Lama menyimpan perasaan pada pria tua dewasa membuat Amelia sedikit frustasi, ia terus mencari cara bagaimana membuat Kakak dari papah nya itu tertarik kepadanya.
Amel kesal karena selalu terus di anggap anak kecil, padahal dirinya sudah sebesar ini bahkan bisa menghasilkan seorang anak. Namun bagi orang tua yang namanya anak masih berusia 20 tahun tetap saja masih kecil dan masih harus menyelesaikan pendidikan nya.
Seperti pada hari ini, ia dititipkan orang tua nya pada Suryo kakak dari papah nya, untuk menemani diri nya selama mereka melakukan perjalanan ke luar kota. Namun perasaan nya dongkol akibat perkataan papah nya.
"Mas sur, aku titip anak ku ya." Ucap Rahmadi kepada Suryo sambil menyentuh pundak Amel.
"Iya, aku pasti jaga anak mu, tenang aja." Jawab Suryo sambil memperhatikan keponakan nya yang terus menatap ke arah nya.
"Amel kadang suka nakal, kalo mau kemana-mana ga izin, banyak ngelawan juga, jadi kamu harus sabar-sabar ngehadepin anak aku ini." Terang Rahmadi dengan mengacak rambut Amelia yang memberengut kesal mendengar penuturan Papah nya itu, apa semua orang tua selalu menjelekan anak nya dihadapan saudaranya sendiri? pikir Amel.
Suryo tersenyum, "Namanya juga anak muda Ram, maklumin lah." bela nya yang langsung mendapatkan sambutan cerah dari Amelia.
"Tuh dengerin pah, namanya anak muda, papah kaya ga pernah muda aja." pungkas Amel selagi mengambil setoples makanan kering, dengan sesekali melirik pada om nya itu, "Papah sama mamah emang mau lama ke medan?" tanya Amel, sambil mengunyah kue kering yang berada di pangkuan nya.
"Rencana dua minggu, cuma kalo kerjaan selesai nya cepet sih, pasti pulang cepet juga."
"Ya udah, kamu gak usah khawatir Ram, anak kamu aman sama aku." ucap Suryo bergeser, duduk berhadapan dengan Amel.
Tampak Ningsih berjalan membawa nampan berisi dua cangkir kopi yang kemudian ia taruh di atas meja ruang tamu itu. "Pokoknya kamu harus sabar ya mas, ngehadapin Amel soalnya dia suka ada aja kelakuan nya." Ningsih, mamah nya Amelia kembali menimpali mengingatkan pada kakak ipar nya agar sabar menghadapi tingkah ajaib anak nya itu.
"Mah apa sih, Amel ga bakal nakal kok." Amel kesal sekali, selalu begini padahal kan dia tidak senakal itu juga.
Setelah acara titip anak itu selesai serta menghabiskan kopi yang telah Ningsih buat, tidak lama Mereka bersiap membawa koper yang sudah berisi kebutuhan mereka selama di Medan.
Suryo dan Amel mengantarkan mereka ke depan pintu.
"Jangan nakal awas, mamah sentil kamu." Ningsih mengecup kening anak nya, mengancam dengan nada becanda.
Rahmadi juga melakukan hal yang sama, "Inget jangan bikin susah om suryo." Amel mendengus, mendengar penuturan kedua orang tua nya. Capek deh!
Suryo tertawa melihat tingkah adik dan adik ipar nya itu.
"Udah sana, gak liat apa anak kalian udah di tekuk gitu muka nya." Suryo tertawa di sela ia berucap, lalu mereka bersalaman, masuk ke dalam mobil dan menghilang dengan kendaraan yang mereka naiki, meninggalkan tempat tinggal nya.
Suryo dan Amelia masuk ke dalam rumah berbarengan, "om, amel ke kamar duluan ya, mau mandi, gerah soalnya udah sore juga." mendengar penuturan keponakan nya, Suryo mengangguk lalu membiarkan Amel meninggalkan dirinya sendiri di ruang tamu.
Sesampainya ia di kamar, ternyata Amel malah membuka ponselnya dengan ceria membuka room chat grup pertemanan nya.
Genk Ge-Zzz
Amel
Gaesss... bokap nyokap gue lagi ga ada di rumah nihSyntia
Kenapa tuh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story 21+
FantasyREPOST!!! Cerita sebelum nya ke banned. Ini bakal ttp lanjut sebagian aku post full di apk sebelah. Warning!!! This is content not for children! area 21+ Sebagian bahasanya aku perhalus. • Tidak suka dilarang iseng just skip. • Dilarang untuk me...