Pertanyaan bodoh macam apa itu? Aku tertawa kecil sembari menepuk jidat. Tentu saja sekarang aku ada di kamarku sendiri. Aku segera mendudukkan diri, sadar kalau tadi hanya sekadar bunga tidur.
Thunder, nama itu memang terlalu novelable untuk menjadi orang di dunia nyata. Tidak mustahil, sih. Karena memang tunanganku juga bernama Thunder.
Baiklah, salahkan saja aku yang kemarin ngotot menghabiskan satu judul novel online sampai bab terakhir karena tertarik dengan nama tokohnya. Iya, nama tokoh couple antagonis, lebih tepatnya. Bagaimana tidak? Nama couple antagonis ngenes itu benar-benar mirip dengan namaku dan tunanganku.
Namun, jelas ceritanya sangat berbeda dengan kehidupan asliku. Hidupku baik-baik saja. Thunder punyaku, bukan yang di novel, adalah pria terbaik yang bisa memenuhi semua ekspektasiku tentang seorang pria idaman. Itu 'lah mengapa aku sangat tertarik dengan novel online itu, selain karena nama kami mirip dengan tokohnya, tetapi juga kisah kami yang sangat bertolak belakang.
Sembari menenggelamkan tubuh ke dalam bak mandi yang dipenuhi busa, aku kembali mengingat-ingat nama-nama tokoh novel online yang sampai kumimpikan itu. Jika tidak salah, nama tokoh utamanya adalah Delilah Huileen. Ceritanya, Delilah ini dulu orang tuanya dibunuh oleh orang tua Thunder, sementara orang tua Thunder dibunuh oleh orang tua Carmelyn. Jadi, Thunder berusaha balas dendam pada Carmelyn dengan menyiksanya dalam pernikahan, sementara Delilah balas dendam dengan menjadi sahabat lalu pelakor.
Ya, aku menyebutnya pelakor. Bagaimana tidak? Sudah tahu Thunder sudah menikah, tetapi semua tingkah lakunya yang pura-pura lugu itu menjadi sumber kesengsaraan yang berlipat-lipat ganda bagi Carmelyn. Inti premisnya seperti ini; Delilah berusaha menggoda Thunder, Carmelyn cemburu lalu mencelakai Delilah, Thunder yang memang punya dendam kesumat pun makin berapi-api menyiksa Carmelyn.
Novel romansa klise, tapi herannya aku sangat ketagihan membacanya sampai bab terakhir. Dan, yah, terakhir aku baca masih sampai Carmelyn dan Thunder tertabrak truk. Huhu ... bisa-bisanya scane itu sampai terbawa mimpi.
Selesai mandi, aku segera memakai dres cantik yang baru kubeli. Hari ini Thunder akan datang ke rumah lalu kami akan memilih gaun pernikahan. Aku sangat bersemangat. Tak henti-hentinya aku bergaya di depan cermin setinggi tubuhku dengan banyak pose imut dan cantik.
Drrt .... Drrt ....
Getaran notifikasi ponsel membuatku mengalihkan pandangan. Melihat nama Thunder diikuti emoticon love merah yang berjajar layaknya kereta seperti cintaku padanya, membuat semangatku makin meledak-ledak hingga tanpa sadar aku melompat kegirangan. Aku segera membuka notifikasi itu.
[From: Thunder My 😘♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Aku sudah sampai. Cepat turunlah! Papa dan Kakakmu melototiku seperti ingin menelanku bulat-bulat. 😣]
Aaaaa!
Emot apa itu?!
Bukankah emot itu terlalu imut untuk Thunder-ku. Aw!
Aku segera mengetik balasan dengan baterai penuh.
[To: Thunder My 😘♥️♥️♥️♥️♥️♥️
From: Carmelyn
Siap, Sayangkuuuuuhhh!!! 😘😘😘🥰😍❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Tunggu sebentar, aku segera turun menyelamatkanmu! Aw!!! 💪❤️🔥❤️🔥❤️🔥❤️🔥❤️🔥❤️🔥❤️🔥❤️🔥❤️🔥❤️🔥]
Aku segera berlari keluar kamar, turun ke bawah lalu sampai di ruang tamu. Benar saja, di sana sudah ada Papa dan Charles, dengan wajah masam bukan main. Sama persis dengan definisi yang dikatakan Thunder; siap menelan Thunder-ku bulat-bulat.
Suara heelsku yang mengetuk sama cepatnya dengan ritme lariku jelas mengundang perhatian semua orang. Perhatian ketiga pria di ruang tamu dengan atmosfer menegangkan itu teralih padaku.
"Aku mau ikut," tegas Charles memutuskan sepihak. "Titik!"
"Eh? Kakak mau ikut? Jangan, dong! Aku jadi nggak leluasa pilih gaunnya nanti." Wajahku langsung cemberut mendengar ide, tidak, itu pemaksaan.
Tak ingin Charles ikut dan merusak suasana romantis antara aku dan Thunder, aku segera berjalan mendekati Papa. Kupeluk Papa dengan manja, ditambah raut wajah memelas, tentu saja.
"Pa, Kakak!" aduku sembari melirik sinis pada Charles.
Melihat Papa yang malah mengalihkan pandangan ke atas seperti sengaja, membuatku kehilangan harapan.
"Papa mengabaikanku, ya?!" protesku tidak terima.
Lantas, Papa segera memandangku dan membalas pelukanku lembut. "Bukan seperti itu, tapi memang sebaiknya Kakakmu ikut. Papa juga berpikir apakah sebaiknya Papa juga ikut."
"NGGAK!"
Aku segera mendorong tubuh Papa menjauh dengan kesal. Namun, rupanya itu tidak mengubah apa pun. Keputusan akhir tetap di tangan Papa. Akhirnya, aku duduk di jok tengah, sementara Charles 'lah yang justru duduk di jok depan mendampingi Thunder menyetir mobil.
Sialan, sih, kataku.
***
Dikit aja, ya, bab ini. Ehe!
Ada yang malu gak sama polah tingkahnya Carmelyn?
🌝
Oh, ya, yang minatnya sama FL over power, ini bukan lapak yang recommend buat kamu, ya. Carmelyn sejak awal bocahnya udah menye-menye tingkat Dewi soalnya.
See you!
Dipublikasikan: 13 - 11 - 2024
With Luv,
❤️🩹
Luluk Layalie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain's Dirty Scandal
RomanceBos Besar langsung panik saat calon istri yang bakal jadi objek balas dendam atas kematian ortunya mendadak tantrum ingin membatalkan pernikahan di H-3 pernikahan. Carmelyn, mendadak dapat ingatan dari kehidupan sebelumnya. Ternyata selama ini Carm...