Taehyung membuka 3 dus miliknya lalu melihat barang-barangnya. "Aih, terlalu banyak yang aku masukkan ke sini." katanya. Ia memindahkan barang-barangnya, menempelkan poster, menaruh buku-buku yang diberikan oleh dosennya, juga merapikan baju-bajunya. Ia mendapat LINE dari teman sekelasnya, Choi Youngjae.
'Kau pindah rumah? Kuliah makin jauh dong.'
Taehyung menatap pesan itu lalu mengetik balasannya.
'Begitulah, Bang PD-nim menjauhkan kita semua dari Seoul.'
Tak lama kemudian, Youngjae membalas pesannya lagi. Kali ini, Taehyung terkejut membaca pesan dari temannya itu.
'Kau pindah ke Rumah Blackwood itu? Hati-hati saja...'
'Hati-hati bagaimana?'
'Kau tahu rumah itu termasuk rumah paling seram di Korea.'
BRUK!!
Buku-buku miliknya jatuh ke lantai. Taehyung melihat buku-bukunya dengan tatapan horor. Ia langsung membenahi letak-letak bukunya.
'Jangan membicarakan keangkeran rumah ini lagi, Jay. Aku tidak mau mendengarnya.'
'Kan aku hanya memperingatkan dirimu.'
'Terserah kau saja....'
Taehyung mengunci HP-nya lalu merebahkan diri di tempat tidur. "Waaaaahem~" ia menguap lebar-lebar. Ia memejamkan matanya, namun ia merasa ada yang menetes dari atas plafon kamarnya.
Tes!
"HYUNG! Plafonnya bocor ya?" ia memanggil Seokjin dari kamarnya dengan suara keras hingga terdengar sampai lantai bawah.
Tes!
"Bocor? Enggak deh, aku tidur biasa aja tuh." Seokjin menjawab pertanyaan Taehyung dari lantai bawah, dan tak kalah nyaringnya.
Tes!
Taehyung melihat tetesan itu, ia merengut sebentar lalu ia menyadari bahwa yang menetes tersebut adalah darah.
Ya, darah itu menetes dari atas plafon kamarnya.
***
"JUNGKOOK!!!!"
Jungkook terkejut melihat Taehyung yang berlari ketakutan menuju kamarnya. "Ada apa, Hyung?" tanyanya. "Coba lihat ini!" kata Taehyung sambil menunjukkan jari telunjuknya yang penuh dengan darah. "Kau terluka?" tanya Jungkook santai. "Bukan, di plafon kamarku! Tetesan darah!" kata Taehyung. "Ah, masa sih. Coba lihat ah di kamarmu." kata Jungkook. "Lihat saja sendiri! Aku serius!!" kata Taehyung.
Jungkook berjalan menuju kamar Taehyung dan membuka pintu kamar itu. Taehyung yang berada di belakangnya langsung terkejut melihat seisi kamarnya. "Ti-tidak mungkin....." gumamnya.
Kamar itu terlihat bersih, tak ada darah satupun yang terlihat di tempat tidur. Taehyung terkejut bukan kepalang. Ia meraba-raba seprainya, bersih. Ia juga melihat jarinya, darah itu sudah hilang. "K-kenapa....." Taehyung tidak percaya akan apa yang dilihatnya. "Kau jangan bercanda..." gumam Jungkook lalu meninggalkan Taehyung di kamarnya sendirian. "Aih, aku serius!"
Tes.
Darah itu menetes lagi.
***
Hoder mendatangi Taehyung yang sedang berjongkok di depan kamar nomor 8. "Sedang apa, nak?" tanyanya. Taehyung menghela nafas. "Hoder-hyung, di kamarku sering sekali ada darah menetes." kata Taehyung. "Oh benarkah? Aku baru tahu itu terjadi." kata Hoder. "Itu darah siapa, Hyung? Tidakkah kau merasakannya?" tanya Taehyung. Hoder mengedikkan bahu. "Aku juga tidak tahu.." gumamnya.
"Pergilah kau dari kamar itu." kata Hoder. Taehyung mengangguk lalu beranjak pergi menuju kamarnya. Dan ia menemukan Namjoon sedang membereskan bukunya.
"Oi, hyung. Kau mencari apa ke sini?" tanya Taehyung. "Headphoneku, kau yang terakhir meminjamkannya kan?" tanya Namjoon. "Tapi kan aku sudah ngembaliin." kata Taehyung.
Tes.
Lagi-lagi darah itu menetes, kali ini tepat di wajah Namjoon. "Darah siapa ini?" tanyanya. "Aih, jangan tanyakan itu lagi padaku, darah-darah itu sudah membuatku gila." kata Taehyung. "Sebentar, sepertinya aku menemukan sesuatu." kata Namjoon, ia melihat ada sesuatu yang aneh di balik rak bukunya.
"Apa ini?" tanya Namjoon. Taehyung mengedikkan bahunya. Ia baru akan menggeser rak buku itu, namun tidak jadi karena Yoongi mendatangi mereka. "Makan siang dan latihan. Cepetan."
Tes. Tes.
Dua tetes darah berhasil mendarat halus di wajah Yoongi.
ㅡtbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Room No. 8
FanfictionBoy-group ini baru saja menuai kesuksesan mereka, dan mereka berpindah ke sebuah rumah yang dibelikan oleh pihak manajemen mereka. Rumah itu besar, megah, dan mewah sekali. Rasanya tidak bisa dipercaya kalau rumah itu bisa dibeli dengan harga yang s...