19.

848 54 5
                                        

"hmmmm nyam nyam, Pi? Mami mana? Kok masih belum kesini?" Zayn sedang makan dengan disuapi oleh Drix.

"Nanti ya... Bentar lagi Papi akan jemput Mami oke?" Bujuk Drix pada Zayn yang tadinya sudah membuat wajah merengutnya

"Hmmm okeh! Janji ya Pi!"

"Iya sayang, ini makan lagi, tapi nanti disini di teman i sama Abang sama Kakak ya? Mau kan?"

"Hmmmm" Zayn melihat 2 orang laki-laki yang dari tadi duduk di sofa itu dan selalu memperhatikan dirinya itu membuat Zayn sangat risih tapi bagaimana lagi? Mereka adalah anak-anak dari papinya

"Boleh~~" jawab Zayn bergumam pada Drix dan mencuri-curi pandangan kearah mereka berdua

"Yasudah ini makan lagi" Drix menyuapi Zayn lagi hingga tuntas dan pergi menuju kamar istrinya, meninggalkan Arlon, Khendar dan Zayn yang berada di ruangan itu

"Baby? Kamu beneran gak inget kita?" Arlon berjalan mendekat kearah tempat ranjang Zayn.

"I-iy-iya, gak inget" Zayn melihat Arlon yang berjalan kearahnya membuat badannya bergetar ketakutan, entah apa yang dirasakannya.

"Sayang aku gak bermaksud menyakiti mu kok" Arlon berjalan lebih pelan, ia melihat wajah adiknya itu sangatlah memprihatinkan. Rasanya hati besar Arlon tergores, bukan tergores lagi tapi sudah terpotong-potong.

Zayn mendengar itu dan hanya menunduk dan menganggukkan kepalanya pelan. Sedangkan Khendar sama sekali tidak mendekati kesayangannya itu entah kenapa hatinya bergetar melihat semuanya menjadi seperti ini. Apalagi saat pikirannya ingin sekali membawa tubuhnya ke pelukan Zayn. Rasanya sangatlah berat

"Mau minum? Atau mau makan buah? Mau Abang potongin buah nya?" Tawar Arlon agar membuat adiknya menjadi tenang, dan dengan begitu Zayn hanya menganggukkan kepalanya dan melirik buah apel di meja dekat Khendar. Arlon paham dengan mata yang tertuju kearah buah apel di meja dekat Khendar

Khendar melihat mata itu seperti menatapnya tetapi ternyata tatapan itu bukan untuknya melainkan untuk yang lain.
"Arlon aku ke kantor, jaga baby, aku ada urusan" ucap Khendar yang dipahami oleh Arlon

Arlon pun berjalan kearah meja itu dan mengambil 1 buah apel dan pisau. Khendar keluar dari kamar itu setelah berpamitan dengan Arlon. Wajah Zayn memandang kepergian Khendar, ada rasa kasihan pada dirinya saat melihat wajah lesu milik Khendar. Disaat Zayn berpikir ini itu, Arlon sudah menyelesaikan mengupas buah apel dan menaruhnya kedalam piring.

"Ini Abang udah selesai mengupasnya, mau Abang suapi?" Tawar Arlon setelah menyodongkan piring yang berisi buah apel itu kedepan Zayn

"Ng-nggak usah biar aku aja" ucap Zayn gugup dan mengambil satu potong apel dan tidak semua ia ambil lalu memakannya dengan perlahan. Arlon melihat semua yang dilakukan adiknya dengan wajah sedih tetapi ada sedikit bumbu bahagia karena Zayn akhirnya sadar.

'ini semua salahku seharusnya aku tidak memberikan janji palsu, padahal aku sudah bilang bahwa aku tidak akan pernah mengingkari janji yang telah dibuat' batin Arlon sambil melihat ke arah apel. Zayn kura mungkin Arlon ingin apel itu tetapi canggung untuk memakannya karena itu dikupas untuk Zayn

"Abang? Abang makan apel itu juga gak papa kok, aku gak marah, makan aja yang banyak, di meja sana masih banyak jadi jangan takut buat makan" ucap Zayn dan netra Arlon dapat teralihkan karena mendengar adiknya akhirnya berbicara panjang dengannya, dan rasanya aneh saja apa yang dikatakan Zayn sungguh ingin membuat ia tertawa. Perkataan yang dilontarkan Zayn sungguh amat lucu.

"Hahhaha tidak perlu sayang aku tidak mau apel ini, tetapi aku mau kamu mengingat tentang kita" gombalnya pada Zayn. Walau sebenarnya itu bukanlah gombalan tetapi permintaannya

New Possessive Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang