakura dalam wajah yang perlahan-lahan memerah dan air mata yang tumpah, Sasuke menarik Sakura dengan lembut ke dalam dekapannya. Ia memberikan Sakura dekapan hangat sementara Sakura menyatu rapat di dadanya, menangis dengan nyaman dengan isakan teredam.

Sasuke mengusap surai merah muda panjang Sakura. Merasakan rambut yang seperti benang-benang halus itu menyelip di jari-jarinya, ditelusurinya helai demi helai selagi Sakura menumpahkan perasaannya, emosinya di dadanya.

Sesungguhnya, Sasuke tidak benar-benar paham apa yang terjadi di antara Kiba dan Sakura. Antrean di kasir toko itu memakan waktu yang tidak Sasuke duga, akan lama. Sasuke tidak mengerti situasinya secara mendetail, tapi Sasuke merasa sangat bersalah di sana.

Andai saja ia tidak membiarkan Sakura pergi sendirian. Andai saja ia menjaga Sakura tetap di sisinya.

"Maaf," kata Sakura, begitu tangisnya mereda. "Aku..., aku tidak menyangka akan menjadi seperti ini." Sakura kecewa pada dirinya sendiri yang sudah menunjukkan sisinya yang lemah pada Sasuke.

Sakura hanya tidak bisa menahan dirinya, dan Sasuke terlihat sangat hangat, sangat baik dan sangat aman untuknya.

"Kau tidak perlu meminta maaf padaku." Sasuke menyeka sisa air mata yang bertengger di dagu Sakura. "Kau tidak melakukan kesalahan apa pun."

"Aku merusak kencannya."

Sasuke terkekeh tipis. "Mantan kekasihmu muncul dan merusak kencan kita, kau tidak. Lagipula, ini hanya kencan pertama..., kau masih bisa memberikanku kencan sempurna ala Haruno untuk beberapa Minggu lagi."

Benar, mereka masih bisa berkencan beberapa kali lagi, sebelum musim semi.

Tapi, tetap saja...

"Aku ingin meninggalkan kesan yang sempurna dan istimewa hari ini...,"

"Ini adalah kesan yang istimewa," sahut Sasuke. "Tidak sempurna, tapi..., aku akan mengingat ini, suatu hari nanti..., dan aku akan tertawa."

"Tertawa?"

ALLURING (SASUSAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang