Kendati Haruno Sakura sudah membuat Sasuke sangat kesal, Sasuke tidak bisa berlama-lama marah pada gadis itu. Pada malam hari, ketika ponselnya tidak mau berhenti berbunyi, ketika Sakura terus menerornya dengan berbaris-baris pesan, terus menerornya dengan panggilan, Sasuke memutuskan menerima permintaan maaf Sakura.
Sasuke bilang, dia akan memaafkan kebodohan Sakura selama Sakura tidak melontarkan lelucon kotor seperti tadi lagi, dan sebagai tanggapan, Sakura memberikannya sumpah persetujuan—terlalu berlebihan, tapi itu lebih baik.
Tidak hanya mereka berdamai, pada keesokan harinya, tepat jam 10 pagi, Sasuke muncul di depan rumah keluarga Haruno untuk menjemput Sakura. Mereka akan berkencan.
Sebuket bunga mawar berwarna merah muda berada di dekapan Sasuke, ia berikan pada Sakura yang menyambut kedatangannya dengan gembira. Sasuke lalu berpamitan pada Mebuki dan Kizashi, meminta izin membawa puteri mereka pergi, dan kedua orang tua Sakura tersebut memberikan persetujuan dengan raut menyimpan ketidak-senangan.
"Kau bertingkah sangat sopan, aku terkesan." Sakura berkata saat masuk ke mobil Sasuke. Mata Sakura memindai pria itu yang nampak keren dalam pakaian kasual berupa sweater abu-abu tua yang lengannya tergulung hingga siku, dan celana hitam.
Tidak hanya keren, Sasuke juga terlihat hangat. Badannya terlihat hangat, tapi manik hitamnya yang terlihat begitu minim afeksi membuat wajah tampannya menjadi sangat dingin dan suram.
"Apa yang mengesankan dari itu?" Sasuke lalu berpaling dan melihat Sakura malah duduk menyamping menghadapnya. "Pakai sabuk pengamanmu," ujar Sasuke lagi.
Sakura menuruti perintah Sasuke dan disaat bersamaan menjawab pertanyaan Sasuke. "Terkesan saja. Kau terlihat cerdas dan hebat."
"Apa kau tidak pernah melihat pria yang sopan sebelumnya?"
Sakura menggeleng, "Sudah, tentunya. Cuma, mereka tidak sekeren dirimu."
"Itu berarti kau terkesan padaku, bukan pada kesopananku."
"Oh?"
Sasuke merotasikan mata. "Mau ke mana kita hari ini?"
"Apa kau punya ide?"
"Kencan ini adalah idemu, kan?"
"Ya, tapi..., aku takut kau tidak suka dengan ideku..." Bibir Sakura jadi manyun 3 centi. Sasuke melihatnya dan hanya menghela napas.
"Lakukan apa yang kau suka, aku tidak akan keberatan."
"Kau yakin?" dan menjawab pertanyaan antusias Sakura, Sasuke pun mengangguk.
***
Semalam hujan salju dan jalanan yang licin membuat Sakura enggan membawa Sasuke berjalan-jalan mengelilingi kota. Sakura memilih mengajak Sasuke melakukan aktivitas indoor seperti singgah ke sebuah coffee shop dan menikmati secangkir kopi sambil mengobrol.
Sakura sebenarnya tidak begitu suka kopi, tapi karena website dating coach yang dia ikuti menyarankan untuk pasangan menikmati coffee dates musim dingin ini, Sakura pun mengajak Sasuke ke coffee shop. Begitu Sakura menyesap kopi di gelasnya, Sasuke di seberang meja sudah bisa menebak kalau gadis itu tidak memiliki minat pada kopi.
"Kita seharusnya singgah ke dessert cafe daripada ke sini." Sasuke bicara dengan campuran keprihatinan. "Kenapa kau malah mau bersantai di sini?"
"Dessert cafe memang nikmat, tapi..., karena ini kencan, aku tidak mau egois dan membuatmu tidak nyaman." Sudut bibir Sakura turun dengan sedih. "Lagipula, Anko-sensei merekomendasikan coffee dates sebagai aktivitas kencan yang paling seru musim dingin ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLURING (SASUSAKU)
FanfictionMereka adalah kisah asmara yang kacau dan berantakan. ALLURING © Vivianne. NARUTO © Masashi Kishimoto.