Bianca gadia nakal berusia 20 tahun, suka sekali menggoda om-om yang ia temui secara sembarangan, seperti saat ini, ia sedang menggoda tukang sayur yang lewat di depan komplek rumah nya.
"Bang.. bawa terong ga?" tanya Bianca dengan wajah serius.
"Ada neng, disitu terong nya samping kacang panjang." tukang sayur itu menunjuk pada terong yang terselip di antara sayuran lainnya.
"Ah. Jelek ini mah terong nya" ucap Bianca dengan nada manja sembari di tepuk pelan terong itu ke telapak tangannya.
"Emang nyari terong yang gimana neng?" jawab nya ketus.
Abang sayur yang di perkirakan berusia 30—an itu mendelik ke arah Bianca yang menurutnya menyebalkan, tidak beda jauh dengan ibu-ibu komplek yang terlalu banyak nawar padahal yang di beli hanya sedikit.
"Yang jelas ga peot kaya gini, gak enak!" Sentak Bianca kesal melihat tukang sayur yang mendelik ke arah nya. niat ingin menggoda ia malah mendapati respon tidak enak seperti itu,
Apa cara nya salah?
Melihat respon Bianca yang tak kalah galak, "Mau di beli apa engga?" Tukang sayur itu bersiap ingin mendorong kembali gerobak nya, mengesalkan berurusan dengan remaja tanggung seperti itu! gak tahu apa dia lagi cari rejeki.
"Enggak! Sensi banget lu!" bentak Bianca membuat tukang sayur itu mengurungkan niatnya untuk mendorong gerobak yang Bianca taksir tak lama lagi akan roboh.
"Elu yang ga jelas bocah!" Tukang sayur itu menatap nyalang, kesal bukan main, perkara terong ia harus berdebat di bawah terik sinar matahari.
Bianca menghentakan kaki nya meninggalkan tukang sayur dengan perasaan kesal karena gagal melancarkan aksinya dan malah menerima respon kurang enak seperti itu.
Tidak beda jauh dengan tukang sayur yang masih kesal bukan main, terong sialan emang!
Masuk ke dalam rumah, ia menutup pintu dengan kencang, kesal ia harus kembali mengurungkan niat nya, padahal ini waktu yang pas dimana orang tua nya sedang bekerja dan ia sedang mendapat liburan semesternya.
Bianca kembali mendapatkan ide untuk menormalkan pikiran nya, masuk ke dalam kamar, membuka lemari pakaian, mengambil baju renang two piece seksi berwarna merah darah.
Ia berjalan berlenggok ke area kolam renang di belakang rumahnya yang terdapat kursi untuk berjemur serta taman belakang yang menghadap ke area kolam renang.
Perlahan-lahan Bianca menurunkan kaki telanjangnya merasakan air yang menyejukan di kala panas seperti ini. setelah seluruh badan nya masuk ke dalam kolam renang, ia mulai berenang menggerakan kaki dan tangannya. Gerakan renang Bianca tampak indah, tidak salah jika ia dulu memenangkan lomba renang indah.
Mardi tukang kebun di rumah Bianca yang sedang merapihkan dedaunan di taman belakang yang mulai rindang, ia terpukau ketika melihat anak majikannya berenang dengan pakaian yang menurutnya sangat menggoda, sampai-sampai ia tidak kuasa untuk berkedip takut kehilangan momen berharga itu.
Merasa diperhatikan, Bianca memutar tubuhnya ke arah Mardi yang masih memperhatikan Bianca tanpa berkedip. Bianca sedikit mengkerutkan dahi nya melihat ada orang lain di rumah nya, sampai ia ingat bahwa itu adalah Mardi tukang kebun yang biasanya tidak bertemu dengan dirinya karena jadwal sekolah dan tentu saja Mardi datang jam 8 pagi lalu pergi setelah pekerjaan nya selesai. tentu hal itu membuat mereka jarang melihat satu sama lain.
Mendekat ke pinggir kolam renang yang menghadap ke sebelah taman, "lagi bersihin taneman pak?" melihat banyak daun-daun jatuh di bawah tanaman nya.
"Iya non.. hehehe...." ucap Mardi salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story 21+
FantasyREPOST!!! Cerita sebelum nya ke banned. Ini bakal ttp lanjut sebagian aku post full di apk sebelah. Warning!!! This is content not for children! area 21+ Sebagian bahasanya aku perhalus. • Tidak suka dilarang iseng just skip. • Dilarang untuk me...