HELP ME.
"Seokjin-hyung!!!!"
"CEPAT TOLONG DIA!!!"
"Bagaimana caranya?!"
Mereka sekuat tenaga membebaskan Seokjin dari jebakan itu. Namun nihil. Ia tetap terkurung di dalam.
"Tolong..."
Laki-laki itu menggumamkan suara yang tidak terdengar.
"Bagaimana ini..."
Yoongi memijat pelipisnya. Ia pusing. "Oh Tuhan..." gumam Jungkook.
Dan Seokjin yang lagi satu tiba-tiba berubah menjadi seekor ular.
"....ular...."
Seokjin yang masih ada di dalam menghela nafasnya. Ia ingin menyelamatkan teman-temannya namun ia tak bisa keluar dari jebakan itu. "TEMAN-TEMAN!!!!" ia hanya modal teriak saja.
Ular itu mendekati Taehyung, siap melilit laki-laki itu.
"Oh tidak....."
Jimin dan Jungkook menjauh dari tempat mereka dan memutuskan untuk diam di pojok ruangan.
Mereka bersandar di rak buku yang tersimpan rapi.
Namjoon sepertinya menyadari sesuatu.
"Ah! Taehyung! Menjauh! Ke arah Jimin dan Jungkook! Sekarang!"
Taehyung memundurkan langkahnya menuju tempat Jimin dan Jungkook.
Ular itu menatap ke arah Namjoon.
"Geser buku putih nomor 2!"
"Yang mana?!"
"Nomor 2! Paling kiri!"
"Kok.....kamu....tau, Namjoon?" Yoongi melirik ke arah Namjoon. Badannya bergetar. "Aku menyadari ini bukan di kamar No. 8. Ini kamarmu sendiri, Taehyung! Cepat-cepat geser bukunya! Bukunya aja!!"
Pantas saja, kamar Taehyung adalah kamar yang paling aneh. Bahkan lebih aneh dari kamar No. 8.
Taehyung dengan sigap menggeser buku nomor 2 yang dimaksud.
Zap!
Seketika, mereka muncul di sebuah dunia yang baru mereka lihat.
***
"Ini dimana...."
Jimin menggaruk-garuk kepalanya. Tak ada siapapun di sebelahnya.
"Jungkook!"
"Taehyung!"
"Namjoon-hyung!"
"Hoseok-hyung!"
"Yoongi-hyung!"
"Seokjin-hyung!"
Lelah mengabsen semua member, Jimin berjalan entah ke mana. Ia bingung. Semuanya terasa asing baginya.
"Ini arahnya kemana ya.... Duh, mana IQ tidur lagi...." gumamnya. Andai saja Namjoon tidak menyuruh Taehyung mengambil buku putih tadi, pasti ia tidak tersasar!
Namun, kalau Taehyung tetap diam, tentu saja mereka semua celaka.
"Fokus ke depan saja...."
"Tidak... Kau harus belok kiri!"
"Fokus fokus..."
Jimin mendengar sayup-sayup suara yang mengganggu pendengarannya.
"Siapa nih?"
Terdengar suara kikikan geli.
"Ini aku~"
Boom!
Muncullah seorang perempuan bertudung merah, ia menunduk, tidak memperlihatkan wajahnya.
Namun auranya terasa seram.
"S-siapa kau....?"
"Aku?"
"Ya iyalah, memangnya aku ngomong sama siapa lagi? Oh Tuhan..."
Jimin berjalan dengan langkah gontai. Ia tak tahu harus berbuat apa. Perempuan itu terus-terusan mengikuti dirinya.
Semakin cepat ia berjalan, semakin cepat juga perempuan itu mengikutinya.
Perasaan Jimin mulai tidak enak. Ia berlari sekencang mungkin, namun perempuan itu berlari lebih kencang lagi.
Ia jadi bingung, ia sebenarnya menyelamatkan diri atau balap lari jarak pendek?
Tiba-tiba, ia merasa seseorang menyelamatkannya. Ia jatuh terperosok di rerumputan yang penuh dengan akar yang entah darimana sumbernya. Dan ia melihat seseorang yang sudah menyelamatkannya tadi.
"HODER!!!!!"
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Room No. 8
FanfictionBoy-group ini baru saja menuai kesuksesan mereka, dan mereka berpindah ke sebuah rumah yang dibelikan oleh pihak manajemen mereka. Rumah itu besar, megah, dan mewah sekali. Rasanya tidak bisa dipercaya kalau rumah itu bisa dibeli dengan harga yang s...