Episode (11) Late Night Talking

464 26 11
                                    

"Eeeh... gimana maksudnya ci?" tanyaku sedikit bingung dengan apa yang telah diucapkan oleh Gracia barusan

"Iya, posisi kita aneh kan? gue cowo gapunya pacar, dikelilingin sama 3 cewe-cewe cakep. 2 nya lagi tidur 1 nya enggak" Tambah Gracia

"Bentar lu mau ngapain sih ci?" Tanyaku kembali yang sekarang malah menjadi bingung ditambah takut

"Duuh masa ga paham sih. Gue mau lo anjir. Gue mau nyobain apa yang gak biasa gue rasain di badan gue. Boleh ya? CI GRACIA?" Jelas Gracia yang nafsunya sepertinya sudah memuncak

Layaknya sebuah mimpi yang tiba-tiba berubah menjadi nyata, semua fantasiku muncul di depan mataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Layaknya sebuah mimpi yang tiba-tiba berubah menjadi nyata, semua fantasiku muncul di depan mataku. Hanya saja kali ini akulah yang berada di kursi penumpang, akulah Shania Gracia itu. Ketakutanku kini sedikit demi sedikit kukonversikan menjadi cinta dan nafsu. Liat saja kamu Gracia, kamu salah pilih lawan bermain.

"yaelah ini BERONDONG nakal banget? emangnya udah beneran siap kalo CICI giniin?" Jawabku sambil memegang buah zakarku yang sekarang sedang dimiliki Gracia. Aku sangat amat paham bahwa Gracia akan kaget dengan sensasi rangsangan pada buah zakar. Terlihat dari ekspresinya yang sedikit melotot.

"Looh katanya berani, Yom? diginiin dikit udah kaget" Ledekku

"Yyy... yyaa.. kasih aba-aba dong! lagian lu mah enak udah tau kelemahan gue dimana! curang-curang" Gerutu Gracia

"Yaaa bukannya lu harusnya juga tau kelemahan gue? ayo dong serang gue. Serang gue sama kelemahan yang gue gak tau itu, Yom" Godaku pada Gracia

"Okeh, gue bales ya"

Gracia mulai menjamah sedikit demi sedikit daripada tubuhku. Dimasukkannya tangan besar miliknya ke dalam bajuku yang ketat. Sekujur bulu kuduk pada tubuhku bergidik saat sentuhan tangan Gracia mengenai suatu spot pada tubuhku. Tiba-tiba sebuah senyuman muncul dari wajah Gracia

"Jackpot" ujar Gracia

Gracia segera melepaskan setiap kancing yan berada pada pakaianku dan menarikku untuk duduk di pahanya. Dengan Perlahan ia menjilati bagian leherku sambil sesekali menciumnya. Aku sedikit bingung dengan apa yang Gracia lakukan, namun tetap mengikuti tempo bermain Gracia agar tidak terlihat canggung. Aku membalasnya dengan memainkan penis Gracia naik dan turun, sesekali mencoba untuk memberikan garukan kecil pada kepala penis yang sedaritadi telah mengembang ukurannya secara bertahap. 

Ciuman Gracia terhenti sesaat setelah ia merasakan ada yang keluar sedikit dari alat kelaminnya. Momen inilah yang aku gunakan untuk memutarbalikkan keadaan. Aku naikkan posisi dudukku dan mencium bibirku dengan penuh nafsu. Gigi kami sedikit terantuk namun sepertinya Gracia sudah terlalu nyaman dengan keadaan ini sehingga ia tidak bereaksi apa-apa. Aku melanjutkan gerakanku dengan memberikan sebuah kecupan pada leher Gracia dan kulanjutkan dengan memberikan sedotan yang dahsyat. Gracia mengerang sedikit kesakitan, sambil sesekali membelai rambut panjang milikku

Our Little ZEEcretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang