Malam itu, setelah tugas mereka selesai, suasana sekolah mulai sepi. Fajar, Andre, dan Adel sudah pulang lebih dulu, meninggalkan Salsa dan Rizal yang masih duduk santai di bangku dekat parkiran. Salsa melirik ke jalan raya yang semakin sepi, matanya sedikit lelah tapi tetap senang karena akhirnya tugas yang mereka terima selesai juga
Salsa menarik napas panjang, lalu melirik ke Rizal yang sedang memeriksa motor di sebelahnya
"Akhirnya selesai juga, ya, Zal. Lumayan cape juga sih," katanya dengan senyum kecil, sambil sedikit meregangkan punggung
Rizal tersenyum dan mengangguk, “Iya, njir tapi walaupun cape, seru juga sih ngerjainnya bareng bareng. Jadi nggak kerasa berat banget, kan?”
Salsa mengangguk setuju. "Iya, bener banget. Tapi gue nggak ngerti, kenapa sih Dion bisa kasih hukuman segitunyaa? Hahaha."
Rizal cuma tertawa kecil. "Ya gitu deh, Sa. Kalo dia lagi mode tegas ya gitu, kadang harus kayak gitu dulu biar kita ngerti. Tapi gue yakin kok, dia juga nggak cuma marah marah. Dia tuh pengen ngajarin kita lebih baik aja."
Salsa tersenyum, tapi saat itu, tiba tiba suara derap langkah kaki datang menghampiri mereka. Mereka berdua menoleh, dan Salsa langsung terkejut melihat Dion yang muncul dengan senyum lebar, berjalan santai dari arah mereka
Dion menyandarkan tubuhnya di motor, matanya menyapu sekeliling tempat parkir yang mulai sepi
"Jadi, tugasnya udah kelar semua, nih?" tanya Dion, senyumannya masih lebar
Salsa mengangguk, meski matanya mulai terasa lelah
"Iya, akhirnya kelar juga. Lumayan cape, sih," jawabnya sambil mengusap leher yang sedikit pegal
Rizal ikut mengangguk, "Tapi seru juga, ya. Nggak kerasa banget kalo ngerjainnya bareng bareng."
Dion tersenyum mendengar itu. "Seru, ya? Gue juga seneng liat semua orang bisa bareng bareng ngerjain tugas. Tapi ngomong ngomong nih, yang lain mana? Kok cuma kalian berdua yang masih di sini?" tanyanya sambil menoleh, mencari keberadaan teman teman yang lain
"Mereka udah pulang, sih. Kayaknya udah pada cape." jawab Salsa
Dion mengangguk, tapi tiba tiba senyumnya berubah nakal
"Oh, gitu ya? Terus kalian berdua, masih betah aja di sini?" tanyanya, matanya menatap Salsa dan Rizal dengan canda
Salsa langsung merasa canggung, matanya menatap ke arah lain. "Iya, cuma ngobrol aja bentaran." jawabnya
Rizal ikut mengangkat bahu sambil tersenyum. "Iya, Lagian, nggak ada salahnya ngobrol sebentar."
Dion tersenyum lebih lebar, lalu melirik ke Salsa dan Rizal. "Hmm, seru ya ngobrol berdua terus kayak gini? Kalian pacaran, ya?" tanya Dion sambil menggoda
Salsa langsung terdiam sejenak, wajahnya merona. "Hah? Pacaran? Nggak lah, kita cuma temenan," jawabnya cepat, mencoba mengalihkan perhatian
Rizal ikut tertawa kecil, mencoba meredakan ketegangan
"Iya, pacaran apa. Cuma temen aja kok," jawabnya santai
Dion hanya tertawa geli melihat reaksi mereka berdua. "Gue sih, liatnya kalian tuh kayak pasangan yang pas banget. Nggak ada yang tau kedepannya gimana, kan? Hahaha."
Salsa dan Rizal saling pandang, wajah mereka semakin canggung, tapi senyum kecil tak bisa disembunyikan
"Udah deh, Dion, jangan godain kita mulu," kata Salsa, sambil mendorong pelan tubuh Dion
Tak lama kemudian Salsa dan Rizal terkejut, melihat seorang gadis yang berjalan dengan langkah cepat sambil memegang beberapa kantong plastik yang berisi makanan. Wajahnya cerah dan penuh semangat, dengan senyum yang manis banget, kayak habis makan es krim
KAMU SEDANG MEMBACA
The Value of Trust
Misteri / ThrillerLima sahabat yang sedang bersekolah di daerah Bandung terjebak dalam misteri kematian yang mengguncang sekolah mereka. Saat berusaha mengungkap kebenaran, persahabatan mereka diuji oleh rahasia rahasia yang perlahan terungkap. Di antara ketegangan d...