XLIII

1K 276 42
                                    

🫧VOTE DULU TARGETNYA SEBANYAK MUNGKIN🫧

✧・゚: *✧・゚:*

Urusan perihal baju seragam dan foto latar biru sudah diselesaikan dikemudian hari. Hal itu langsung selesai dalam 1 hari semuanya selagi menunggu untuk jadwal Kala yang akan bertemu ketua persit dan jajaran. Selagi menunggu tentu prewedding harus segera dilakukan. Prewedding yang dilakukan di studio ternama dengan pergantian baju 4 kali dengan 4 tema berbeda. 1 tema Hadden dengan baju kebesarannya dan Kala dengan blazernya. 2 tema dengan pakai baju loreng dan persit. 3 pakai adat Jawa dan keempat adat dari keluarga Hagia. Pokoknya ini jauh dari perkiraan Kala, dulu dia sangat menginginkan prewedding foto di luar negeri. Dimana saja asal luar negeri sekalian jalan jalan, ternyata harapan tak seindah realita.

Semua urusan Kala juga akan menjadi urusan Hadden juga. Tentu saja dia diantarkan Hadden kesana kemari untuk melengkapi. Hari ini Kala harus bersiap pagi pagi dengan baju hijau kacang ijo itu dengan rambut disanggul kecil. Simple dan elegan. Orang juga pasti tau saat melihat Kala dengan style-nya. Padahal hanya gunakan 1 cincin berlian simple, jam tangan ditangan kiri. Tapi 1 hal yang benar benar menampol, Kala menggunakan tas birkin hitamnya daripada gunakan tas persit.

"Kamu mending ganti tasnya, yakin pakai tas itu?" tanya Hadden waktu dia melongok kedalam mobil untuk membukakan pintu bagi Kala. Mereka ketemuan dikesatuan dengan Hadden yang sudah naik motor vespa matic. Dia memandang tas persit yang tergeletak di bangku sebelah dan Kala sudah memangku tas yang hampir mirip tapi sangat berbeda. Hadden sangat hafal karena kakaknya dan mamanya punya versi yang sama.

"Kenapa? kata mama kamu juga nggak masalah." bela Kala.

"Mama nggak masalah karena dulu pengajuan pasti pakai tas sejenis itu. Kalau saya sendiri masalah, pangkat saya belum setinggi itu disini. Takutnya ada istri senior yang tidak suka dan malah bikin kamu besok dimasa depan nggak nyaman. Dimusuhi senior itu nggak enak." ucap Hadden berusaha memberi pengertian.

"Kakak kamu juga pakai yang seperti ini bahkan lebih loh. Aku pake yang leather yang nggak menyala, ini kelihatan mirip." elak Kala dan membandingkan 2 barang itu.

"Kamu jangan nurut mama sama kak Nola. Mereka pengajuan dibantu kakek buyut. Kalau nggak karena kakek buyut juga itu pasti kena semprot. Sekarang kan aku yang minta kita pengajuan tanpa ada campur tangan keluarga. Jujur saya takut dibantu keluarga yang lain." ucap Hadden kemudian. Dari hati terdalamnya Hadden memang takut dibantu ini itu. Dia takut suatu saat dia jadi tidak bisa apa apa kalau semuanya dibantu. Walaupun mamanya sampai sekarang juga masih biasa saja. Ya itu namanya PRIVILEGE.

"Aku nggak pernah pakai kaya gini?"

"Gunakan diwaktu penting seperti ini saja, setelahnya boleh nggak pakai lagi. Khusus untuk pengajuan, tunjukkan kalau kita bisa merakyat." pinta Hadden yang kemudian membuat Kala memindahkan beberapa barangnya ke tas persit dengan pelan.

"Kamu cantik sekali hari ini, berbeda dari biasanya." puji Hadden tanpa aba aba yang membuat Kala salting dan hampir menjatuhkan tasnya.

"Baru nyadar kah? hari ini hanya sebagian kecil dari cantiknya aku." balas Kala tak kalah membuat Hadden tertawa.

"Diakui. Ayo?" akhirnya Kala turun dan matanya mengedar melihat rumah dinas yang lumayan bagus atau bahkan sudah di kelas bagus.

"Naik dan pegangan." suruh Hadden, Kala langsung duduk dengan menyamping dan memeluk erat pinggang Hadden. Banyak bahkan yang menatap dan tak ayal ada yang mencie ciekan Hadden waktu memboncengkan Kala.

"Itu temen kamu semua?"

"Iya se letting."

"Padahal kamu kan baru tugas diluar? masih kenal mereka?" tanya Kala penasaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Of CadencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang